Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Tiang Roboh dalam Kecelakaan Truk Maut di Bekasi, Pengamat: Keberadaannya Tidak Layak dan Berbahaya

Kompas.com - 31/08/2022, 14:38 WIB
Larissa Huda

Editor

Sumber Kompas TV

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan tunggal truk terjadi di Jalan Sultan Agung KM 28,5 Kelurahan Kota Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (31/8/2022) siang.

Truk tersebut menabrak tiang komunikasi di depan SD Negeri Kota Baru II dan III Bekasi hingga roboh. Akibat kecelakaan itu, 10 orang tewas dan 20 lainnya luka-luka.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, tiang tersebut jatuh melintang di kedua sisi jalan sehingga menghambat lalu lintas. Tiang telekomunikasi itu juga menimpa beberapa kendaraan yang melintas.

Baca juga: Kecelakaan Truk Maut di Bekasi, Tiang yang Roboh Melintang Tutupi Jalan

Pengamat transportasi, Azas Tigor Nainggolan, mempertanyakan keberadaan tiang base transceiver station (BTS) tersebut. Menurut Tigor, pemasangan tiang harus dicek penempatannya yang berada di pinggir jalan itu.

"Kalau saya lihat, menara itu tidak layak berada di situ dan terlalu dekat dengan jalan dan berbahaya," tutur Tigor dikutip dari program Breaking News Kompas TV, Rabu (31/8/2022).

Tigor mengatakan Pemerintah Kota Bekasi juga harus mengevaluasi keberadan tiang komunikasi yang ikut ambruk dalam kecelakaan mau itu.

"Kenapa kok bisa tiang BTS bisa dikasih izin di sana. Apakah mereka tidak memperhitungkan bahwa itu daerah milik jalan (damija). Makanya harus dicek lagi," tutur Tigor.

Menurut Tigor, seharusnya dalam pemasangan tiang komunikasi itu disediakan ruang cukup bebas dari risiko lain, salah satunya dari daerah milik jalan ini.

Baca juga: Korban Kecelakaan Truk Maut di Depan SD di Bekasi Dilarikan ke RSUD Kota Bekasi dan RS Ananda

"Tapi ini kan langsung ada BTS, kalau ada kejadian ini jadi lebih berbahaya lagi. Ini juga harus bertanggung jawa pemilik menaranya," tutur Tigor.

Adapun kecelakaan itu turut menyebabkan kemacetan panjang. Padahal, jalan tersebut merupakan akses yang kerap digunakan masyarakat yang tinggal di Bekasi menuju Jakarta.

Pada saat jam berangkat dan pulang kerja, jalan tersebut selalu dipadati oleh kendaraan bahkan tak jarangterjadi macet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com