JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat bergerak menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Pada hari ketiga sejak naiknya harga BBM, sejumlah elemen mahasiswa dan masyarakat di berbagai daerah turun ke jalan menyuarakan penolakan.
Di Jakarta saja, pada Senin (5/9/2022) kemarin, setidaknya ada 19 elemen masyarakat yang menggelar aksi unjuk rasa untuk memprotes kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.
Hal itu diketahui dari pemberitahuan menggelar unjuk rasa yang diajukan ke kepolisian.
"Ada 9 titik konsentrasi massa dari 19 elemen," ujar Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Purwanta, Senin pagi.
Meski konsentrasi massa terpecah di sejumlah lokasi, namun massa paling banyak berkumpul di kawasan patung kuda Arjuna Wijaya dekat dengan Istana Negara.
Aksi sengaja dilakukan di Istana karena tuntutan untuk menurunkan harga BBM ini ditujukan langsung kepada Presiden Joko Widodo.
Pantauan Kompas.com, setidaknya ada dua kelompok organisasi mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII yang menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda.
Mereka tiba di kawasan Patung Kuda sekitar pukul 14.00 WIB.
Mahasiswa datang bergerombol sambil menyuarakan tuntutan mereka.
Terdapat satu mobil komando yang digunakan para mahasiswa untuk menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM.
Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, Mahasiswa Tiba di Kawasan Patung Kuda
Dalam unjuk rasa tersebut, massa PMII meneriakkan yel sebagai bentuk protes. "Naik, naik, BBM Naik, Tinggi, tinggi, sekali," teriak mereka.
Selain itu, pengunjuk rasa juga menyerukan kata "revolusi". Mereka juga membentangkan spanduk bernada protes, misalnya bertuliskan "BBM NAIK, RAKYAT MENJERIT".
Ketua Umum PB PMII Abdullah Syukri mengungkapkan, kenaikan harga BBM bersubsidi akan berdampak buruk bagi masyarakat menengah ke bawah.
Hal tersebut akan mempercepat terjadinya inflasi yang tinggi dan meningkatkan jumlah orang miskin di Indonesia.