Demo Kenaikan Harga BBM Usai, Massa Mulai Tinggalkan Balai Kota DKI

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengunjuk rasa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jakarta Timur mulai meninggalkan kawasan Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Timur, Rabu (14/9/2022), sekitar pukul 17.52 WIB.

Mereka berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Seorang orator sempat mengajak massa untuk berselawat. Setelah itu massa mulai meninggalkan lokasi unjuk rasa.

Sebelum meninggalkan Balai Kota, massa meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merespons tuntutan mereka dalam waktu lima hari.

Baca juga: Demo Kenaikan Harga BBM, Massa Paksa Masuk ke Balai Kota DKI

"Atas tuntutan kami, kami minta dijawab dalam waktu 5x24 jam," teriak orator.

Dalam aksi tersebut, massa juga meminta anggota DPRD DKI Jakarta turun menemui pengunjuk rasa. Namun, demonstrasi berakhir, tak ada anggota DPRD DKI yang bertemu, begitu juga dengan Pemprov DKI.

Ketika meninggalkan Balai Kota DKI, beberapa massa aksi mengucapkan terima kasih kepada sejumlah polisi yang mengawal unjuk rasa.

"Terima kasih, Pak," ujar sejumlah massa aksi.

Adapun pemerintah telah resmi menaikan harga pertalite, solar dan pertamax pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.

Harga pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter, Solar naik dari Rp 5.150 menjadi 6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia.

Baca juga: Massa Demo Kenaikan Harga BBM Paksa Masuk, Balai Kota DKI Dijaga Ketat Polisi

Namun, anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat tiga kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun.

Angka ini diperkirakan akan terus mengalami kenaikan. Oleh karenanya, pemerintah memutuskan mengalihkan subsidi tersebut ke masyarakat yang kurang mampu melalui sejumlah bantuan sosial.

"Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian," kata Jokowi.