Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DLH DKI Sebut 2 Perusahaan Ini Akan Beli RDF dari Pabrik Pengolah di TPST Bantargebang

Kompas.com - 22/09/2022, 20:30 WIB
Sania Mashabi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan meresmikan pabrik pengolah sampah menjadi bahan bakar atau refuse-derived fuel (RDF) plant di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, pada 10 Oktober 2022.

RDF Plant merupakan fasilitas untuk mengubah endapan sampah menjadi bahan bakar yang setara dengan batu bara muda.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, produk RDF dari pabrik tersebut akan dibeli oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa (Tbk) dan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI).

Baca juga: Pemprov DKI Resmikan RDF Plant di TPST Bantargebang pada 10 Oktober

"Jadi memang pembangunan RDF di Bantargebang itu akan mengolah sampah, total 2.000 ton, terdiri dari 1.000 ton sampah lama dan 1.000 ton sampah baru," kata Asep kepada wartawan, Kamis (22/9/2022).

"Hasil dari pengolahan sampah itu berupa RDF dan itu akan dibeli oleh PT Indocement dan Semen Indonesia oleh SBI," tutur dia.

Asep berharap dua perusahaan ini bisa terus membeli RDF selama 10 hingga 15 tahun ke depan.

Oleh karena itu, Ia perlu memastikan kualitas produk bahan bakar yang dihasilkan oleh pabrik RDF itu selalu baik.

"Ke depan engga hanya diterima pabrik semen, mudah mudahan kalau operasional semakin baik dan kami bisa tingkatkan produksinya, itu juga kami sedang coba koordinasi uji coba juga dengan PLTU," ujarnya.

Sementara itu, Asep belum bisa memastikan soal harga pembelian RDF karena masih dibahas oleh tim khusus.

Baca juga: Kunjungi RDF Cilacap, Dubes Denmark: Kami Minat Investasi di Pengelolaan Sampah Jadi Energi

 

Namun ia berharap, harga jual RDF dari TPST Bantargebang bisa tinggi. Dia mencontohkan harga RDF yang dihasilkan dari pabrik di Cilacap, Jawa Tengah, sekitar Rp 300.000 sampai Rp 400.000 per ton.

"Kalau dari pemerintah pusat belum ada standardisasi harga terhadap RDF ini sehingga kami terus diskusi dengan para offtaker itu sehingga disepakati harga yang akan kami gunakan," ungkapnya.

"Kalau dilihat batu bara ini harga sedang tinggi, dan mudah-mudahan harga RDF ini bisa tinggi, kalau yang sudah terjadi di Cilacap itu PT SBI beli harga RDF kisaran Rp 300.000 sampai Rp 400.000 per ton," ucap dia.

Dikutip dari Kompas.id, RDF merupakan energi yang diklaim lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan sebagai salah satu bahan bakar alternatif pada pembangkit listrik dan industri semen.

Menurut Asep, proses pelelangan terkait pembangunan RDF plant dilakukan pada akhir 2021. PT Adhikarya Persero Tbk dan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama KSO menjadi pemenang lelang.

Baca juga: Pemprov DKI Bangun RDF Plant untuk Olah Sampah di TPST Bantargebang Jadi Bahan Bakar

Pemprov DKI Jakarta juga mendapatkan hibah aset Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih. PLTSa ini merupakan proyek yang dikembangkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

PLTSa merupakan pilot project pengelolaan sampah secara termal yang didesain untuk beroperasi secara berkelanjutan menggunakan bahan bakar sampah. PLTSa disebut mampu mengolah 100 ton sampah per hari dan menghasilkan listrik 700 KW.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com