Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Warga Korban Kebakaran di Menteng Butuh Bantuan Obat-obatan dan Kebutuhan Balita

Kompas.com - 27/09/2022, 14:30 WIB
Reza Agustian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan warga terdampak musibah kebakaran di Jalan Cikini Kramat, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (27/9/2022).

Ketua RT 004 RW 01 Kelurahan Pegangsaan Ahmad Yani mengatakan, saat ini warga terdampak kebakaran membutuhkan bantuan seperti obat-obatan serta kebutuhan untuk balita.

"Mungkin semacam obat-obatan, tapi dokter sudah ready tiga orang, tiga orang dokter itu mempersiapkan kalau korban kebakaran ada yang sakit," kata Yani saat ditemui di lokasi, Selasa.

Baca juga: 21 Bangunan Semipermanen Terbakar di Menteng, 500 Jiwa Terdampak...

Selain obat-obatan, kata Yani, para korban yang terdampak juga membutuhkan berbagai keperluan balita.

Menurut dia, laporan mengenai akan ada bantuan semacam susu atau minyak telon sudah ada, tetapi hingga saat ini bantuan tersebut tak kunjung tiba di posko kebakaran.

"Diinformasikan sih ada susu tapi masih di jalan kalau enggak salah, tadi pagi sudah koordinasi dengan RW," ungkap dia.

Yani mengungkapkan, saat ini warga Jalan Cikini Kramat telah menerima bantuan dari berbagai pihak seperti makanan, baju, dan selimut.

"Tapi mungkin yang pertama isi perut dulu ya seperti makanan, minum, sama tempat istirahat, kebetulan kalau tempat istirahat ini sudah disediakan di dekat pos RW posko darurat kebakaran," ucap dia.

Baca juga: Cerita Korban Kebakaran di Menteng Selamatkan Diri Bersama 4 Anaknya, Api Muncul Saat Mereka Tidur Nyenyak

Adapun kebakaran diduga pertama kali muncul dari kompor gas salah satu pedagang bubur yang berada di permukiman warga tersebut sekitar pukul 04.35 WIB.

"Kronologi dari kompor gas lapak produksi bubur," kata Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Pusat Asril Rizal.

Dalam upaya pemadaman api, Sudin Gulkarmat Jakarta Pusat mengerahkan 17 unit mobil damkar serta 85 personel.

Asril menambahkan, akibat kebakaran tersebut, satu orang mengalami luka bakar.

"Satu orang mengalami luka bakar sekitar 50 persen," ucap Asril.

Baca juga: Kisah Warga Menteng Berjibaku Padamkan Api Sebelum Damkar Datang, Tangan dan Kaki Alami Luka Bakar

Diwawancarai terpisah, Lurah Pegangsaan Sendi Yusuf Maulana mengatakan, berdasarkan data sementara, sebanyak 21 bangunan semipermanen hangus dilalap kobaran api.

"Obyek terbakar rumah tinggal. Estimasi 20 rumah di RT 004 dan estimasi satu rumah di RT 015, total 21 rumah," kata Sendi.

Sendi mengungkapkan, sebanyak 41 kepala keluarga atau 500 jiwa terdampak akibat kebakaran pada area seluas 2.000 meter persegi itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com