Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerkosaan Anak terjadi 3 Kali di Jakut, Kak Seto: Ini Fenomena Gunung Es

Kompas.com - 03/10/2022, 17:37 WIB
Zintan Prihatini,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pemerkosaan anak tiga kali terjadi di Jakarta Utara (Jakut) dalam rentang waktu yang berdekatan.

Terbaru, seorang remaja berinisial R (14) di Kelapa Gading, Jakarta Utara jadi salah satu korban kekerasan seksual.

Remaja tersebut diduga diperkosa sebanyak dua kali pada bulan Juni dan Agustus 2022 oleh pelaku kakak beradik yang merupakan tetangga korban.

Kasus serupa terjadi di Tugu Utara, Jakarta Utara sekitar tiga pekan lalu. Remaja perempuan berinisial D (13), diduga diperkosa oleh tiga orang pengamen di sebuah kontrakan.

Sebelumnya, P (13), juga menjadi korban pemerkosaan di kawasan Hutan Kota Rawa Malang, Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara oleh empat pelaku di bawah umur.

Baca juga: 4 Anak yang Perkosa Remaja di Hutan Kota Jakut Tak Ditahan, Hotman Paris: UU dan DPR Kita yang Salah

Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto, menyebut maraknya kasus pemerkosaan anak itu sebagai fenomena gunung es.

Dia menduga, selain tiga kasus pemerkosaan anak belakangan ini, masih banyak kasus lain yang belum terungkap

"Saya juga ingin mengingatkan ini adalah fenomena gunung es. Jadi sebetulnya nun jauh di bawah sana itu dugaan saya lebih (banyak kasus pemerkosaan)," ucap Kak Seto kepada Kompas.com, Senin (3/10/2022).

Kerap kali, masyarakat juga menutup mata karena takut dan menganggap insiden itu bukan bagian dari kehidupan mereka.

Inilah yang menyebabkan kasus pemerkosaan anak seperti fenomena gunung es.

"Cuma kadang-kadang itu kan masalah nama baik, masalah takut, kesulitan melapor. Sehingga mungkin angka-angka itu sekadar angka-angka di permukaan saja," tambahnya lagi.

Baca juga: Remaja 14 Tahun di Kelapa Gading Diduga Diperkosa Kakak Adik Tetangganya

Oleh sebab itu, dia meminta orangtua selalu memantau kegiatan anak-anak mereka. Sebab, anak adalah kelompok paling rentan mengalami kekerasan seksual termasuk tindak pemerkosaan.

"Jadi, mohon jangan lengah. Para predator seksual itu ya di sekitar kita, dan bisa jadi orang-orang terdekat," ujar Kak Seto.

Peningkatan kewaspadaan, lanjut dia, menjadi kunci utama untuk menutup celah atau kesempatan para predator seksual yang mengincar anak-anak.

Kak Seto pun mendorong masyarakat turut serta melakukan langkah-langkah pencegahan guna menjaga hak terhadap perlindungan anak.

"Itu yang selalu kami kampanyekan dari tahun 2011 lalu, mengampanyekan pentingnya pemberdayaan masyarakat. Bahwa yang paling bisa mengetahui, melapor, bisa bertindak adalah masyarkat sendiri," imbuhnya.

Baca juga: Seorang Remaja Diduga Diperkosa 3 Pengamen di Kontrakan Dekat Kawasan Jakarta Islamic Centre Jakut

Berkaitan dengan hal tersebut, Kak Seto meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membentuk Satuan Tugas Perlindungan Anak Tingkat Rukun Tetangga (Sparta).

Sparta dapat dimanfaatkan masyarakat untuk melindungi anak-anak mulai dari tingkat rukun tetangga atau RT.

Adapun Sparta telah terbentuk di lima kabupaten/kota di antaranya Tangerang Selatan, Banyuwangi, Bengkulu Utara, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bitung di Sulawesi Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com