Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Penumpukan Penumpang di Halte Transjakarta, Kartu Terblokir karena Belum "Tap Out"

Kompas.com - 04/10/2022, 15:17 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT JakLingko buka suara terkait keluhan sejumlah penumpang atas penumpukan yang terjadi di sejumlah halte transjakarta pada Selasa (4/10/2022).

Untuk diketahui, keluhan atas penumpukan penumpang disampaikan melalui media sosial seperti Instagram dan Twitter.

Direktur Utama PT JakLingko Kamaluddin menyatakan bahwa pihaknya menerapkan sistem baru di halte transjakarta, yakni setiap penumpang wajib tap out ketika keluar dari halte.

Baca juga: Penumpang Menumpuk di Halte Transjakarta Pagi Ini, Ini Penyebabnya

Menurut Kamaluddin, penumpukan terjadi karena para penumpang tidak melakukan tap out ketika terakhir kali menggunakan transjakarta.

"Kami mohon maaf apabila ada pengguna yang mengalami masalah di pagi hari karena kemarin belum tap out," papar Kamaluddin kepada awak media, Selasa.

"Mungkin karena pada perjalanan kemarin belum melakukan tap out sehingga ketika di pagi hari ini berusaha tap in, kemudian kartunya menjadi terblokir," sambung dia.

Kamaluddin berujar, saat terblokir, kartu uang elektronik tersebut harus direset. Ia memastikan, petugas PT Transjakarta yang berada di halte akan membantu proses reset kartu.

Baca juga: Wagub Riza DKI Bakal Panggil Transjakarta soal Dugaan Pelanggaran Cagar Budaya di Halte Bundaran HI

Kemudian, Kamaluddin menyebutkan, minimal harus ada saldo Rp 5.000 pada kartu yang bakal direset.

"Pastikan ada minimal saldo Rp 5.000 di kartu ketika melakukan reset kartu. Perlu disiplin melakukan tap in (dan) tap out," sebut dia.

Ia menambahkan, penerapan sistem wajib tap in dan tap out merupakan program tarif integrasi JakLingko Rp 10.000.

Menurut Kamaluddin, usai direset, kartu milik penumpang sudah bisa kembali digunakan untuk menikmati layanan tarif integrasi.

"Tap in (dan) tap out ini untuk bisa menikmati tarif integrasi," tutur dia.

Baca juga: Ini Alasan Revitalisasi Halte Transjakarta Bundaran HI Harus Dievaluasi

Untuk diketahui, keluhan penumpukan penumpang salah satunya disampaikan di akun Instagram @jalur5.

Menurut pemilik akun tersebut, penumpukan penumpang terjadi karena sistem tap out di Halte Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

"Efek dari wajib tap out di halte TJ (Transjakarta) karena sistem integrasi JakLingko, penumpang mengantri di halte Kebon Jeruk Kompas Gramedia Koridor 8," tulis pemilik akun @jalur5.

Pemilik akun @lensa_berita_jakarta juga mengunggah suasana penumpukan di Halte Puri Beta 2, Kota Tangerang, Banten.

Menurut pemilik akun tersebut, penumpukan terjadi akibat hal serupa, yakni sistem tap in dan tap out di halte.

Tak hanya di Instagram, keluhan berkait penumpukan penumpang juga muncul di Twitter.

Pemilik akun @elfobba mengunggah penumpukan penumpang yang terjadi di Halte Pinang Ranti, Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com