Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Pembina Rohkris SMAN 2 Depok yang Foto Siswa di Tangga hingga Timbul Isu Diskriminasi

Kompas.com - 08/10/2022, 06:30 WIB
M Chaerul Halim,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Depok dituding bertindakan diskriminatif karena tidak mengizinkan siswa rohani kristen (rohkris) untuk memakai ruangan di sekolah. 

Tweet mengenai tuduhan tersebut viral di Twitter. Pembina Rohkris SMAN 2 Depok, Mayesti Sitorus pun menjelaskan duduk perkaranya. 

Mayesti mengatakan, kejadian itu bermula ketika dia dan sejumlah murid SMAN 2 Depok hendak melaksanakan kegiatan 'Saat Teduh' yang rutin dilakukan setiap Selasa sampai Jumat di ruang multiguna.

"Jadi waktu itu kita mau mengadakan (kegiatan) Saat Teduh pagi di sekolah, setiap hari Selasa sampai hari Jumat itu harapan saya ada punya ruangan," kata Mayesti saat dihubungi, Jumat (7/10/2022).

Baca juga: Bantah Diskriminasi Kegiatan Rohani Kristen, Ini Penjelasan Kepala SMAN 2 Depok

Ternyata, office boy sekolah mengarahkan Mayesti ke ruangan lain untuk melaksanakan kegiatan rohkris kepada siswa-siswi SMAN 2 Depok.

"Kita kan maklumlah keadaan sekolah, enggak kenapa-napa, tapi mana kita tempat?, terus OB bilang 'ibu di atas' pergilah kami ke atas langsung," sambung dia.

Disituasi demikian, Mayesti mengaku mengambil foto siswa-siswinya yang tengah menunggu office boy untuk membuka ruang kelas yang masih dikunci.

Kemudian, hasil jepretan itu dikirim Mayesti ke grup alumni rohkris.

"Yang foto ya saya. Saya kirim ke grup. Kita punya alumni siswa alumni rohkris," kata Mayesti.

Lebih jauh, Mayesti mengatakan alasan dirinya mengabadikan momen itu karena siswa yang berkegiatan rohkris tak memiliki ruangan khusus.

Baca juga: Idris Klaim Perda Kota Religius Depok Disambut Baik Kemenag, tapi Ditolak Kemendagri dan Ridwan Kamil

"Namanya hati nurani, karena (kejadian itu) sering terjadi. Tapi saya maunya prepare atau standby, itu harapan saya tetap ada (kelas saat teduh) tapi enggak ada tempatnya," kata Mayesti.

Sebelumnya beredar informasi di media sosial Twitter terkait tindakan diskriminatif terhadap siswa yang tak diizinkan memakai ruangan kegiatan rohani kristen (Rohkris) oleh pihak SMAN 2 Depok.

Kepala Sekolah bantah diskriminatif

Informasi itu awalnya diunggah oleh akun @andreasharsono. Dalam unggahan itu, pemilik akun menyebutkan, murid-murid dari SMAN 2 Depok dilarang memakai ruang kelas buat kegiatan rohani kristen.

Dalam unggahan itu turut disertakan foto yang memperlihatkan sejumlah siswa-siswi tengah duduk di lorong sekolah dan disebut melakukan kegiatan rohani kristen di lorong itu.

Disebutkan juga dalam unggahan itu bahwa kepala sekolah akan memberikan sanksi kepada murid-murid jika memberikan keterangannya kepada media.

Baca juga: Pemkot Depok Beri Santunan Kematian ke Keluarga Korban Tembok Roboh MTsN 19 Jakarta

Kepala Sekolah SMA 2 Depok Wawan Ridwan membantah informasi tersebut.

Menurut Wawan, pihaknya telah memfasilitasi semua kegiatan keagamaan di sekolah tanpa terkecuali.

Untuk itu, ia menegaskan tak ada tindakan diskriminasi sama sekali terhadap siswa kristen di SMAN 2 Depok.

"Tidak ada praktik diskriminasi terhadap kelompok agama tertentu di SMAN 2 Depok, seluruh aktivitas kegiatan keagamaan sudah terfasilitasi dengan baik oleh sekolah," kata Wawan dalam keterangan resminya, Jumat (7/10/2022).

Kronologi versi kepala sekolah

Wawan lalu menjelaskan kronologi sebenarnya. Ia menyebut, ruangan yang biasa dipakai kegiatan rutin rohani kristen sedang dialihfungsikan untuk menampung seragam baru yang akan dibagikan kepada para siswa.

Baca juga: Saat Anies Tinjau Halte Bundaran HI Tengah Malam, Batalkan Peresmian yang Disiapkan sejak Sore...

Oleh karena itu, pihak sarana prasarana menginfokan pemindahan ruang kegiatan rohkris kepada petugas kebersihan dan seorang siswa pada Kamis (29/9/2022).

Namun, sehari kemudian ternyata petugas kebersihan telat membukakan pintu ruangan, sehingga membuat siswa menunggu di lorong ruang pertemuan.

"Pada saatnya kegiatan akan dimulai, petugas kebersihan terlambat untuk membuka pintu ruangan, sementara siswa rohkris sudah datang," ujar dia.

Untuk itu, ia menegaskan bahwa foto yang beredar itu bukan karena siswa dilarang menggunakan ruangan untuk kegiatan rohani.

Namun, mereka tengah menunggu petugas kebersihan untuk membukakan pintu.

"Kejadian yang sebenarnya adalah para siswa sedang menunggu dibukakan pintu oleh petugas yang memegang kunci ruangan pertemuan," ujar Wawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com