Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/10/2022, 14:02 WIB
Zintan Prihatini,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman menyampaikan kebijakan atau regulasi mitigasi Covid-19 di Indonesia termasuk DKI Jakarta perlu dievaluasi.

Hal itu menyusul pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membuka peluang pemerintah akan menyatakan pandemi Covid-19 berakhir dalam waktu dekat.

"Kita tahu ini (Covid-19) dibawa orang yang sakit yang membawa virus, artinya kebijakan yang ada perlu dievaluasi dan diubah untuk memitigasi (penyebaran Covid-19)," ucap Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/10/2022).

Baca juga: Siapkah Jakarta Hadapi Akhir Pandemi Covid-19? Begini Kata Ahli

Dicky menyampaikan, kebijakan dapat berupa tidak membiarkan orang yang mengalami gejala Covid-19 untuk bekerja di kantor.

Ini juga berlaku bagi pelajar atau mahasiswa, guna menekan kasus positif.

"Itu kan hal yang mendasar yang di kita belum (lakukan). Bahkan di perkantoran kita, sakit tetap kerja dan itu tandanya belum siap kita," terang Dicky.

Regulasi terkait penanganan Covid-19, dinilai belum adaptif terhadap risiko potensi penyebaran virus.

Baca juga: 2 Tahun Tutup Selama Pandemi Covid-19, Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta Beroperasi Kembali

Di masa transisi inilah pemerintah pusat hingga pemerintah daerah harus menyiapkan regulasi maupun kebijakan sebagai langkah antisipasi menuju akhir pandemi.

"Di kantor, etiketnya masker harus menjadi budaya baru. Artinya orang yang merasa lebih aman pakai masker, sediakan masker, biasakan memakai masker," tutur Dicky.

Begitu pula pada kesiapan sarana prasarana kesehatan, dan perilaku masyarakat untuk disiplin melakukan 5 M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas).

"Membiasakan menghindari kerumunan dan keramaian kalau enggak perlu banget. Misalnya budaya ini menjadi satu kebiasaan baru di dunia, akan sangat membantu bukan hanya meninimalisir penyakit Covid-19 saja tetapi penyakit saluran napas lainnya akan jauh lebih menurun," jelas Dicky.

Baca juga: Banjir di Pejaten Timur Sudah Delapan Kali dalam Dua Bulan, Hari Ini Terparah...

Pasalnya, kata dia, dicabutnya status pandemi Covid-19 bukan menandakan penyakit akan hilang. Oleh karena itu kesiapan di dalam sistem kesehatan juga harus ditingkatkan.

"Ini juga bagaimana surveilans, kemampuan deteksi dini di dalam kapasitas setiap daerah ini yang seharusnya dibangun," imbuh dia.

Di samping itu, pemerintah juga harus belajar dari pengalaman Covid-19 di mana setiap kasus demam harus dianggap serius.

Dengan demikian, dapat diketahui penyebab penyakit yang sebenarnya dan masuk dalam sistem surveilans.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Kebakaran di Jembatan Lima, Diduga Korsleting Listrik dan 20 KK Terdampak

Kebakaran di Jembatan Lima, Diduga Korsleting Listrik dan 20 KK Terdampak

Megapolitan
Kebakaran di Jembatan Lima, Petugas Damkar Sempat Terkendala Sumber Air Saat Padamkan Api

Kebakaran di Jembatan Lima, Petugas Damkar Sempat Terkendala Sumber Air Saat Padamkan Api

Megapolitan
Kebakaran Landa Kawasan Rumah Tinggal di Jembatan Lima, Petugas Damkar Masih Lokalisir Api

Kebakaran Landa Kawasan Rumah Tinggal di Jembatan Lima, Petugas Damkar Masih Lokalisir Api

Megapolitan
Firli Bahuri Sebut Tak Pernah Komunikasi dengan SYL, Polisi: Akan Terbukti di Pengadilan

Firli Bahuri Sebut Tak Pernah Komunikasi dengan SYL, Polisi: Akan Terbukti di Pengadilan

Megapolitan
Antisipasi Musim Hujan dan Banjir, PLN Buka 17 Posko Siaga dan Kerahkan 2.356 Personel

Antisipasi Musim Hujan dan Banjir, PLN Buka 17 Posko Siaga dan Kerahkan 2.356 Personel

Megapolitan
Hujan Deras Minggu Siang, Jalan RS Fatmawati Terendam Banjir

Hujan Deras Minggu Siang, Jalan RS Fatmawati Terendam Banjir

Megapolitan
Masalah Banjir Belum Tuntas, Ketua DPRD Singgung Efektivitas Sumur Resapan

Masalah Banjir Belum Tuntas, Ketua DPRD Singgung Efektivitas Sumur Resapan

Megapolitan
Video Viral Seorang Wanita Bobol Rumah Kos di Mampang, Curi Laptop, Gelang Emas, dan HP

Video Viral Seorang Wanita Bobol Rumah Kos di Mampang, Curi Laptop, Gelang Emas, dan HP

Megapolitan
Amankan Pertandingan Persija Lawan Persita di GBK, 2.267 Personel Gabungan Diterjunkan

Amankan Pertandingan Persija Lawan Persita di GBK, 2.267 Personel Gabungan Diterjunkan

Megapolitan
Blusukan ke Pasar Rawasari, Gibran Belanja Buah-buahan dan Telur Asin

Blusukan ke Pasar Rawasari, Gibran Belanja Buah-buahan dan Telur Asin

Megapolitan
Sulit Dapat Suara Terbanyak di Jaksel-Jaktim, TPD Ganjar-Mahfud Buat Strategi Baru

Sulit Dapat Suara Terbanyak di Jaksel-Jaktim, TPD Ganjar-Mahfud Buat Strategi Baru

Megapolitan
Terima Surat Panggilan Polisi, Aiman Akan Hadir Pada 5 Desember 2023

Terima Surat Panggilan Polisi, Aiman Akan Hadir Pada 5 Desember 2023

Megapolitan
Tak Hadiri Pemeriksaan soal Oknum Polisi Tidak Netral, Aiman Kembali Dipanggil pada 5 Desember

Tak Hadiri Pemeriksaan soal Oknum Polisi Tidak Netral, Aiman Kembali Dipanggil pada 5 Desember

Megapolitan
Ketua DPRD Minta Pemprov DKI Keruk Kali Lagi untuk Atasi Banjir

Ketua DPRD Minta Pemprov DKI Keruk Kali Lagi untuk Atasi Banjir

Megapolitan
Pengacara SYL Ingatkan Pihak Firli Bahuri: Hati-hati Buat 'Statement', Jangan Bikin Gaduh

Pengacara SYL Ingatkan Pihak Firli Bahuri: Hati-hati Buat "Statement", Jangan Bikin Gaduh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com