Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Warga Sudah "Bersahabat" dengan Banjir, Tetap Dagang Sayur meski Tahu Rumah Akan Terendam

Kompas.com - 10/10/2022, 16:58 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Sepanjang dua bulan terakhir, banjir terparah terjadi pada Senin dini hari ini. Kenaikan air pada banjir hari Senin ini disebut begitu cepat hingga masuk ke dalam permukiman warga.

Baca juga: Anies: RT di Jakarta Ada 30.000, yang Kena Banjir 30, Its Not Even One Percent

"Kalau sebelum-sebelumnya tidak parah. Cuma baru hari ini yang parah, di dalam rumah saja sudah tinggi, gimana di depan rumah," kata Vani.

Kesibukan warga untuk membersihkan rumah bukan saja dialami oleh Vani, tapi juga pemilik tempat tinggal lain di Jalan Masjid Al Makmur.

Tak tahu program penanganan banjir

Warga lain itu ditemui saat membersihkan pelataran rumah bersama personel pemadam kebakaran.

Pria yang menggunakan kaos Partai Nasional Demokrat (Nasdem) menyebut bahwa banjir merupakan yang kesekian.

"Sudah bolak balik ini. Iya (kesekian kali). Kalau besarnya kesekian kali ini" kata seorang warga tersebut.

Baca juga: Bukan Banjir, Anies Sebut Trust Issue Nomor Satu di Jakarta adalah Biaya Hidup

Namun ia mengaku tak mengetahui mengenai program yang sudah dilakukan pemerintah baik pengerukan lumpur hingga sumur resapan sebagai penanganan banjir.

"Tidak tahu saya bang itu," kata pria tersebut seiring berjalan cepat.

Tak jauh dari tempat pria tersebut, terdapat warga yang bernama Muhammad Yakub yang sedang istirahat selesai membersihkan rumah dari lumpur dan sampah.

Ia mengungkapkan bahwa lima tahun terakhir ini belum ada sentuhan program pemerintah sebagai penanganan banjir yang terjadi di lokasi puluhan tahun.

"Sudah sering dari tahun 1996 di sini banjir. Dulu ada (program pemerintah buat mengatasi banjir) pas jaman Gubernur Ahok. Pas jaman Anies tidak ada," kata Yakub.

Yakub berharap meski banjir diyakini tak dapat diselesaikan sepenuhnya, namun program pemerintah diharapkan dapat mengurangi ketinggian air saat banjir.

"Banjir si banjir udah pasti, karena memang dari dulu sudah banjir. Tapi paling (Kali Ciliwung) dikeruk aja biar tidak makin parah banjirnya," ucap Yakub.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com