Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeritan Hati Warga Kampung Nelayan Marunda Kepu yang 6 Bulan Krisis Air tetapi Tetap Harus Bayar

Kompas.com - 14/10/2022, 08:33 WIB
Zintan Prihatini,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Nelayan Marunda Kepu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara mengalami krisis air bersih selama berbulan-bulan. Mereka kesulitan memenuhi kebutuhan air, meski sudah membayar tagihan setiap bulannya.

Diketahui bahwa sejak akhir April 2022 lalu, aliran air bersih yang disalurkan PT Aetra Air Jakarta ke rumah warga terganggu. Dampaknya, mereka kesulitan mendapatkan air untuk mandi, mencuci, ataupun masak.

Kompas.com mendatangi kampung tersebut pada Rabu (12/10/2022). Tampak jeriken dan drum berwarna biru diletakkan di depan rumah warga, untuk menyimpan air bersih.

Salah seorang warga, Gobang (58) mengatakan bahwa sejak Idul Fitri 2022 setidaknya ada 280 kepala keluarga yang mengalami krisis air bersih.

Baca juga: Harapan Warga Kampung Nelayan Marunda Kepu Usai Dilanda Krisis Air

"Dari Lebaran Idul Fitri sampai sekarang ini sudah enam bulan kalau bukan dari tangki, air belum keluar," kata Gobang saat ditemui di Kampung Nelayan Marunda Kepu, Rabu.

Harus tunggu tangki air

Warga hanya mengandalkan mobil tangki air yang berasal dari Pam Jaya dan PT Aetra Air Jakarta sebagai sumber air bersih.

Menurut penuturan Gobang, tangki air ini datang setiap dua hari sekali. Dia bahkan kerap tak mendapatkan air, saat tangki-tangki itu datang ke dua wilayah RT di kampung tersebut.

"Saya kadang-kadang dari paralon tiga hari enggak dapat air enggak kebagian," imbuhnya.

Saat tangki datang, warga bisa langsung membuka keran di rumah masing-masing setelah airnya disedot.

Sebagian warga juga datang membawa jeriken di lokasi penyaluran, agar mendapatkan air bersih.

Baca juga: Warga Terpaksa Irit hingga Berebut dengan Tetangga imbas Krisis Air di Kampung Nelayan Marunda Kepu

"Namanya warga tetap aja ada yang kekurangan, ada juga yang bawa air pakai galon. Dari semenjak Lebaran, sampai sekarang enggak ada air," papar Gobang.

Sementara itu, warga bernama Agustina (46) menyebut lima bulan sebelumnya tangki air datang setiap hari. Akan tetapi, sebulan terakhir warga terpaksa menunggu selama dua hari untuk bisa mendapatkan air.

"Jadwalnya untuk aturan yang dijanjikan Pam Jaya awalnya kami dapat setiap hari empat tangki," tutur Agustina.

"Setelah Dirut (Direktur Utama) baru datang, katanya ada tambahan empat tangki jadi delapan dalam satu hari tetapi tidak ada. Besoknya malah tangki datang setiap dua hari sekali," tambahnya.

Drum dan jeriken berjejer rapi di depan rumah warga Kampung Nelayan Marunda Kepu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara pada Rabu (12/10/2022). Wadah ini digunakan warga yang terdampak krisis air bersih sejak enam bulan lalu. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Drum dan jeriken berjejer rapi di depan rumah warga Kampung Nelayan Marunda Kepu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara pada Rabu (12/10/2022). Wadah ini digunakan warga yang terdampak krisis air bersih sejak enam bulan lalu.

Air mati, tetapi tetap bayar

Kesulitan air yang dialami warga tak berhenti sampai di situ saja. Mereka juga harus membeli air di tempat lain seharga Rp 3.000 per dua jeriken. Padahal, warga sudah membayar tagihan air ke PT Aetra Air Jakarta.

Baca juga: Keluhan Warga Kampung Nelayan Marunda Kepu: Air Mati atau Nyala Tetap Bayar

Eva (31) warga Kampung Nelayan Marunda Kepu bercerita bahwa dirinya tetap harus membayar tagihan walaupun air bersih tidak mengalir.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com