JAKARTA, KOMPAS.com - Batavia merupakan salah satu kota terpenting bagi persekutuan dagang asal Belanda, VOC. Seusai menduduki Batavia pada 1619, VOC pun mendirikan berbagai bangunan untuk menopang aktivitas perdagangan di wilayah Hindia Timur.
Pertama-tama, untuk memperkuat pertahanan Batavia, VOC membangun sebuah benteng yang kuat dan aman dari serangan musuh.
Gubernur Jenderal VOC di Batavia JP Coen merombak ulang Fort Jacatra, sebuah benteng berbentuk persegi empat yang berdiri di selatan Pelabuhan Sunda Kelapa.
Sebelumnya Fort Jacatra hanya sebuah kantor dagang milik VOC di Batavia yang diberdayakan juga sebagai gudang rempah-rempah.
Baca juga: Jan Pieterszoon Coen, Gubernur yang Memindahkan Markas VOC ke Batavia
Tembok-tembok baru dibangun dibuat berkeliling membentuk persegi empat, lebih kokoh dari pada tembok lama. Benteng baru ini diberi nama Kastil Batavia yang dibangun hampir sembilan kali luas Fort Jacatra.
Sebagai benteng pertahanan di Batavia, dibangun juga kanal-kanal dan tembok keliling lengkap dengan bastion. Pembangunan berlangsung antara 1619 sampai 1650. Sayang data benteng dari masa ini sangat sedikit.
Data utamanya hanya berupa peta-peta kuno abad ke-17 dan ke-18. Data pendukung adalah hasil-hasil penggalian arkeologi di wilayah Jakarta lama.
Di dekat Kastil Batavia, Coen membangun sejumlah gudang untuk menyimpan berbagai dagangan VOC.
Baca juga: Menengok Rumah Akar Batavia di Kota Tua, Bangunan Bekas Gudang yang Eksotis
Bangunan ini ada di sebelah Timur muara Sungai Ciliwung. Lokasi tersebut sekarang dikenal dengan nama Jalan Tongkol dan Jalan Lodan, Jakarta Utara.
Kastil Batavia dihancurkan Gubernur Jenderal Herman William Daendles pada 1810.
Bagian bangunan kastil yang masih berguna dipakai untuk membangun Istana Daendles di Weltevreden yang kini lebih dikenal sebagai gedung Departemen Keuangan yang berada di sebelah timur Lapangan Banteng.
Kini kondisi bekas kastil menjadi pangkalan truk dan menjadi kawasan kumuh. Di tanah milik Direktorat Peralatan Angakatan Darat (Ditpalad) itu tumbuh bangunan baru baik resmi maupun tak resmi.
Wajar jika di kawasan itu diberi suatu tengara atau tanda yang menunjukkan bahwa kawasan itu kawasan bersejarah, terutama karena kastil Batavia pernah berdiri di sana.
Tapi kenyataannya, sungguh memprihatinkan karena orang-orang sulit masuk ke kawasan itu.
Dalam catatan Kompas.com, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kota Tua pernah berencana untuk memberikan papan informasi bahwa di situ pernah ada bangunan bersejarah, yaitu kastil.
Baca juga: Temukan Tembok Batavia, PT MRT Belokkan Tunnel Menuju Stasiun Kota
Kendatai demikian, Pemerintah Provinsi DKI tak bisa begitu saja memasang papan tersebut sebab tanah itu bukan milik Pemprov DKI. Alhasil, usul itu masih harus menantikan pihak pemilik tanah untuk memberi izin.
Hal ini juga terjadi dalam rangka menyelamatkan sisa gudang rempah dan tembok Batavia (di sisi kanan Jalan Tongkol) yang semakin lama semakin hancur.
Mengutip tulisan Historia.id berjudul Nasib Kawasan Kastil Batavia yang Tergerus Zaman yang dipublikasikan di tahun 2020 lalu, sebelumnya terdapat empat gudang tua di kawasan ini.
Namun satu persatu mulai hilang tertelan pembangunan kota tua.
Dua gudang terkena pembangunan jalan tol. Satu gudang lainnya hancur dimakan waktu. Hanya ada satu yang tersisa itu pun sudah semakin lapuk dan terlupakan.
Bahkan akses masuk ke gudang ini menjadi tempat bongkar muat berbagai truk dan kontainer.
Kastil Batavia yang dulu berdiri kokoh sebagai tembok pertahanan VOC di wilayah Batavia kini telah ambyar tertutup oleh hiruk-pikuk sara truk hingga padatnya permukiman penduduk di kawasan Kampung Tongkol.
(Historia.id : Ratu Bunga Ambar Pratiwi/Coretan ringan Kompas.com berjudul Kota Benteng yang Minim Benteng)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.