Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Musibah Kebakaran di Pademangan Tewaskan Ibu dan 2 Anaknya...

Kompas.com - 24/10/2022, 05:54 WIB
Ellyvon Pranita,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Rasa pilu mendera warga korban kebakaran di RT 008 RW 010 Pademangan Timur, Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (22/10/2022).

Menurut keterangan warga setempat, insiden kebakaran tersebut terjadi pada sekitar pukul 17.45 WIB, menjelang azan magrib berkumandang.

Kala itu masih banyak warga yang berlalu-lalang di jalanan dan gang-gang sempit di pemukiman padat penduduk tersebut.

Beberapa warga lainnya sudah memasuki rumah masing-masing, entah untuk membersihkan diri, istirahat, bercengkrama dengan keluarga serta banyak hal lainnya.

Baca juga: Kebakaran Rumah di Pademangan Timur, Kepulan Asap Membubung Tinggi

Ketua RT 008 Kelurahan Pademangan Timur Herno menceritakan, pada awalnya tidak ada satu pun warga setempat yang mengetahui api mulai muncul.

Mereka baru menyadarinya ketika api mulai membesar dari rumah salah satu warga yang menjadi korban meninggal dunia dalam insiden ini. Di sanalah diduga sumber api berasal.

"Enggak ada yang tahu awalnya. Tahu-tahu apinya sudah gede," kata Herno saat dijumpai di tempat kejadian perkara (TKP), Minggu (23/10/2022).

Menurut Herno, nyala api dari titik kebakaran cukup cepat membesar dan merambat ke rumah-rumah di sekitarnya.

Baca juga: 3 Orang Tewas dalam Kebakaran di Pademangan Timur

Melihat kobaran api dan asap yang membumbung tinggi, warga sekitar pun panik dan khawatir.

Mereka lantas sibuk mengamankan diri sendiri dan barang-barang berharga milik pribadi.

"Tiba-tiba warga keluar, langsung keluar berhamburan menyelamatkan diri," ujar Herno.

Warga langsung mengeluarkan motor-motor milik mereka, yang terparkir di lorong dengan lebar 1,5 meter itu.

Baca juga: 3 Korban Tewas dalam Kebakaran di Pademangan Timur adalah Ibu dan 2 Anaknya

Berdasarkan pantauan Kompas.com, rumah-rumah yang terdampak dalam insiden kebakaran ini merupakan bangunan dengan dua lantai.

Kebakaran banyak melahap bangunan di lantai dua, karena bahan material dinding dan lantainya di lantai dua rumah di sana adalah kayu dan triplek yang mudah terbakar api, terlebih wilayah RT 008 RW 010 merupakan lingkungan padat penduduk.

Sementara, bangunan lantai pertama bahan dasar pembuatannya adalah batu bata.

"Dugaan ada api di atas lantai dua, gede gitu langsung. Cepat merambat. Gara-gara terpal," kata Herno.

Baca juga: Warga Sibuk Selamatkan Diri Saat Ibu dan Anak Berteriak Minta Tolong dari Kebakaran di Pademangan

Dengan begitu, kata Herno, bangunan di lantai dua dari sembilan rumah yang terbakar banyak yang roboh ke lantai bawah karena dilahap api.

Jumlah keluarga yang terdampak ada sebanyak 34 keluarga dengan jumlah 108 jiwa.

Sementara, tiga orang menjadi korban meninggal dunia dalam insiden Ini.

Ketiga korban ialah ibu bernama Arisulastini (28) dan dua buah hatinya, Aina Natalia Zahran (6) dan Ahmad Fahrizal (11).

Baca juga: Kebakaran Rumah Dua Lantai di Pademangan Tewaskan Ibu dan 2 Anak, Polisi Masih Cari Penyebabnya

Herno pun menceritakan, saat kebakaran terjadi korban dan dua anaknya berada di rumahnya.

Namun ada banyak dugaan dari masyarakat terkait kenapa ibu dan kedua anaknya dapat ditemukan tewas di beda tempat tersebut.

Ada yang mengatakan, mereka bertiga pada awalnya ada di lantai dua dan si ibu berusaha turun untuk mengeluarkan motor.

Akan tetapi, saat api yang telah melahap lantai kayu dan triplek di lantai dua pun ambruk kemudian menimpa si ibu yang berada di depan pintu rumah dekat motornya.

Cerita lainnya, si ibu saat itu sedang bersama kedua putranya di lantai atas. Hanya saja, si ibu sedang berada di balkon rumahnya untuk melihat kondisi di luar.

Sehingga, ia terjatuh tepat langsung di depan pintu rumahnya itu.

Anak-anaknya lantas terjatuh bersamaan sambil berpelukan di atas kasur. Posisi keduanya ditemukan saat evakuasi oleh pemadam kebakaran dan tumpukan yang menimpa mereka diangkut.

"Korban ditemukan di sini (tergeletak di luar) di sana anaknya dua berpelukan (di dalam rumah)," ungkap Herno.

"Rumah ini lantai dua, ambruk ke bawah. Ibu ini (korban) mau keluar, lalu ditemukan petugas ada di sini (di luar). Kondisi separuh terbakar. Suami lagi kerja, pas pulang liat keramaian histeris," tambah dia.

Saat itu, petugas awalnya tengah melakukan evakuasi setelah api selesai dipadamkan.

Tatkala petugas menyisir gang-gang sempit permukiman tersebut, warga melapor ada korban terjebak di dalam salah satu rumah.

Petugas pun mendatangi rumah tersebut dan mendapati keberadaan tiga korban yang tertimpa puing-puing reruntuhan.

Nahas, ketiga korban ditemukan sudah tak bernyawa dengan kondisi tubuh terbakar di balik reruntuhan tersebut.

Herno menjelaskan, ada dua kepala keluarga yang tinggal di rumah tersebut. Keluarga lainnya adalah adik korban itu sendiri.

Saat kebakaran terjadi, adiknya berhasil menyelamatkan diri beserta keluarganya karena mereka tinggal di lantai bawah, sedangkan korban dan anak-anaknya tinggal di lantai atas.

"Mereka di sini tinggal 2 KK (kepala keluarga dalam satu rumah). Tapi adiknya selamat, dia nggak," jelasnya.

Suami korban pada saat kebakaran sedang bekerja. Sehingga si suami tidak tahu menahu tentang kondisi istri dan anaknya itu.

Setelah dievakuasi dari puing-puing reruntuhan, ketiga korban langsung dimasukkan ke dalam kantong jenazah untuk dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo guna proses otopsi.

Suami dan ayah korban yang ikut mengantarkan jenazah ke rumah sakit tampak tak kuasa menahan tangis melihat istri dan kedua anaknya terbujur kaku.

Saat ini, korban direncanakan akan dimakamkan di kampung halaman mereka di Yogyakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com