JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti meminta Polda Metro Jaya memberikan kejelasan atas kasus pencemaran nama baik yang menjerat mereka.
Hal itu disampaikan Haris dan Fatia saat memenuhi panggilan pemeriksaan tambahan sebagai tersangka kasus pencemaran nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Selasa (1/11/2022).
"Iya, kami berharap supaya selesai segera. Mau dihentikan atau mau disegerakan ke pengadilan? Kami enjoy aja," ujar Haris kepada wartawan.
Baca juga: 7 Bulan Jadi Tersangka, Haris Azhar dan Fatia Kembali Diperiksa Terkait Pencemaran Nama Baik Luhut
Menurut Haris, dia dan Fatia tidak ingin status tersangkanya atas perkara tersebut digantung tanpa ada kejelasan mengenai kelanjutan proses hukum.
Apalagi, Haris dan Fatia baru dipanggil kembali untuk pemeriksaan tambahan sejak ditetapkan dan diperiksa sebagai tersangka pada Maret 2022.
"Memang ini kerjanya para orang yang kerja di bidang advokasi HAM sering dibeginikan, bahkan ada yang lebih buruk. Tetapi kami enggak mau dibungkam dengan cara-cara pemidanaan seperti ini," ungkap Haris.
Baca juga: Haris Azhar Tantang Penyidik Rampungkan Berkas Perkara Pencemaran Nama Baik Luhut
Haris pun menegaskan bahwa dia maupun Fatia siap untuk menjalani persidangan di pengadilan.
Dengan begitu, mereka bisa membuktikan kebenaran informasi tentang Luhut, yang justru dianggap sebagai pencemaran nama baik.
"Kami akan menggunakan, kami ingin memastikan bahwa kami sudah siap menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya untuk mendetailkan semua informasi, baik dari sisi soal isi laporan, maupun dari sisi kebebasan berekspresinya," pungkas Haris.
Diberitakan sebelumnya, Polda Metro Jaya telah menetapkan Haris dan Fatia sebagai tersangka kasus dugaan pencemaran nama baik Luhut pada 19 Maret 2022.
Baca juga: Ferdy Sambo Buka Masker Setelah Majelis Hakim Kabulkan Permintaan Ayah Brigadir J
Keduanya pun baru dipanggil untuk menjalani pemeriksaan lanjutan sebagai tersangka pada hari ini, lebih dari tujuh bulan sejak pemeriksaan perdana mereka sebagai tersangka.
Perkara ini berawal dari percakapan antara Haris dan Fatia dalam video berjudul "Ada Lord Luhut di Balik Relasi Ekonomi-OPS Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN Juga Ada!! NgeHAMtam" yang diunggah di kanal YouTube Haris Azhar.
Dalam video tersebut, keduanya menyebut Luhut "bermain" dalam bisnis tambang di Intan Jaya Papua.
Dalam laporan YLBHI dkk, ada empat perusahaan di Intan Jaya yang diduga terlibat dalam bisnis tersebut, yakni PT Freeport Indonesia (IU Pertambangan), PT Madinah Qurrata’Ain (IU Pertambangan), PT Nusapati Satria (IU Penambangan), dan PT Kotabara Miratama (IU Pertambangan).
Baca juga: Ayah Bantai Keluarga di Jatijajar Depok, Tetangga Ungkap Kekejaman Pelaku terhadap Anak...
Dua dari empat perusahaan itu, yakni PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Madinah Qurrata’Ain (PTMQ), adalah konsesi tambang emas yang teridentifikasi terhubung dengan militer atau polisi, termasuk Luhut.