Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelecehan Seksual Berulang di Bus Transjakarta, Korban dari Wanita hingga Pria

Kompas.com - 04/11/2022, 15:29 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelecehan seksual belakangan ini semakin marak terjadi di bus-bus transjakarta.

Pada pertengahan bulan Oktober lalu, sebuah video yang memperlihatkan seorang pria meraba bokong penumpang perempuan di bus transjakarta viral.

Video itu diunggah oleh akun Twitter @waifuoniichan, pada Sabtu (15/10/2022). Dalam video itu, tampak salah satu tangan pelaku meraba bokong penumpang bus transjakarta.

"PT Transjakarta tolong ya semua petugasnya menindak orang ini dengan tegas jangan dibiarkan," tulis pengunggah video tersebut.

Kepala Divisi Sekretaris PT Transjakarta Anang Rizkani Noor menyatakan, pihaknya telah menangkap terduga pelaku pelecehan seksual tersebut.

Baca juga: Transjakarta Terlibat dalam 827 Kecelakaan Tahun Ini, Pengemudi Disebut Minim Kompetensi

Pelaku ditangkap saat melakukan aksi serupa di Halte Bundaran Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Rabu (19/10/2022) malam.

"Pelaku pelecehan seksual di Halte Transjakarta Bundaran Senayan adalah pelaku perbuatan sama yang sempat viral di media sosial," kata Anang dalam keterangannya, Kamis (20/10/2022).

Pelaku ditangkap saat melecehkan salah satu penumpang yang hendak masuk bus. Korban dan teman-temannya berteriak sehingga pelaku ditangkap dan kemudian diserahkan ke pihak berwajib.

Korban pria

Pada Kamis (3/11/2022) kemarin, pelecehan lainnya kembali terjadi di bus transjakarta. Kali ini korbannya adalah penumpang pria.

Pengalaman tersebut dibagikan langsung oleh korban dalam sebuah utas Twitter. Korban turut membagikan foto wajah terduga pelaku yang mengenakan baju hijau.

Baca juga: Tanggapan TransJakarta terhadap Pelecehan Seksual yang Dialami Penumpang Pria di Koridor 4

Kompas.com telah mendapatkan izin dari pengunggah untuk mengutip kronologi kejadian.

Menurut dia, pelecehan tersebut terjadi saat bus dalam kondisi padat penumpang. Saat itu, dia tengah bermain ponsel, dan tiba-tiba terduga pelaku mencolek alat kelaminnya.

Mendapat perlakuan seperti itu, pikiran pengunggah pun langsung kosong dan bingung harus melakukan apa. Hingga setelah sadar, dirinya merasa jijik dan emosi.

"Saya berusaha mengolah emosi, tapi semakin lama emosi saya enggak terkontrol. Saya berharap orang ini turun secepatnya," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (3/11/2022).

Setelah melewati beberapa halte dan pelaku masih ada di dalam bus, korban pun memberanikan diri mengonfrontir pelaku.

Saat tiba di Halte Pemuda Rawamangun, korban bertanya kepada terduga pelaku akan turun di mana.

"Dia nggak jawab. Hanya wajahnya mengarahkan ke TU Gas. Saya enggak tanya kedua kalinya, kepalan saya sudah sampai ke wajahnya," bebernya.

Baca juga: Ramai soal Pelecehan Penumpang Pria di TransJakarta, Ini Kronologinya

Pengunggah mengatakan bahwa petugas Transjakarta sempat meminta KTP terduga pelaku, namun dia mengatakan kartu tersebut tertinggal.

Pria itu akhirnya hanya memberi alamat dan nomor ponsel.

Transjakarta mengaku telah dengan sigap menangani kejadian tersebut.

Menurut Anang, pihaknya beberapa kali menghubungi korban, akan tetapi yang bersangkutan belum ingin melaporkan kepada pihak kepolisian.

Anang menegaskan, TransJakarta tidak menoleransi segala bentuk tindak pelecehan seksual. Dia juga mengapresiasi dan berterima kasih kepada para pihak yang telah melaporkan insiden pelecehan seksual untuk ditindaklanjuti.

"Kami mengimbau agar pelanggan selalu waspada dan berhati-hati agar terhindar dari aksi pelecehan seksual," tutur Anang.

(Penulis : Nirmala Maulana Achmad, Diva Lufiana Putri/ Editor : Irfan Maullana, Sari Hardiyanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com