Selain itu, Musa menyoroti sistem pembayaran PT Transjakarta. Transaksi elektronik atau payment gateway itu dilakukan dengan pihak ketiga, tetapi bukan PT Bank DKI.
Idealnya, kata Musa, PT Transjakarta bekerja sama dengan PT Bank DKI untuk mengelola payment gateway.
"Jadi uangnya masuk ke dia dulu. Seharusnya kan kalau ada iktikad baik PT Transjakarta kan bisa bekerja sama dengan PT Bank DKI kan, karena Bank DKI punya izin payment gateway," tutur Musa.
Karena itu, Musa melaporkan persoalan ini ke KPK. Pihaknya berharap lembaga antirasuah menyelidiki lebih lanjut dugaan korupsi dalam penerapan tap in dan tap out yang dua kali memotong saldo penumpang.
Ari Subagyo Wibowo mengatakan, penerapan sistem tap in dan tap out sampai saat ini belum sempurna.
Akibatnya, kerap kali muncul berbagai permasalahan seperti penumpang harus membayar dua kali dan timbulnya antrean panjang di halte-halte bus transjakarta.
"Kalau saya tetap mengusulkan untuk menggunakan sistem lama atau single tarif. Seharusnya Transjakarta jangan berpikir untuk mengubah, tapi bagaimana uji publik itu yang harus dilakukan dahulu," kata Ari.
Menurut Ari, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik justru dibuat malas menggunakan layanan bus transjakarta akibat penerapan sistem tap in dan tap out yang belum maksimal.
"Jadi korbannya sekali lagi masyarakat yang telah menggunakan transjakarta, harus didukung dengan sistem yang benar jangan sampai merugikan konsumen," kata Ari.
Sehari usai PT Transjakarta dilaporkan, PT JakLingko Indonesia justru menjadi pihak yang mengeluarkan keterangan resmi.
PT JakLingko mengeklaim bahwa kendala yang ditemukan saat awal penerapan sistem tap in dan tap out di halte transjakarta semakin teratasi belakangan ini.
Direktur Utama PT JakLingko Indonesia Muhamad Kamaluddin berujar, kendala pemotongan saldo pelanggan hingga dua kali itu semakin berkurang.
Menurut Kamal, hal itu sejalan dengan perbaikan sistem serta teknis oleh PT JakLingko.
Dalam kesempatan itu, Kamaluddin menyatakan, ada total 1.338 pelanggan transjakarta yang melapor saldo terpotong dua kali.
"Total refund (pengembalian dana) yang berhasil dikembalikan sejumlah 3.464 transaksi senilai total Rp 11.640.000 untuk para pengguna tersebut," kata Kamal dalam keterangan resmi, Selasa (15/11/2022).
Baca juga: 1.338 Pengguna Transjakarta Jadi Korban Saldo Terpotong 2 Kali
Kamaluddin mengeklaim, jumlah pengembalian dana lebih tinggi daripada jumlah pelapor karena ada pengguna transjakarta yang mengalami pemotongan saldo lebih dari satu kali.
Menurut dia, jumlah laporan soal pemotongan saldo dua kali semakin sedikit belakangan ini. Kata Kamaluddin, kurang dari 20 pelanggan yang melaporkan masalah itu per harinya.
Isi laporan itu, lanjut Kamal, kebanyakan soal pertanyaan berkait tindak lanjut dari pemotongan saldo yang terjadi di waktu sebelumnya atau bukan membuat laporan baru.
"Oleh karenanya, kami mohon agar pelanggan bersabar, karena seluruh permohonan refund yang berhasil terverifikasi akan diproses pengembaliannya sesuai antrian," ucap Kamaluddin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.