JAKARTA, KOMPAS.com - Jakwifi merupakan program internet gratis yang diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2020 lalu.
Jaringan internet gratis melalui wifi itu dipasang di sejumlah titik fasilitas umum.
Tujuan program ini adalah untuk memudahkan anak-anak sekolah ketika berlangsungnya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19.
Tahun 2023 mendatang, Pemprov DKI pun berencana menambah Jakwifi di sejumlah titik.
Untuk itu, Pemprov DKI telah mengusulkan anggaran Rp 275 Miliar dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2023.
Namun usul Pemprov DKI itu belum mendapatkan persetujuan DPRD.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Syarifudin meminta Pemprov DKI tak perlu melanjutkan program Jakwifi karena dinilai tak berguna bagi masyarakat.
Apalagi, saat ini seluruh siswa telah belajar di sekolah karena kondisi pandemi yang sudah membaik.
"Tiap saya turun, enggak ada yang tahu tuh masyarakat apa program Jakwifi," kata Syarifudin dalam rapat pembahasan Raperda tentang APBD tahun anggaran 2023 di Grand Cempaka, Bogor, Jawa Barat, Selasa (15/11/2022).
"Sejak awal program ini diluncurkan sampai sekarang, saya minta data foto di mana-mana saja enggak ada," kata Syarifudin.
Baca juga: Anggota DPRD DKI Soroti Anggaran Jakwifi Rp 275 M: Warga Enggak Ada yang Tahu itu Program Apa
Menjajal Jakwifi
Kompas.com pun mencoba menjajal internet gratis dari program Jakwifi, pada Rabu (16/11/2022).
Sebelumnya, untuk mengetahui titik-titik Jakwifi di sekitar, harus mengunduh terlebih dahulu aplikasi JAKI.
Setelah itu, klik ikon Jakwifi. Pastikan fitur GPS di ponsel sudah diaktifkan.
Secara otomatis, aplikasi JAKI akan menunjukkan titik-titik Jakwifi terdekat.
Kompas.com mengunjungi salah satu titik Jakwifi Ruang Publik Terpadu dan Ramah Anak (RPTRA) di Danau Sunter, Jakarta Utara.
Tak ada informasi apapun yang terpasang disana yang menandakan bahwa terdapat fasilitas wifi gratis dari program Jakwifi.
Baca juga: Pemprov DKI Anggarkan Rp 275 Miliar untuk Jakwifi, Anggota DPRD Usul Dananya Dipakai untuk BLT
Namun, Kompas.com menemukan sinyal wifi bernama RPTRA_JAKUT_JAKWIFI. Dibutuhkan kata sandi untuk mengakses wifi gratis itu.
Meski demikian, informasi soal kata sandi itu tak ada di lokasi maupun di aplikasi JAKI.
Kompas.com akhirnya mendapatkan kata sandi dari salah satu anak yang juga sedang menggunakan fasilitas wifi gratis itu.
Namun setelah memasukkan kata Sandi, ponsel Kompas.com tetap tak bisa langsung terhubung ke internet karena memerlukan log in akun.
Kompas.com pun melakukan pendaftaran akun terlebih dahulu, setelah itu baru lah berhasil terhubung ke Jakwifi.
Kecepatan jaringan wifi di RPTRA Danau Sunter cukup bagus, termasuk untuk menonton video maupun film.
Meskipun video sempat tersendat beberapa kali, namun akhirnya kembali lancar. Kualitas videonya pun cukup baik.
Baca juga: Anies Klaim Telah Sediakan 6.267 Akses Poin JakWIFI
Suasana RPTRA Danau Sunter saat itu sepi pengunjung. Hanya ada beberapa anak kecil yang sedang bermain.
Kompas.com kemudian mengunjungi titik Jakwifi lain di RPTRA Sunter Jaya Berseri.
Berbeda dengan di RPTRA Danau Sunter, di RPTRA Sunter Jaya lebih ramai pengunjung.
Ada ibu-ibu yang sedang senam, anak kecil yang bermain, serta warga lain yang sekadar bersantai sore.
Di tempat ini, kompas.com tidak perlu lagi melakukan registrasi atau pun memasukkan kata sandi.
Wifi langsung terhubung secara otomatis ke ponsel. Kecepatan jaringan wifinya pun cukup bagus.
Ketika membuka beberapa aplikasi video, tidak ada kendala sama sekali. Kualitas videonya pun baik dan tidak buram.
Tidak semua tahu
Namun, rupanya tidak seluruh warga sekitar mengetahui soal program dan keberadaan fasilitas Jakwifi ini.
Iim (59), salah satu pengunjung RPTRA Sunter Jaya Berseri tidak mengetahui jika ada program Jakwifi ini.
"Saya tahu ada wifi di sini. Cuma enggak tahu itu dari Pemprov apa bukan," ujarnya saat ditemui di lokasi.
Baca juga: Cara Akses JakWifi, Internet Gratis di 9.000 Titik di Jakarta
Di lokasi juga memang tak ada tulisan yang menandakan tersedia fasilitas internet gratis dari program Jakwifi.
Iim menyebut, wifi di lokasi tersebut memang tidak bisa diakses oleh masyarakat umum.
"Yang saya tahu enggak boleh diakses untuk umum. Kalau boleh, ya di sini bakal rame sama anak-anak main hp," imbuhnya.