Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Pulau Sebira Makin Sulit Melaut karena Cuaca Buruk, Ada yang Menganggur dan Banting Setir

Kompas.com - 17/11/2022, 10:16 WIB
Zintan Prihatini,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para nelayan Pulau Sebira, Kelurahan Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, makin sulit melaut. Hal ini disebabkan faktor cuaca yang tak menentu disertai angin kencang.

Akibatnya, hasil tangkapan ikan para nelayan pun menurun.

“Saat ini semua berbeda, kondisinya tidak seperti tahun lalu. Bahkan sejak awal tahun ini, hasil tangkapan nelayan menurun karena cuaca yang tidak menentu dan angin yang terlalu kencang,” ujar Ketua RW 003 Pulau Sebira Muhammad Ali Kurniawan dalam keterangannya, dikutip Kamis (17/11/2022).

Baca juga: Warga Pulau Sebira: Kami Merasa Tak Jadi Anak Tiri Lagi

Padahal, kata dia, warga menjadikan nelayan sebagai profesi utama. Sebab, lokasi Pulau Sebira yang berada di ujung utara Jakarta mendukung mata pencaharian mereka.

Ali mengatakan, lokasi Pulau Sebira memperbesar harapan nelayan memperoleh tangkapan biota laut dan ikan yang melimpah.

Akan tetapi, faktor cuaca yang tak menentu mengakibatkan banyak nelayan mengeluh.

Aktivitas berlayar juga tidak maksimal, sehingga hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan data yang dipublikasikan Suku Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Kepulauan Seribu, Rabu kemarin, saat ini hanya 11 kapal yang aktif melaut di Pulau Sebira dari awalnya tercatat ada 50 kapal.

Baca juga: Kokohnya Rel Trem Kuno Peninggalan Belanda yang Ditemukan di Lokasi Proyek MRT...

Adapun jumlah penduduk Pulau Sebira ialah 603 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 183.

Kondisi cuaca buruk yang kerap membayangi perairan Pulau Sebira membuat nelayan memilih berganti profesi.

Kini, warga juga memanfaatkan dukungan dari Perumda Pasar Jaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Jika tidak pergi melaut, para nelayan menganggur di rumah dan kebutuhan lainnya kami maksimalkan melalui Pasar Jaya, di mana sejauh ini sudah cukup membantu, meski stok terbatas,” ungkap Ali.

Baca juga: Senja Kala Mal Blok M, Tinggal Tiga Toko yang Bertahan di Lorong Lengang...

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Seribu memfasilitasi nelayan Pulau Sebira yang kesulitan menangkap ikan di laut untuk menjadi tenaga kerja penyedia jasa lainnya perorangan (PJLP).

Menurut data Tata Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Seribu, ada lebih dari 30 warga Pulau Sebira yang kini menjadi PJLP.

Rinciannya, petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) sebanyak 11 orang, PJLP instalasi pengolahan air limbah enam orang, PJLP sumber daya air 11 orang, ruang publik terpadu ramah anak enam orang, docing kapal tiga orang, lingkungan hidup 11 orang, pemakaman tiga orang, sea water reverse osmosis lima orang, brackish water reverse osmosis empat orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com