"Beliau juga pernah diminta untuk menyelundupkan senjata untuk prajurit Mujahidin di Afghanistan untuk melawan Uni Soviet," jelas Didit.
Didit bercerita, kakeknya juga pernah membawa Jenderal Lon Nol yang kala itu digulingkan oleh Pol Pot.
Lon Nol digulingkan karena ia berpihak pada sekutu dan berseberangan dengan apa yang diyakini oleh Pol Pot
Konflik yang terjadi di Kamboja mengharuskan Abdullah Djokomono untuk membawa Jenderal Lon Nol dari Kamboja menuju Hawaii.
"Pokoknya, ada operasi-operasi intelejen yang dimintai oleh Jenderal Benny Moerdani. Jadi artinya, meskipun dia penerbang sipil, tapi dia diminta untuk melakukan aktivitas-aktivitas militer intelejen," ujar Didit.
Baca juga: Majikan Dianiaya Sopir hingga Tewas di Sunter, Mulut Dibekap dan Disumpal Masker
Sepanjang ingatan Didit, kakeknya pun mendapat pangkat Kolonel Tituler setelah diminta untuk menjadi pengajar di Skuadron Halim Perdanakusuma.
Pilot andal itu mendapat pangkat Kolonel Tituler setelah bertahun-tahun memiliki jasa untuk negara Indonesia.
Tiga hal utama di balik pemberian pangkat Kolonel itu berdasarkan operasi militer yang telah dilakukan, yang kedua sebagai pilot kepresidenan, sementara yang ketiga adalah sebagai instructor skuadron Halim Perdanakusuma.
"Jadi dia memang mengajar untuk Letkol dan Mayor, secara kepangkatan dia harus punya kredibilitas dan wibawa dalam mengajar. Alasannya, agar secara hirarkis, ia dihormati," tutur Didit.
Meski telah tutup usai sebagai masyarakat sipil, namun Abdullah Djokomono tetap dimakamkan secara militer.
Almarhum Abdullah Djokomono sendiri tutup usia pada bulan Februari 2022 lalu, ketika usianya menginjak 86 tahun.
"Jadi, baru tahun ini beliau meninggal dunia. Lahir tahun 1936. Meskipun Tituler, tapi dia dimakamkan secara militer. Dia dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) biasa di Kampung Kandang, tapi dimakamkan secara militer dan Inspektur Upacaranya waktu itu langsung dari Lanud Halim Perdanakusuma," pungkas Didit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.