Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Julukan “Segitiga Emas” untuk Kampung Sawah Kota Bekasi

Kompas.com - 27/12/2022, 11:18 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ada sebuah area yang dijuluki sebagai “Segitiga Emas”. Area ini bernama Kampung Sawah yang berlokasi di Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi.

Kampung Sawah tampak berbeda dibandingkan kawasan penduduk lainnya. Mereka memiliki tiga rumah ibadah dari agama yang berbeda dan lokasinya berdekatan.

Tiga rumah ibadah ini adalah Gereja Katolik Santo Servatius, Gereja Kristen Pasundan (GKP) Kampung Sawah, dan Masjid Agung Al-Jauhar Yasfi.

Lokasi yang berdekatan dan titik bangunan berdiri membuat ketiga rumah ibadah itu terlihat seperti membentuk sebuah segitiga.

Baca juga: Tradisi Ngejotin yang Identik dengan Hari Raya Keagamaan di Kampung Sawah...

Pegiat Kemasyarakatan di Kampung Sawah Ricardus Jaobus Napiun mengatakan, hal tersebut membuat Kampung Sawah mendapat julukan “Segitiga Emas”.

“Kenapa dibilang ‘Segitiga Emas’? Dari tiga rumah ibadah, dua gereja dan satu masjid, selalu disyiarkan ajaran untuk kehidupan yang toleran,” kata dia kepada Kompas.com di kediamannya di Kampung Sawah, Senin (26/12/2022).

Adapun Kampung Sawah terletak tepat di tengah-tengah tiga rumah ibadah tersebut. Jadi, ajaran yang digaungkan sejak lama sudah sangat familier di telinga penduduk setempat.

Pria yang akrab disapa Jacob ini menambahkan, kehidupan yang penuh toleransi bukanlah satu-satunya topik yang selalu disyiarkan tiga rumah ibadah tersebut.

“Disyiarkan oleh ketiganya ajaran untuk saling membantu, gotong royong, dan saling menghormati. Agama memang betul-betul menjadi tempat untuk praktik hidup bersama yang sangat ideal,” kata dia.

Baca juga: Toleransi Beragama di Kampung Sawah Bekasi, Saling Bantu Persiapan Hari Raya

Melalui ajaran tersebut, penduduk Kampung Sawah menggunakan kepercayaan yang dianut bukan untuk mengacak-acak kehidupan, tetapi untuk membangun dan memperkuat kehidupan satu sama lain.

Terkait kegiatan ibadah, Jacob menuturkan bahwa kegiatan tidak jauh berbeda antara jemaat Gereja Katolik Santo Servatius, Gereja Kristen Pasundan (GKP) Kampung Sawah, dan Masjid Agung Al-Jauhar Yasfi.

Mereka sama-sama beribadah berdasarkan kepercayaan masing-masing, hanya saja dilakukan pada waktu yang berbeda.

“Misalnya pada Minggu, ibadah di Servatius pukul 08.30 WIB, lalu GKP pukul 09.00 WIB. Masjid pun (ada ibadah). Enggak saling mengganggu,” kata Jacob.

“Kalau misal (jemaat) kekurangan tempat parkir, ditarik ke Yasfi. Pas parkir enggak ditanya agamanya apa,” imbuh dia.

Baca juga: Cerita di Balik Jemaat Misa Natal Gereja Kampung Sawah yang Pakai Baju Adat Betawi

Meski makna “Segitiga Emas” didasari pada semangat toleransi antar-umat beragama di kalangan penduduk Kampung Sawah, serta lokasi rumah ibadah yang berdekatan, Jacob mengaku tidak tahu siapa yang awalnya mencetuskan julukan tersebut.

Menurut dia, sudah ada beberapa orang yang dahulu mengeklaim bahwa merekalah yang menyebut Kampung Sawah sebagai “Segitiga Emas”.

Ada pula beberapa tokoh besar yang kerap diundang dalam kegiatan dialog kebangsaan dan budaya yang menyebut Kampung Sawah sebagai “Segitiga Emas”.

“Terakhir, kami mengundang yang sekarang ini jadi Wakil Presiden, dulu ketua MUI, Ma’aruf Amin. Kebetulan saya ketua panitia. Kami adakan dialog. Beliau mengatakan seperti itu, (Kampung Sawah) diamati seperti ‘Segitiga Emas’,” tutur Jacob.

“Itu memperkuat kembali bahwa ada sejumlah tokoh sebelumnya, yang mengatakan bahwa ‘Segitiga Emas’ itu di sini (Kampung Sawah),” sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com