Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjajal Bus Listrik Gratis di TMII: Sudah Antre Lama, Diserobot Pula...

Kompas.com - 23/01/2023, 20:16 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sudah bebas kendaraan sejak dibuka kembali pada November 2022.

Alhasil, wisatawan harus berjalan kaki, menumpang bus listrik, menyewa sepeda, atau membawa sepeda pribadi untuk mengelilingi tempat wisata.

Bus listrik disediakan pengelola TMII secara gratis. Wisatawan hanya perlu menunggu kedatangan bus listrik titik yang telah ditentukan, salah satunya di dekat gedung Elevated Parking.

Ketika berada di lokasi pada Senin (23/1/2023), Kompas.com sempat mendengar sejumlah wisatawan mengeluhkan waktu antre untuk menaiki bus itu.

Kompas.com pun mencoba menaiki bus listrik untuk membuktikan keluhan warga itu.

Baca juga: Pengunjung Protes Antrean Bus Listrik di TMII: Antre Sejam, Keliling Cuma 15 Menit

Kompas.com mulai mengantre di tempat bus listrik pukul 15.04 WIB.

Pada saat itu, antrean sudah sepanjang sekitar tujuh meter.

Mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, dan lanjut usia menanti kedatangan bus listrik gratis itu.

Sekitar 15 menit menunggu, bus listrik akhirnya datang. 

Namun, bus itu hanya bisa mengangkut belasan orang yang berada di antrean paling depan.

Sebab, kapasitasnya tidak terlalu besar. Setiap bus listrik hanya memiliki empat baris tempat duduk, dan satu kursi di sebelah kiri sopir bus.

Baca juga: Puluhan Ribu Wisatawan Melancong ke TMII Selama Libur Hari Raya Imlek 2023

Sekitar 30 menit sudah berlalu, dan Kompas.com tidak kunjung menaiki bus listrik.

Beberapa wisatawan yang tidak sabar mulai menyerobot antrean.

Ini karena tempat untuk mengantre tidak memiliki batasan yang jelas.

Hanya ada pagar panjang yang membatasi area mengantre dengan jalanan.

Rombongan wisatawan yang menyerobot antrean itu pun tampak tidak acuh pada wisatawan yang sudah mengantre duluan.

Bus listrik di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Senin (23/1/2023).kompas.com / Nabilla Ramadhian Bus listrik di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Senin (23/1/2023).

Waktu menunjukkan pukul 15.57 WIB. Bus listrik kelima akhirnya tiba.

Kali ini Kompas.com yang sudah berada di barisan paling depan akhirnya bisa menumpang bus itu.

Kompas.com berkesempatan menaiki tempat duduk yang menghadap ke belakang.

Sesaat setelah menduduki kursi, Kompas.com melihat bahwa antrean bus listrik ternyata masih panjang hingga beberapa meter.

Baca juga: Pengunjung Keluhkan Sistem Beli Tiket Masuk TMII Harus Online dan Nontunai

Bus listrik pun mulai berjalan. Ada beberapa titik wisata yang dilalui, mulai dari Anjungan Sumatera Selatan, Menara Pandang Saujana, dan Danau Archipelago.

Kemudian Anjungan Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.

Selanjutnya adalah Anjungan Maluku, Istana Anak-anak, Nusa Tenggara Timur, Bali, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Sepanjang perjalanan, bus listrik yang Kompas.com tumpangi sempat berhenti beberapa kali.

Sebab, beberapa wisatawan meminta kepada sopir untuk turun di titik-titik wisata tertentu.

Ada pula beberapa wisatawan yang baru naik dari halte bus di dekat Danau Archipelago.

Tidak terasa, sekitar 10 menit sudah berlalu. Bus listrik pun tiba di tempat pemberhentian terakhir, yakni di dekat Tugu Api.

Waktu pun lebih banyak habis untuk mengantre daripada mengelilingi TMII dengan bus listrik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com