Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi JIS, Stadion Megah Berstandar Internasional yang Minim Akses dan Lahan Parkir

Kompas.com - 08/02/2023, 20:00 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

Sumber Kompas.id

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelenggaraan konser musik Dewa 19 di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, pada Sabtu (4/2/2023) lalu membuka mata soal ragam kekurangan dari stadion megah tersebut.

Salah dua dari kekurangan yang ada adalah minimnya akses menuju JIS dan terbatasnya lahan parkir. Akibatnya, konser yang dihadiri ribuan orang itu menyisakan kesan negatif tersendiri di hati pengunjung.

Andreas Ricky (30) terpaksa memarkirkan kendaraannya di kawasan rumah toko di Sunter, Jakarta Utara, dan kemudian berjalan sekitar dua kilometer menuju lokasi konser.

Andreas mengenang bahwa malam itu situasi di sekitar JIS sangatlah rusuh.

“Malam itu semrawut sekali. Warga di kampung-kampung sekitar sampai menutup akses ke gang-gang mereka pakai portal. Mereka terganggu karena banyak orang jalan kaki dan pakai sepeda motor melintas di kampung-kampung," katanya kepada Harian Kompas.

Baca juga: Saat Infrastruktur Pendukung JIS Jadi Sorotan Usai Penonton Konser Dewa 19 Misuh-misuh

Kesemrawutan juga terjadi di area luar sekitar JIS yang menjadi lahan parkir dadakan bagi pengunjung karena terbatasnya area parkir di dalam komplek JIS.

"Saat bubar, itu lebih mengerikan lagi. Bus pengumpan pun susah keluar. Penonton terpaksa jalan kaki. Di kampung-kampung, beberapa warga yang punya kendaraan sampai menawarkan ojek dadakan. Satu penumpang itu tarifnya Rp 50.000," ucapnya.

Selain minim lahan parkir, layanan transportasi umum menuju JIS juga terbatas.

Transportasi publik yang tersedia menuju JIS adalah Kereta Rel Listrik (KRL) yang layanannya berakhir di Stasiun Ancol. Dari sana, penumpang bisa melanjutkan perjalanan menggunakan mikrotrans Jaklingo.

Baca juga: Soal Konser Dewa 19 di JIS, Penonton: Penampilan Bagus Tertutup Kurangnya Kesiapan Infrastruktur

Karena minimnya layanan transportasi umum menuju JIS, masyarakat mau tidak mau harus menggunakan kendaraan pribadi ke sana.

Adriansyah Yasin Sulaeman dari Forum Diskusi Transportasi Jakarta menyayangkan pembangunan JIS tidak dibarengi dengan pembangunan fasilitas transportasi yang memadai.

Kalau pun memang hal tersebut dirasa sulit, setidaknya Pemerintah Provinsi (Pepmrov) DKI Jakarta bisa menyediakan lahan parkir yang cukup.

Kita harus tetap sadar, kalau mayoritas penonton yang ke sana pasti menggunakan kendaraan pribadi sebagai salah satu pilihan utama," kata Adriansyah.

JIS memang rencananya akan terhubung dengan stasiun KRL hingga kereta layang ringan (LRT) Fase 2. Namun, masih butuh waktu yang cukup lama untuk merealisasikan hal tersebut.

Baca juga: Perjuangan Pulang Penonton Konser Dewa 19: Jalan Kaki Berdesakan dari JIS ke JIExpo Selama Satu Jam

Pengamat tata kota Nirwono Yoga berharap (Pemprov) DKI bisa memetik pelajaran dari kejadian saat Konser Dewa 19 berlangsung.

Kantong-kantong parkir perlu disediakan dalam radius 500 meter hingga 1 kilometer setiap acara besar diadakan di JIS.

"Dari kantong-kantong parkir itu disediakan jalur pejalan kaki yang nyaman. Ini mensyaratkan trotoarnya harus bagus," kata Nirwono. (Kompas.id/ Stefanus Ato, Atiek Ishlahiyah Al Hamasy)

Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul “JIS yang Megah, tetapi Minim Akses”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com