Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi TNI Penerjun Payung Mendarat Darurat di Ciganjur, Parasutnya Tersangkut di Pohon

Kompas.com - 09/02/2023, 18:16 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penerjun payung dari Korps Marinir TNI mendarat darurat di pekarangan rumah warga di wilayah Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (9/2/2023).

Ketua RT 007 RW 01 Ciganjur M Idris yang juga saksi menuturkan, insiden itu terjadi saat hujan deras disertai angin kencang melanda Ciganjur.

"Awalnya ada anak sekolah yang teriak di dekat rumah saya. Mereka teriak seperti ini, 'Itu, itu, itu ada yang mau jatuh,'" tutur Idris saat ditemui Kompas.com.

"Saya pikir yang mau jatuh itu pohon, soalnya pas hujan sekitar pukul 11.00 WIB itu anginnya kencang banget memang. Tapi, pas saya keluar rumah, ternyata penerjun payung yang jatuh," sambung dia.

Baca juga: Angin Kencang, TNI Penerjun Payung Mendarat Darurat di Pekarangan Rumah Warga Ciganjur Jaksel

Sebagai ketua RT, Idris lantas bergegas menuju rumah seorang dokter yang diduga menjadi lokasi sang penerjun mendarat.

Sesampainya di lokasi, Idris melihat prajurit TNI mendarat darurat di halaman depan rumah sang dokter.

"Pas di lokasi, sudah banyak orang yang menolong. Di sekitar rumah dokter itu kebetulan memang ada proyek. Jadi banyak pekerja bangunan yang membantu," ujar Idris.

"Untungnya posisi mendarat sang penerjun tidak meleset dan hanya (parasutnya) tersangkut di pohon, soalnya pekarangan rumah sang dokter cuma memiliki lebar tiga meter," lanjut dia.

Baca juga: Penerjun Payung TNI yang Mendarat Darurat di Rumah Warga di Ciganjur Tak Terluka Sedikit Pun

Idris mengungkapkan bahwa sang penerjun tidak mengetahui ada perubahan cuaca yang begitu drastis.

Oleh karena itu, ketika melakukan penerjunan, prajurit TNI tersebut mengalami kesulitan untuk mengendalikan laju parasutnya.

"Dia sempat bilang bahwa mendaratnya itu seharusnya di Lapangan Terbang Pondok Cabe. Jadi start di sana dan finish juga di sana," ungkap Idris.

"Tapi pas terjun dari ketinggian 4.000 kaki, ada perubahan angin yang dahsyat, terutama saat menyentuh ketinggian 2.000 kaki. Akhirnya parasut sulit dikendalikan dan memutuskan untuk mendarat darurat," sambung Idris seraya mengikuti perkataan dari sang penerjun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com