JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran mengaku sedih melihat aksi premanisme kembali merajalela di wilayah DKI Jakarta.
Hal itu disampaikan Fadil ketika mengetahui adanya anggota polisi dimaki dan dibentak oleh kawanan debt collector yang hendak mengambil paksa kendaraan.
"Enggak ada lagi tempatnya preman di Jakarta. Jangan mundur lagi! Sedih hati saya itu bolak balik," ujar Fadil dalam unggahan video di akun Instagram @Kapoldametrojaya, Rabu (22/2/2023).
Untuk itu, dia mengingatkan kembali seluruh jajarannya untuk tidak membiarkan aksi premanisme di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Dia juga meminta jajarannya merespons cepat setiap peristiwa yang dilaporkan masyarakat.
Baca juga: Debt Collector Arogan Bentak Polisi, Kapolda Metro: Tidak Ada Tempat untuk Premanisme di Jakarta!
Fadil pun memerintah anggota untuk langsung menindak tegas setiap aksi premanisme, termasuk para debt collector yang melakukan kekerasan kepada masyarakat.
"Yang debt collector macam itu jangan dibiarkan dia itu. Lawan! Tangkap! Jangan pake lama," tegas Fadil.
"Ini kasat serse, kasat serse ini jangan terlambat datang ke TKP kalau ada begitu. Cepat respons, cepat tangkap itu yang preman preman kayak gitu," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, selebgram Clara Shinta melaporkan peristiwa perampasan mobil oleh kawanan debt collector ke Polda Metro Jaya, Senin (20/2/2023).
Laporan tersebut teregistrasi dengan nomor LP / B / 954 / II / 2023 / SPKT / Polda Metro Jaya tertanggal 20 Februari 2023.
"Alhamdulillah laporan sudah diterima dan ditangani semua," ujar Clara kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin (20/2/2023).
Baca juga: Debt Collector Bentak dan Maki Polisi, Kapolda Metro: Jangan Dibiarkan, Tangkap!
Clara menjelaskan, peristiwa perampasan tersebut bermula ketika sopir keluarganya dihampiri oleh puluhan debt collector ketika tiba di parkiran apartemen yang dihuninya pada 8 Februari 2023.
Saat itu, kawanan debt collector tersebut langsung merampas kunci mobil dengan alasan pemilik kendaraan menunggak pembayaran cicilan.
"Kemudian saya cek surat-suratnya asli atau enggak. Ternyata memang ini benar BPKB saya yang digadai. Padahal saya enggak menggadaikan mobil saya, BPKB saya," kata Clara.
Setelah dicek, ternyata BPKB itu digadaikan oleh mantan suaminya. Menurut Clara, dirinya sempat mengajak pihak debt collector bernegosiasi untuk tidak langsung menarik kendaraannya, dan menunggu kedatangan keluarganya.
Namun, pihak debt collector menolak permintaan tersebut dan tetap mengambil secara paksa mobil miliknya.
Baca juga: Kapolda Metro Jaya Minta Jajarannya Cepat Menangkap Debt Collector yang Bentak Polisi