Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warno Tak Sempat Seruput Kopi Saat Angin Puting Beliung Menyapu Rumahnya...

Kompas.com - 02/03/2023, 16:26 WIB
Joy Andre,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Rumah milik Warno (65), yang berbahan dasar bata hebel itu luluh lantak akibat diterpa angin puting beliung.

Warno tidak sendiri mengalami musibah ini, masih ada ratusan warga Kampung Buek Jaya, Sumberjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, yang mengalami nasib sama.

Tak ada yang tersisa saat angin puting beliung meniup rumah Warno pada Rabu (1/3/2023) siang, termasuk kopi yang sudah ia seduh.

"Lho, waktu puting beliung saya lagi seduh kopi. Belum diminum itu kopinya," ucap Warno saat ditemui Kompas.com, Kamis (2/3/2023).

Kala itu, Warno sedang berada di dalam rumah bersama dengan tiga orang lainnya.

Baca juga: 3 Desa di Tambun Selatan Diterjang Angin Puting Beliung, 340 Rumah Rusak

Warno sendiri baru menyadari angin puting beliung meniup rumahnya, saat dia mendengar  sesuatu yang tak beres di bagian belakang rumahnya.

Ia selalu ingat, ketika ada angin kencang, asbes plastik rumahnya akan mengeluarkan suara berdenyit.

Namun, saat angin puting beliung datang, Warno mengaku tidak mendengar denyit asbes plastik itu, padahal di luar sedang hujan deras.

Mengetahui sesuatu yang tak beres, Warno mengecek ke belakang. Dia langsung terkejut ketika melihat atap rumahnya sudah hilang.

"Pas saya lihat, itu bagian belakang sudah ambruk duluan. Nah, saya masih di dalam," jelas dia.

Baca juga: Melihat Puluhan Rumah di Tambun Selatan yang Rusak Diterjang Angin Puting Beliung

Secepat kilat ia kembali ke dalam. Dompet adalah barang pertama yang ia cari. Sementara keluarganya, sudah lebih dahulu keluar.

"Saya masih di dalam, cari dompet, cari celana, langsung pakai. Sudah parah nih, sudah ambruk, baru keluar," ungkap dia.

Sejauh ingatannya, angin puting beliung itu meluluh lantahkan rumahnya hanya dalam waktu kurang lebih 2 menit.

Meski selamat, ia kini tak mempunyai tempat tinggal dan barang apapun.

Bersama dengan keluarganya, Warno untuk sementara tinggal di kontrakan, tak jauh dari rumahnya yang hancur.

Ia tinggal di kontrakan berdasarkan arahan kepala dusun di desa tersebut.

Harapan Warno saat ini pun sederhana. Ia hanya ingin, rumahnya bisa kembali dibangun. Selain itu, ia ingin hidup tanpa khawatir akan tiupan angin puting beliung.

"Ya penginnya, (rumah) saya mah dibangun, selesai. Tinggal terima masuk saja," harap lansia itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com