Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat RS Polri Kesulitan Identifikasi Jasad Korban Kebakaran Plumpang, Keluarga Korban Harap-Harap Cemas...

Kompas.com - 08/03/2023, 07:18 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ihsanuddin

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah Sakit Polri mengakui kesulitan dalam mengidentifikasi jasad korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang. 

Total, ada sebanyak 15 jenazah dan satu bagian tubuh (body part) yang telah dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, usai kebakaran Depo Pertamina Plumpang pada Jumat (3/3/2023) malam.

Namun, baru delapan jenazah yang berhasil teridentifikasi sampai Selasa (7/3/2023) kemarin.

Warga korban kebakaran yang belum juga mendapat kepastian soal nasib anggota keluarganya kini hanya bisa harap-harap cemas menunggu proses identifikasi rampung. 

Identitas 8 jasad yang teridentifikasi

Catatan Kompas.com, tim di RS Polri awalnya berhasil mengidentifikasi dua jasad, yakni Fahrul Hidayatulah (28) dan Muhammad Bukhori (41).

Identitas kedua jasad itu teridentifikasi sejak Sabtu (4/3/2023) pekan lalu atau sehari usai insiden kebakaran.

Lalu, pada Minggu, rim Disaster Victim Identification (DVI) kembali berhasil mengidentifikasi jasad dengan bernama Iriana (61).

Baca juga: 7 Jenazah dan 1 Bagian Tubuh Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Masih Belum Teridentifikasi

Selanjutnya pada Selasa, terdapat lima jenazah yang berhasil teridentifikasi.

Mereka adalah Sumiati atau Neneng (71) dan Raffasya Zayid Athallah (4).
Kemudian Trish Rhea Aprilita (12), Suheri (32), dan Hadi (32).

Artinya, masih ada tujuh jenazah dan satu potongan tubuh yang belum teridentifikasi.

Kesulitan

Karo Lab Pusdokkes Brigjen Pol Prima Heru mengungkapkan sulitnya mengidentifikasi jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

"Kendala kami adalah kondisi jenazah yang kebanyakan terbakarnya sempurna," tutur dia di RS Polri, Selasa.

Alhasil, pihaknya perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut agar hasil identifikasi akurat.

DVI Commander Kombes Pol Ahmad Fauzi melanjutkan, kendala lain yang dihadapi adalah minimnya kondisi atau tanda-tanda sebelum kejadian (ante mortem) dari pihak keluarga.

"Ini menjadi kendala utama di proses identifikasi yang sudah dilakukan. Proses ini jadi panjang sehingga kita harus mengandalkan metode terakhir yang bisa kita andalkan, yaitu DNA," ujar dia di RS Polri, Selasa.

Baca juga: Jasad Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Dijemput Keluarganya di RS Polri

Minimnya data itu membuat pihak rumah sakit memanggil kembali beberapa keluarga yang sudah melapor untuk melakukan pendalaman identitas.

Fauzi berharap agar pendalaman itu dapat membantu mempercepat proses penyelidikan para jenazah tersebut.

Petugas mengevakuasi jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang di kawasan Jalan Koramil, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.M RISYAL HIDAYAT Petugas mengevakuasi jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang di kawasan Jalan Koramil, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

Enggan terburu-buru

Pihak kepolisian enggan terburu-buru dalam mengidentifikasi jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

Hariyanto menuturkan, targetnya bukanlah mengejar waktu tetapi memastikan identifikasi dilakukan secara hati-hati.

"Targetnya adalah kebenaran dari identifikasi. Kita targetnya harus mengidentifikasi semua dengan kesaksian yang hampir 100 persen," tuturnya.

Baca juga: Ramai-ramai Dukung Relokasi Warga Sekitar Depo Pertamina Plumpang, tapi...

Hariyanto mengatakan, pihaknya memang berusaha mengidentifikasi seluruh jenazah di rumah sakit itu.

Namun, tegas dia, proses tetap harus dilakukan secara hati-hati. Ahmad mengamini hal tersebut.

"Jelas prinsip kehati-hatian dan ketelitian diutamakan. Jadi, benar-benar (proses) identifikasi ini menentukan identitas jenazah tersebut," ujar Ahmad.

"Mengenai waktu, tentu akan dilaksanakan (penyelesaian identifikasi) sesegera mungkin. Namun tidak boleh mengabaikan ketelitian dan kehati-hatian," imbuh dia.

Masih cari ayahnya

Di tengah proses identifikasi yang masih terus berjalan, warga korban kebakaran yang kehilangan orang terkasihnya hanya bisa pasarah menunggu sambil harap-harap cemas. 

Hamidah (33) misalnya. Ia hingga kini belum mengetahui nasib ayahnya, Ali (67), yang hilang saat peristiwa kebakaran melahap kawasan sekitar Depo.

Hamidah telah mendatangi Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati, Jakarta Timur, sejak Minggu (5/3/2023), namun belum mendapat kepastian apakah ayahnya menjadi salah satu korban yang kini terbaring di kamar mayat. 

"Orangtua belum ketemu, bapak saya. Info dari rumah sakit katanya tinggal tunggu hasil tes DNA keluar. Nanti baru diinfoin ke saya," ujar dia di lokasi, Selasa.

Baca juga: Polisi Sudah Periksa 24 Saksi Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Ida menceritakan, pada malam kejadian itu, keluarganya tengah bersantai di rumah. 

Namun tiba-tiba, bau gas yang menyengat tercium dan membuat seisi rumah langsung kabur.

"Pada baru kabur sebelum lihat api, pas kecium bau menyengat. Pada enggak kuat. Akhirnya pada lari keluar rumah," ungkap Ida.

Ida saat itu tak berada di rumahnya. Namun, ia mendapatkan cerita ini dari ibunya yang selamat.

"Mama saya lari duluan karena enggak kuat sama baunya. Terpisahnya saya kurang tahu, pokoknya mama saya kira ayah saya masih di belakangnya. Tahunya sudah enggak," jelas Ida

"Mama sama anak-anak saya lari duluan. Ayah saya belakangan. Cuma enggak tahu posisi larinya (Ali) ke mana," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com