Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Felucia Sengky Ratna, Kepala Kantor Imigrasi Jaksel yang Punya 1.000 Inovasi

Kompas.com - 09/03/2023, 12:12 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Felucia Sengky Ratna lahir di Salatiga, Jawa Tengah, pada 29 September 1979.

Sengky, sapaan akrabnya, tumbuh dalam keluarga yang harmonis sekaligus suportif.

Ayahnya yang merupakan seorang dosen di salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) acapkali memaksa Sengky untuk berpikir out of the box.

Hal itu dilakukan supaya Sengky terbiasa melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Cara pandang itulah yang akhirnya membuat Sengky dikenal sebagai wanita kuat dan inovatif.

Sederet inovasinya begitu terasa ketika Sengky mulai menduduki jabatan strategis pada 2017.

Baca juga: Lakukan Investasi Bodong dan Overstay, 8 WNA Akan Dideportasi Imigrasi Jaksel

Sengky yang saat itu menjabat sebagai Kepala Bidang Pelayanan dan Verifikasi Dokumen Perjalanan Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Barat membuat program bernama "Immigration Corner" di Universitas Bina Nusantara Kampus Anggrek.

Program yang diluncurkan pada 2018 itu menyuguhkan pelayanan keimigrasian yang menyasar seluruh civitas akademika, baik yang memiliki kewarganegaraan Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA).

Satu tahun berselang, Sengky kembali membuat gebrakan di wilayah Jakarta Barat. Ia menjadi inisiator dari adanya Unit Layanan Paspor (ULP) di pusat-pusat perbelanjaan.

Waktu itu, Sengky membuka keran kerja sama dengan Lippo Mall Puri sebagai pusat perbelanjaan pertama yang memiliki gerai ULP di Tanah Air.

Baca juga: WN Filipina Dideportasi karena Overstay dan Tak Bekerja, Imigrasi: Dia Cuma Mondok di Pesantren

Sengky sengaja membuka ULP di pusat perbelanjaan untuk memangkas birokrasi, sekaligus memutus stigma negatif soal pengurusan dokumen keimigrasian.

"Memang dari awal saya sangat concern dengan pelayanan karena adanya stigma negatif yang selalu melekat di instansi pemerintahan bahwa pelayanan itu berbelit-belit," kata Sengky pada Rabu (8/3/2023).

"Jadi, saat itu saya bertekad untuk membuka keran layanan keimigrasian tidak hanya di kantor, tetapi di tempat umum atau ruang publik, sampai akhirnya saya berhasil membuka layanan paspor di pusat perbelanjaan," lanjut dia.

Sengky naik kelas

Dua inovasi buah pemikiran Sengky akhirnya mengantarkan dirinya untuk menduduki posisi yang lebih tinggi.

Sengky dipercaya untuk menjadi Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang pada 2020. Ia diketahui menjadi wanita pertama yang menduduki jabatan tersebut.

Namun, baru beberapa bulan menjabat, Sengky langsung dihadapkan dengan situasi pelik. Pandemi Covid-19 yang mulai menjangkiti masyarakat di Tanah Air pada akhirnya membuat pelayanan publik mandek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bebas PBB di Jakarta Hanya Berlaku bagi Satu Rumah di Bawah Rp 2 Miliar, Warga Diminta Mutakhirkan NIK

Bebas PBB di Jakarta Hanya Berlaku bagi Satu Rumah di Bawah Rp 2 Miliar, Warga Diminta Mutakhirkan NIK

Megapolitan
Bertengkar dengan Istri Ketiga, Pengemudi Ojol di Cilincing Panjat Sutet untuk Percobaan Bunuh Diri

Bertengkar dengan Istri Ketiga, Pengemudi Ojol di Cilincing Panjat Sutet untuk Percobaan Bunuh Diri

Megapolitan
Permukiman Lembap dan Minim Sinar Matahari, Warga Gang Venus Rawan Terkena Penyakit

Permukiman Lembap dan Minim Sinar Matahari, Warga Gang Venus Rawan Terkena Penyakit

Megapolitan
Aturan Baru PBB di Jakarta: Bebas Pajak Hanya Berlaku bagi Satu Rumah di Bawah Rp 2 Miliar

Aturan Baru PBB di Jakarta: Bebas Pajak Hanya Berlaku bagi Satu Rumah di Bawah Rp 2 Miliar

Megapolitan
PAN Usulkan Duet Ridwan Kamil-Kaesang pada Pilkada Jakarta meski Jokowi Disebut Tak Setuju

PAN Usulkan Duet Ridwan Kamil-Kaesang pada Pilkada Jakarta meski Jokowi Disebut Tak Setuju

Megapolitan
Pastikan Tak Buang Limbah Hewan Kurban ke Sungai Ciliwung, Pengelola Masjid Istiqlal: Tak Setetes Darah Pun

Pastikan Tak Buang Limbah Hewan Kurban ke Sungai Ciliwung, Pengelola Masjid Istiqlal: Tak Setetes Darah Pun

Megapolitan
Lampu Terus Menyala karena Minim Cahaya Matahari, Gang Venus Tambora Dinilai Rawan Kebakaran

Lampu Terus Menyala karena Minim Cahaya Matahari, Gang Venus Tambora Dinilai Rawan Kebakaran

Megapolitan
Dalam Sehari, 13 Ton Sampah Diangkut dari TPS Pasar Merdeka Bogor

Dalam Sehari, 13 Ton Sampah Diangkut dari TPS Pasar Merdeka Bogor

Megapolitan
Kecelakaan di Jalan Raya Bogor Depok, Penumpang Ojol Tewas

Kecelakaan di Jalan Raya Bogor Depok, Penumpang Ojol Tewas

Megapolitan
Masjid Istiqlal Bagikan Hewan Kurban ke 25.000 Penerima, Utamanya ke Rumah Tahfidz dan Anak Yatim

Masjid Istiqlal Bagikan Hewan Kurban ke 25.000 Penerima, Utamanya ke Rumah Tahfidz dan Anak Yatim

Megapolitan
Tumpukan Sampah di TPS Pasar Merdeka Bogor Sudah Dibersihkan

Tumpukan Sampah di TPS Pasar Merdeka Bogor Sudah Dibersihkan

Megapolitan
Warga Depok Ditusuk Tetangganya gara-gara Masalah Anjing

Warga Depok Ditusuk Tetangganya gara-gara Masalah Anjing

Megapolitan
Usulkan Duet Ridwan Kamil-Kaesang pada Pilkada Jakarta, Sekjen PAN: Bisa Jadi 'Game Changer'

Usulkan Duet Ridwan Kamil-Kaesang pada Pilkada Jakarta, Sekjen PAN: Bisa Jadi "Game Changer"

Megapolitan
Rumah di Sunter Terbakar karena Gas Bocor, 2 Orang Terluka

Rumah di Sunter Terbakar karena Gas Bocor, 2 Orang Terluka

Megapolitan
Gang Venus Tambora Minim Cahaya Matahari, Potret Padatnya Permukiman di Jakarta

Gang Venus Tambora Minim Cahaya Matahari, Potret Padatnya Permukiman di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com