Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jauh-Jauh dari Lampung, Agus Kecewa Pengobatan Alternatif Ida Dayak di Kostrad Depok Dibatalkan

Kompas.com - 03/04/2023, 22:12 WIB
M Chaerul Halim,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Warga yang hendak menjalani pengobatan alternatif Ida Dayak di GOR Madivif 1 Kartika, Kostrad Cilodong, Depok, meluapkan rasa kekecewaannya.

Pasalnya, pengobatan alternatif itu dibatalkan karena ulah para pasien yang tak bisa diatur ketika Ida Dayak hendak memulai praktik.

Salah satu warga yang mengungkapkan kekecewaannya, yakni Agus (35).

Pria yang berasal dari Lampung ini menyayangkan para warga yang mendampingi pasiennya sulit diatur oleh para anggota TNI, sehingga keluarganya tak dapat ditangani Ida Dayak.

"Menyesalkan juga sih ngelihat kondisi tadi kalau tadi bisa diatur mah tadi, mungkin enggak bakal seperti ini (dibatalkan)," kata Agus kepada Kompas.com di lokasi, Senin.

Baca juga: Rela Datang dari Purwokerto demi Diobati Ida Dayak di Depok, Pasien: Sampai Sini Subuh, tapi Sudah Ramai

Padahal, kata Agus, ponakannya bernama Rahel (18) dan adik ipar, Yuni Sriwahyuni, sangat berharap bisa ditangani praktisi dari Kalimantan Timur itu.

Rahel dan Yuni sama-sama mengidap penyakit saraf kejepit yang menyebabkan sebagian anggota tubuhnya sulit bergerak.

Namun, harapan Rahel dan Yuni bisa disembuhkan gagal lantaran warga yang mendampingi pasien mencoba menarik lengan Ida Dayak.

"Tadi sebenarnya dikit lagi, sudah disamperin sama Ibu Ida, cuma karena warga pada nyerobot akhirnya Ibu langsung dievakuasi," ujar Agus.

Baca juga: Pengobatan Alternatif di Kostrad Depok Ricuh, Ida Dayak Dievakuasi Anggota TNI

Meski pengobatan alternatif itu dibatalkan, Ia bersama lima anggota keluarganya sempat bersikeras bertahan di sana sambil menunggu kepastian.

"Namanya juga ikhtiar, nunggu dulu. Kalau memang belum jodohnya, apa boleh buat. Kami terpaksa harus pulang," imbuh Agus.

Pantauan Kompas.com di lokasi, banyaknya pasien yang datang membuat acara pengobatan alternatif itu sempat berlangsung ricuh.

Para pasien dan warga yang menyesaki lapangan terbuka itu ricuh saat Ida Dayak datang sekitar pukul 16.45 WIB.

Baca juga: Pengidap Stroke Ini 5 Kali Datangi Pengobatan Alternatif Ida Dayak, tapi Selalu Gagal karena Antrean Membludak

Para pasien dan warga yang menunggu kedatangan Ida Dayak sejak pagi hari saling mempertahankan barisannya.

Tak hanya itu, mereka turut terlibat aksi saling dorong saat Ida Dayak memasuki barisan para pasien.

Kondisi itu tentunya tak memungkinkan Ida Dayak melaksanakan praktik pengobatan alternatifnya.

Anggota TNI pun berinisiatif mengevakuasi Ida Dayak dari kerumunan massa.

"Bawa Ibu Ida keluar, cepat, cepat! Ini enggak bisa kalau dilaksanakan," kata anggota TNI melalui pengeras suara.

Baca juga: Ingin Diobati Ida Dayak, Pasien Berkursi Roda Rela Menunggu di Lapangan Terbuka pada Siang Terik

Beberapa saat setelah Ida dievakuasi, pihak Kostrad pun memastikan acara pengobatan alternatif yang akan digelar pada hari ini dan besok itu dibatalkan. 

"Ibu Ida tidak bersedia atau tidak mampu untuk melakukan pengobatan, karena kondisinya ramai sekali," kata Pangima Divisi Infanteri (Pangdivif) 1 Kostrad, Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun di lokasi, Senin.

"Besok, saya pastikan tidak ada praktik pengobatan, saya evaluasi dulu. besok saya pending dulu," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selama 2019-2023, Jakarta Dilanda 5.170 Bencana Alam akibat Perubahan Iklim

Selama 2019-2023, Jakarta Dilanda 5.170 Bencana Alam akibat Perubahan Iklim

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Daftar Acara HUT Kota Jakarta ke-497, Ada Gratis Masuk Ancol

Daftar Acara HUT Kota Jakarta ke-497, Ada Gratis Masuk Ancol

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Megapolitan
Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Megapolitan
Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Megapolitan
Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Megapolitan
Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Megapolitan
Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Megapolitan
Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Megapolitan
Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Megapolitan
Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com