Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sedih Ibu yang Berjuang Sembuh dari Limfedema tetapi Anaknya Malah Terkena Stunting

Kompas.com - 05/04/2023, 09:30 WIB
Rizky Syahrial,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudarti (43), warga yang tinggal di Pondok Labu, Jakarta Selatan, merasa sedih mendengar anaknya yang berusia 3 tahun dikategorikan stunting oleh posyandu setempat. 

Ia pun baru mengetahui anaknya terkena stunting pada 2022 lalu. 

Sudarti bercerita, pertama kali anaknya MZ divonis stunting oleh Posyandu Jeruk, RW 09, Pondok Labu, karena memiliki tinggi dan berat yang kurang dari anak seumurnya.

Saat itu, suami Sudarti yang mengantarkan MZ untuk berkumpul di RPTRA, tepatnya ketika posyandu mengundang semua orang tua yang mempunyai balita.

Baca juga: Ahli Gizi: Makan Telur Berpengaruh Cegah Stunting karena Proteinnya Sempurna

"Pertama divonis sama Posyandu Jeruk, terus dari Puskesmas Kelurahan datang ke rumah," ujar Sudarti saat ditemui oleh Kompas.com, Selasa (4/4/2023).

"Terus karena anak saya beratnya kurang tinggi juga kurang untuk usia dia waktu itu masih berumur dua tahun dan beratnya itu cuma 9 kg," kata dia.

Sudarti menuturkan, usai divonis stunting, posyandu memberikan buku catatan penting untuk MZ.

Catatan itu ditujukan untuk menilai berat badan MZ terus menerus selama satu bulan dan juga sebagai bukti khusus pemantauan perkembangan dari MZ.

"Ada catatannya dari posyandu, beratnya tingginya, awalnya berat sembilan kg enggak naik-naik," ucap dia.

Baca juga: Cegah Stunting pada Anak, Ahli Gizi: Pastikan Pola Makan Anak Terjadwal

Ibu sakit dan sedang berobat

Sudarti mengakui kondisi anaknya itu tak lepas dari keadaannya yang sedang menjalani pengobatan panjang. Sejak melahirkan, Sudarti harus bolak-balik ke rumah sakit untuk mengobati Limfedema dengan diantar suaminya. 

Akhirnya, pengasuhan MZ pun harus dipercayakan kepada orang lain selama dia ke rumah sakit. 

"Ya mungkin karena saya nggak ada (berobat), terus kakaknya ya cuma kasih MZ berupa jajanan saja, karena saya harus bolak balik berobat, kadang seminggu sekali seminggu dua kali ke rumah sakit," tambah Sudarti.

Ia pun mengaku, sering meninggalkan MZ ketika sedang konsentrasi melawan Limfedema. Sudarti harus sering rumah sakit intuk USG.

Sebenarnya dokternya sudah memberikan Sudarti kesempatan untuk berobat setelah selesai mengurus anaknya. Namun tetap saja MZ kurang mendapatkan asupan gizi sehingga menjadi stunting. 

Baca juga: Putrinya Dikategorikan Stunting, Mimi: Anak Saya Aktif, Enggak Kenapa-kenapa...


"Anak saya ini sudah sering saya tinggal sejak bayi. Rumah sakit harus USG, tapi karena saya punya bayi, jadi sama dokter nya dikasih kesempatan, kalau siap balik ke rumah sakit," kata dia.

"Enggak lama pandemi Covid, tertunda, jadi baru bulan mei 2022 tindakan operasi," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com