Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Penarikan Paksa Mobil oleh "Debt Collector" Berujung Pengeroyokan

Kompas.com - 10/04/2023, 22:44 WIB
Rizky Syahrial,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya mengungkap kronologi penarikan paksa mobil oleh debt collector berujung pengeroyokan di Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi menjelaskan, dalam hari yang sama terdapat dua kejadian berbeda, yakni perampasan dengan kekerasan serta pengeroyokan.

"Kasus ini bermula atau terjadi pada tanggal 5 April 2023 pada pukul 14.00 WIB. Ini terjadi dua delik, waktu kejadian maupun tempat kejadian ini berbeda," kata dia kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin (10/4/2023).

Menurut Hengki, pada kejadian pertama, korban sedang mengendarai mobil miliknya. Selanjutnya ada lima orang debt collector yang mengadang kemudian mobilnya dirampas.

Baca juga: Polisi Tangkap Lima Pengeroyok Debt Collector di Tangsel

Ia menambahkan, pelaku kemudian memaksa masuk dan memukul korban.

"Korban yang sedang mengendarai mobilnya ini, tiba-tiba diadang oleh lima orang. Kemudian dilakukan perampasan kendaraan dengan cara mengambil secara paksa kunci kendaraan tersebut," jelas Hengki.

"Kemudian memaksa masuk, dan menurut keterangan korban sempat ada pemukulan," tambah dia.

Kemudian kata Hengki, atas kejadian tersebut, korban langsung menghubungi salah satu rekannya berinisial A.

Baca juga: Debt Collector Dikeroyok Massa di Tangsel karena Disebut Maling

Selanjutnya, teman korban balas mengadang debt collector yang sedang membawa mobil korban.

"Dia diadang, kemudian berusaha untuk mobil tersebut agar tidak dibawa ke kantor leasing," ungkap Hengki.

Karena debt collector tersebut melawan dengan memaksa melarikan diri, kemudian teman korban meneriaki "maling".

"Akhirnya terjadi delik baru yaitu penganiayaan dan juga pengeroyokan terhadap tersangka di TKP yang pertama," tambah Hengki.

Baca juga: Polisi Tangkap 8 Pengeroyok Debt Collector di Tangsel

Sehingga, salah satu debt collector tersebut dianiaya, serta direkam oleh salah satu tersangka pengeroyokan. Perekaman tersebut viral di media sosial.

"Salah satu korban atas nama B ini yang dianiaya, direkam oleh salah satu tersangka juga, dan ini viral. Hal itu melanggar kebhinekaan karena bernuansa SARA, bisa menciptakan konflik horizontal," pungkas Hengki.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menangkap delapan orang berkait kasus pengeroyokan debt collector di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (5/4/2023) lalu.

Hengki mengatakan, delapan orang tersebut diamankan oleh pihaknya atas dua kasus, yakni pencurian dengan kekerasan serta kasus penganiayaan.

Dalam kasus pengeroyokan, pihaknya telah mengamankan enam orang tersangka. Sementara itu di kasus pencurian dengan kekerasan, Polda Metro Jaya mengamankan dua orang tersangka

"Kasus pengeroyokan kita telah menangkap enam orang termasuk terakhir tersangka utama kita tangkap di Sukabumi," ujar Hengki kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin (10/4/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com