Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi dan Lagi, Ahli Waris Blokade Tol Jatikarya, tapi Hanya Dapat Janji Belaka

Kompas.com - 11/04/2023, 07:00 WIB
Joy Andre,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ahli waris pemilik sah lahan akses gerbang tol (GT) Jatikarya kembali menggelar aksi blokade jalan pada Senin (10/4/2023) kemarin.

Sejak pukul 14.56 WIB, puluhan orang ahli waris sudah berkumpul di akses tol tersebut.

Tujuan mereka sederhana, ingin uang ganti rugi lahan atas pembangunan tol itu dibayarkan.

Aksi pada Senin kemarin itu pun bukan kali pertama terjadi. Mereka telah puluhan kali menutup akses gerbang tol Jatikarya, namun uang ganti rugi tak kunjung cair.

Baca juga: Lagi, Ahli Waris Blokade Akses Tol Jatikarya Bekasi

Salah satu ahli waris, Sulaeman Pembela (33), bahkan mencurahkan isi hatinya soal tak kunjung cairnya uang ganti rugi lahan imbas pembangunan tol tersebut.

Sambil bercucuran air mata, Sulaeman menangisi janji-janji palsu soal penggantian ganti rugi yang tak kunjung diterima oleh ahli waris.

"Sepeser pun belum dibayarkan. Kami hanya ingin menuntut hak kami, warga yang selama ini dizalimi dan tidak pernah dibayar (uang ganti rugi) sedikit pun," ucap Sulaeman kepada Kompas.com sambil menangis.

Oknum diduga hambat pencairan

Warga terus menuntut uang ganti rugi lahan karena mereka merasa hak mereka sudah sepantasnya dipenuhi.

Bertahun-tahun menunggu uang yang tak kunjung cair, warga pun menduga ada oknum yang menghambat proses pencairan uang ganti rugi lahan mereka.

Penghambatan proses pencairan itu terjadi karena pihak BPN tidak kunjung menerbitkan surat pengantar pencairan ganti rugi.

Padahal, Kementerian PUPR sudah membayar secara sukarela di Pengadilan Negeri Bekasi, sesuai dengan penetapan No.20/EKS.G/2021/PN.Bks Tanggal 2 Juni 2021 Jo. Berita Acara Teguran/Aanmaning Tanggal 15 Juni 2021 dan Tanggal 22 Juni 2021.

Baca juga: Blokade Jalan, Ahli Waris Pemilik Lahan Tol Jatikarya Buka Puasa Bersama

Seluruh proses dan tahapan hukum juga sudah mereka lakukan.

Keputusan soal kepemilikan lahan sudah inkrah dan menyatakan bahwa ahli waris sudah sepenuhnya sah memiliki akses Tol Jatikarya.

"Semua instansi kami datangi, mulai dari BPN Kota Bekasi, BPN Pusat, Menteri, bahkan kami sudah menghadap Panglima. Sampai Peninjauan Kembali (PK 2), kami menang, itu pun tidak dihiraukan," ucap Sulaeman.

Karena permasalahan itu, gelombang aksi blokade GT Jatikarya digelar secara terus menerus oleh ahli waris.

Diberi janji kosong

Sulaeman mengungkapkan, aksi blokade ahli waris itu selalu berakhir dengan janji manis.

Sebab, tatkala aksi blokade selesai, pihak berwenang akan menenangkan mereka dan mengatakan proses pencairan uang ganti rugi sedang diproses.

Namun, ucapan tersebut tak kunjung terwujud dan ahli waris kembali tak mendapatkan apa-apa.

"Sampai sekarang ini, janjinya hanya janji belaka. Pepesan kosong. Angin surga yang kenyataannya adalah angin neraka," tutur Sulaeman.

Baca juga: Tangis Ahli Waris Lahan Tol Jatikarya, Tak Kunjung Dapat Ganti Rugi meski Sudah Tempuh Jalur Hukum...

Bakal terus berlanjut

Sulaeman menyebut, pemblokadean GT Jatikarya pun akan terus dilakukan ahli waris hingga uang ganti rugi dibayarkan.

Selama uang ganti rugi lahan tak kunjung dibayarkan, maka mereka menganggap bahwa lahan GT Jatikarya adalah sah milik ahli waris.

"Kami hadir atas hati masyarakat. Datang atas masyarakat sendiri, bahwa kami harus menduduki tanah kami sendiri, agar pemerintah sadar, para pengelola tol sadar dan seluruh instansi pemerintah sadar, bahwa masyarakat Jatikarya ini belum dibayar haknya," ucap Sulaeman

"Karena perjuangan ini menyangkut perjuangan orangtua kami, yang hingga kini belum mendapat haknya," kata dia lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com