Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Tabrakan Pajero dengan Motor di Gading Serpong: Dari Beda Kronologi Hingga Santunan Rp 25 Juta

Kompas.com - 16/04/2023, 08:12 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kecelakaan maut terjadi di lampu merah JHL, Curug Sangereng, Kelapa Dua, Tangerang Selatan, Jumat (7/4/2023) sekitar 00.40 WIB.

Kecelakaan itu diduga melibatkan dua kendaraan, yakni mobil Mitsubishi Pajero beserta sebuah motor dengan merek Honda Beat.

Berikut empat fakta terkini yang telah dirangkum Kompas.com terkait kecelakaan tersebut.

 

1. Beda kronologi polisi dan kuasa hukum korban

Kanit Laka Lantas Polres Metro Tangerang Selatan Ipda Justinus Yunus berujar, kecelakaan disebabkan karena pengemudi motor, YS (19), tersenggol badan mobil Pajero yang dikemudikan AT. 

Hal itu mengakibatkan pengemudi beserta penumpang motor berinisial MG (19) terjatuh.

"YS berboncengan dengan rekannya, MG, melintas dari Summarecon Mal Serpong ke arah Pagedangan. Sesampainya di lampu merah Jalan Gading Serpong Boulevard, pemotor bersenggolan dengan Pajero di sisi kiri mobil," ujar Justinus, Sabtu (8/4/2023).

Baca juga: Detik-detik Kecelakaan Maut di Tol Semarang-Solo, 3 Orang Tewas Usai CR-V Tabrak Truk

Usai tersenggol, nahas ada sebuah mobil pikap yang ikut melaju di jalur yang sama.

YS yang tak mampu mengarahkan arah jatuhnya badan akhirnya terlindas oleh pikap tersebut.

Sementara, MG masih diberi keselamatan dalam insiden itu. Namun, ia mengalami luka yang cukup serius di sejumlah organ dalam dan beberapa bagian tubuh. 

Bila direkonstruksi secara utuh, Yustinus menggambarkan bahwa mobil Pajero berada di posisi paling kanan, motor YS berada di tengah, dan mobil pikap berada di sisi paling kiri.

Namun citra tersebut dibantah oleh kuasa hukum MG, Satrio Nugroho.

Dihubungi Kompas.com, Jumat (14/4/2023), Satrio menegaskan, pengemudi Pajero menabrak pemotor dari arah belakang.

"Dengan kecepatan tinggi, mereka (YS dan MG) ditabrak dari belakang oleh mobil Pajero, pelaku diamankan warga, identitasnya AT seorang mahasiswa," kata Satrio.

YS dan MG, lanjut Satrio, seketika terpental dari motor akibat tabrakan tersebut.

Baca juga: Sekretaris BPBD Pasaman, Istri, dan Anaknya Tewas Kecelakaan, Ini Kronologinya

YS terjatuh tepat di samping mobil pkap dan MG terpelanting di atas kerasnya aspal jalanan.

"(YS) terlindas oleh roda depan mobil pikap sehingga meninggal di tempat. MG terpelanting, dalam keadaan saat itu masih bergerak, jatuh pingsan," kata Satrio.

 

2. Pengemudi Pajero nyaris kabur

Setelah menabrak YS dan MG, Satrio mengungkapkan, pengemudi beserta dua orang penumpang di mobil Pajero berniat untuk meninggalkan Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Menurut saksi mata di lokasi kejadian, ketiganya keluar dari mobil dan berpencar sesaat setelah insiden kecelakaan.

Namun, tuduhan tersebut sempat dibantah oleh pihak keluarga pelaku.

Keluarga pelaku mengatakan, ketiga orang yang ada di mobil Pajero, termasuk AT, berusaha berpencar hanya untuk menghindari amukan massa.

 

3. Korban selamat masih kritis

Satrio menerangkan, MG saat ini masih dalam kondisi kritis meski peristiwa kecelakaan sudah berlangsung lebih dari satu pekan.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Tol Semarang-Solo, Eka Pecah Kaca Truk demi Selamatkan Diri

MG disebut mengalami cedera serius pada bagian kepala, robek di paru-paru, urine keluar darah, kaki kiri dan kanan patah, jari jempol kaki putus, dan jari kelingking remuk.

Kadar saturasi oksigen MG bahkan sempat berada di bawah rata-rata, yakni 70 persen di mana normalnya 95 persen.

"(Jumat pagi) itu kondisinya kritis. Saturasinya hanya 70 persen, normalnya kan 95, dokter sudah berusaha meningkatkan saturasi," kata Satrio saat bercerita mengenai kondisi kliennya.

Lebih lanjut, Satrio menduga adanya robekan di bagian paru-paru menjadi alasan utama minimnya perkembangan kesembuhan sang klien.

Robekan tersebut disinyalir menimbulkan infeksi dan akhirnya membuat kondisi MG amat sulit untuk pulih.

"Setelah seminggu, belum ada perkembangan yang baik. Kenapa ini terjadi mungkin karena paru-paru robek itu ada infeksi," papar dia.

 

4. Keluarga pelaku berniat beri santunan Rp 25 juta

Meski tahu bahwa MG sampai saat ini masih dalam keadaan kritis, tetapi keluarga AT disebut berniat memberikan santunan sebesar Rp 25 juta.

Baca juga: Cegah Kecelakaan di Jalur Transjakarta, Distamhut DKI Diminta Ganti Warna Seragam Petugasnya

Satrio berdalih tidak mengetahui maksud dan tujuan utama keluarga AT dalam memberikan uang dengan nominal tersebut.

Pasalnya, keluarga pelaku berniat memberikan santunan tetapi tidak datang secara langsung ke rumah sakit. Keluarga AT membicarakannya hanya melalui sambungan telepon.

Oleh karena itu, Satrio menilai apa yang dilakukan pihak pelaku sangat tidak etis.

"Karena sangat tidak etis dalam kondisi masih fokus penanganan dan keselamatan MG, secara nilainya pun, ya mohon maaf, seperti menghitung harta dan martabat korban," ungkap dia.

"Jadi saya pikir sampai detik ini pihak keluarga pelaku tidak ada atensi ataupun simpati dan empati itu tidak ada. Yang ada mereka telepon saya, tanpa basa-basi langsung menyebut nominal angka," lanjut Satrio.

Di lain sisi, jumlah uang yang bakal diberikan keluarga pelaku tidak akan pernah sebanding dengan apa yang dialami MG.

Satrio merasa khawatir dengan psikis MG setelah pulih karena kliennya itu kehilangan ibu jari kakinya.

"Itu kan sudah merupakan penghinaan, Rp 25 juta, bayangkan jempol kaki putus, biaya Rp 100 juta saja tidak cukup. Belum lagi pascakeluar rumah sakit karena terapi berjalan, belum trauma psikis si anak minder karena cacat," tegas dia.c

Baca juga: Apa Itu Microsleep yang Sering Jadi Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas?

Terakhir, Satrio berharap pihak kepolisian tidak berat sebelah dalam menangani kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kliennya.

Ia memohon aparat kepolisian segera menetapkan tersangka dalam insiden kecelakaan tersebut. Mengingat sudah lebih dari tujuh hari berlalu dan fakta di lapangan tentunya sudah banyak didapatkan.

"Kami sudah sampaikan ke pihak penyidik untuk melakukan proses penanganan perkara ini secara objektif, transparan dan akuntabel. Kami percayakan, support penuh, tak perlu takut kalau nanti siapapun pelakunya yang terbukti salah, ya silakan diproses dilimpahkan ke pengadilan untuk dapat hukuman yang setimpal," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Megapolitan
Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Megapolitan
Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Terbang dari Tanjung Lesung menuju Pondok Cabe

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Terbang dari Tanjung Lesung menuju Pondok Cabe

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com