Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghapusan Trotoar dan Jalur Sepeda di Pasar Santa Menindas Pejalan Kaki dan Pesepeda

Kompas.com - 17/04/2023, 14:19 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menghilangkan trotoar dan jalur sepeda di persimpangan Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dinilai merampas hak pejalan kaki dan pesepeda.

Seperti yang diketahui, jalur sepanjang 50 meter tersebut malah diaspal ulang dan berganti menjadi salah satu ruas jalan kendaraan bermotor dari arah Jalan Wolter Monginsidi menuju kawasan Blok M.

Tidak sedikit pejalan kaki dan pesepeda menyesalkan atas perubahan yang baru saja terjadi.

Sebab, mereka tak bisa lagi leluasa melewati jalur tersebut untuk menjangkau sejumlah pusat kegiatan yang ada di Jalan Suryo Raya, Jalan Wijaya 1, dan Jalan Wolter Monginsidi, seperti tempat ibadah, pertokoan, rumah makan, dan klinik.

Baca juga: Hilangnya Keberpihakan pada Pejalan Kaki dan Pengendara Sepeda Buntut Putaran Balik Pasar Santa yang Ditutup

Membahayakan dan tak lagi nyaman

Perubahan yang terjadi membuat sejumlah jemaat Gereja Katolik Santa Perawan Maria Ratu kebingungan saat hendak lewat.

Yulius Nugroho (42), jemaat yang biasa memarkirkan kendaraannya di pertokoan Jalan Wolter Monginsidi, kini harus lebih bersiaga ketika berjalan menuju mobilnya seusai keluar dari gereja di Jalan Suryo Raya.

Dia harus memperhatikan sekelilingnya dengan baik agar tidak terserempet kendaraan saat melintasi jalur selebar sekitar tiga meter tersebut.

”Baru tahu juga kalau akan dihilangkan seperti ini. Ya, otomatis sekarang sudah tidak senyaman dulu lagi saat melintas,” kata Yulius, dilansir dari Kompas.id, Senin (17/4/2023).

Bikin susah

Baca juga: Penutupan U-Turn Pasar Santa Dianggap Tak Tunjukkan Keberpihakan Pejalan Kaki

Setelah jalur tersebut ditimpa aspal, kini pejalan kaki maupun pesepeda hanya bisa memanfaatkan akses darurat berupa median jalan yang belum tertata rapi.

Jessica (28), pejalan kaki yang datang dari arah Jalan Suryo Raya menuju Jalan Wijaya 1, mau tak mau harus menyusuri median jalan yang masih berbentuk urukan tanah.

”Jalur untuk pejalan kaki ditutup, tapi bagi pejalan kaki tidak disediakan jalur alternatif. Kami harus berjalan melipir, satu sisi ada taman, sedangkan sisi lainnya ada median jalan yang belum dirapikan,” ujar Jessica.

Hal yang sama juga dialami Farizal (27) dan beberapa pesepeda yang tengah melintas dari arah Wijaya 1 menuju Jalan Suryo Raya.

Farizal dan teman-temannya harus berjalan sembari memikul sepeda di jalan yang sempit untuk menjangkau jalur sepeda di seberang jalan.

”Sangat disayangkan, saat negara-negara di dunia mengutamakan pejalan kaki dan pesepeda, di sini justru semakin mengurangi aksesibilitas kami. Ini seperti kemunduran peradaban,” kata Farizal.

Baca juga: Pengemudi Ojol Keluhkan Penutupan U-Turn di Simpang Pasar Santa

Sebuah kemunduran

Ketua Forum Diskusi Transportasi Jakarta Adriansyah Yasin Sulaeman sangat menyayangkan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini.

Menurut Adriansyah, penghapusan jalur sepeda dan pedestrian merupakan kemunduran peradaban sebuah kota.

Adriansyah khawatir kebijakan seperti ini malah akan menjadi awal dari penutupan jalur pedestrian dan jalur sepeda lain di Ibu kota.

”Ini bukan soal panjang atau pendeknya jalur sepeda yang dihilangkan. Kami khawatir ini bisa menjadi preseden buruk sehingga akan diikuti dengan penutupan jalur sepeda dan pedestrian lainnya,” ujarnya.

Baca juga: U-turn Pasar Santa Ditutup, Kemacetan Terjadi di Sekitarnya

Sementara itu, Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus menganggap penghapusan trotoar dan jalur sepeda adalah perbuatan sewenang-wenang dan melanggar hukum.

Menurut Alfred, tindakan yang dilakukan Pemprov DKI kali ini telah melanggar Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

”Koalisi Pejalan Kaki akan mengajak aliansi yang lain untuk melakukan gugatan di meja hijau. Pemerintah perlu diperingatkan, jangan sampai kebijakan seperti ini diikuti daerah lain,” katanya.

Afred menilai, penghilangan trotoar sudah menjadi catatan merah bahwa Jakarta telah merampas hak dasar pejalan kaki.

Atas apa yang telah terjadi, Afred meminta agar berbagai penghargaan DKI Jakarta tentang kota ramah pejalan kaki segera dicabut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul Trotoar Jadi Jalan, Pejalan Kaki Tak Lagi Leluasa di Kawasan Santa. (Penulis: Nasrun Katingka | Editor: Hamzirwan Hamid).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Sebut Judi 'Online' Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Polda Metro Sebut Judi "Online" Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Megapolitan
Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com