JAKARTA, KOMPAS.com - Andi (32), seorang petugas keamanan di kawasan Pasar Santa, Jakarta Selatan, mengeluhkan kemacetan yang terjadi akibat penutupan putaran balik (u-turn) di simpang Pasar Santa.
Menurut dia, penutupan u-turn yang dilakukan berbarengan dengan penghapusan jalur sepeda dan trotoar itu tidak lantas mengurai kemacetan seperti yang diharapkan.
Sebaliknya, kemacetan di kawasan Pasar Santa justru semakin parah.
Ia menyebut, kemacetan ini adalah yang terparah dalam kurun waktu enam tahun terakhir.
"Selama enam tahun saya di tempat ini, belum pernah macet kayak begini. (Sebelumnya) macetnya wajar aja, paling kalau ada mobil yang keluar dari parkiran atau dari gang. Sisanya enggak pernah seperti ini," ujarnya saat ditemui pada Senin (17/4/2023).
Baca juga: Macet Parah di Pasar Santa karena U-turn Ditutup, Belasan Pengendara Motor Terobos Trotoar
Andi menyebut, kemacetan ini sudah berlangsung selama empat hari berturut-turut sejak rekayasa lalu lintas dilakukan.
Ia mengaku kemacetannya hampir tak pernah terurai, terlebih pada pagi hingga sore hari.
"Wah macet banget, empat hari seperti ini, enggak pernah terurai. Dari hari Jumat kayak gini, pusing saya," beber dia.
Senada dengan Andi, seorang sopir truk bernama Sandi (24) juga mengeluhkan hal serupa.
Ia mengungkap kemacetan yang terjadi membuat banyak waktu terbuang sia-sia.
Terlebih Sandi adalah seorang pengantar barang, ia tak menampik bahwa dirinya dirugikan dengan adanya kemacetan di kawasan Pasar Santa.
"Makin parah ya semenjak itu (putaran balik atau u-turn) ditutup. Sehari bisa dua kali lewat sini dan selalu macet. Macetnya juga parah," kata Sandi sembari duduk di kursi truknya.
Oleh karena itu, Sandi berharap u-turn simpang Pasar Santa kembali dibuka seperti sedia kala.
Sebab sudah banyak pengendara yang terjebak di jalur ini dan waktunya banyak yang tersita.
"Kalau dibalikin lebih bagus lah, biar lancar biar nggak terlalu parah macetnya," ujar Sandi.