Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Toni, Pemudik Asal Jaktim yang Berangkat ke Indramayu dengan Odong-odong "Kereta Thomas"

Kompas.com - 21/04/2023, 15:27 WIB
Joy Andre,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ribuan pemudik melintas di Kalimalang, Kota Bekasi, untuk pergi ke kampung halamannya masing-masing di Jawa Tengah maupun Jawa Timur menjelang Hari Raya Lebaran 2023.

Dari banyaknya pemudik, ada yang menarik. Dia adalah Toni (41) yang memilih mudik ke Indramayu dengan odong-odong miliknya.

Bertolak dari Jakarta Timur, Toni dan istrinya mudik menggunakan sepeda motor yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa seperti sebuah kereta berjumlah dua gerbong.

"Kalau ini orang-orang ngasih namanya odong-odong 'kereta thomas'," ujar Toni saat berbincang di jalur Pantura, Kamis (20/4/2023) sore.

Baca juga: Kisah Marbut Masjid Tak Mudik Lebaran: Saya Lebih Nyaman di Jakarta

"Kereta Thomas" sendiri merupakan salah satu tokoh animasi di dalam acara kartun berjudul Thomas and Friends.

Toni lantas mengatakan, alasannya mudik menggunakan odong-odong miliknya. Rupanya, itu dilakukan semata-mata karena menekan budget.

Biaya yang dikeluarkan Toni pun hanya puluhan ribu rupiah untuk sampai ke kampung halaman.

"Biaya bensin Rp 80.000 sampai ke Indramayu. Kalau naik bus, kan lumayan mahal. Di hari biasa memang tiket bus Rp 80.000 tapi kalau mau Lebaran Rp 250.000. Ya lumayan, irit sedikit," kata Toni sambil tersenyum.

Baca juga: Cerita Ibnu yang Rela Tidak Mudik 3 Tahun Berturut-turut demi Jaga Harimau Benggala di Taman Margasatwa Ragunan

Dengan budget puluhan ribu rupiag itu, Toni bisa mengisi bensin tiga kali dan menempuh waktu selama lima jam hingga sampai di Indramayu.

Kemudian, demi keselamatan, Toni mengaku berkendara dengan lambat. Apalagi, kendaraan yang dipakainya sudah dimodifikasi.

Selain itu, barang bawaan yang dibawanya pun tidak terlalu banyak. Sebab, akan sangat berisiko apabila muatan yang dibawa berlebihan.

"Paling lari (melaju) 25-30 kilometer per jam. Enggak berani kencang-kencang saya," tutur Toni.

Baca juga: Polres Jakbar Gencarkan Patroli Rumah Kosong yang Ditinggal Mudik, Kapolres Sampai Turun Gunung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com