Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Keluar dari Retakan Tembok Rumahnya, Warga Tebet Putuskan Mengungsi

Kompas.com - 15/05/2023, 14:57 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Tebet bernama Ami (53) terpaksa mengungsi karena kondisi tembok di kediaman pribadinya mengancam nyawa keluarganya.

Ami mengatakan, retakan tembok yang berada tepat di belakang rumahnya sudah berada di dalam fase yang sangat memprihatinkan.

Adapun retakan tembok di rumah Ami disebabkan karena ulah tetangganya yang disebut menguruk tanah tanpa membangun fondasi lebih dulu.

"Kami terpaksa mengungsi (mengontrak) karena keadaannya sudah sangat tidak memungkinkan. Keluar air dari lubang yang ada di tembok belakang, lalu air juga keluar dari pinggiran tembok yang jaraknya sekitar tiga sentimeter dari lantai," ujar dia saat ditemui Kompas.com, Senin (15/4/2023).

Baca juga: Sopir Angkot 44 Mogok Kerja dan Demo di Stasiun Tebet, Protes Penambahan Armada Transjakarta

Tak hanya keluar air, Ami juga mendengar suara mendesis di balik tembok rumahnya selama satu bulan terakhir.

Ia menduga suara tersebut merupakan suara air yang tengah meresap ke dalam tanah yang ada di lahan rumah tetangganya.

"Saya takut. Keluar suara kayak gini, 'sssshhhh'. Saya menduga itu adalah suara air mengalir di antara bebatuan yang menjadi pijakan lahan tetangga," ungkap dia.

Adapun Ami dan keluarganya sudah mengontrak di salah satu hunian yang tak jauh dari rumahnya selama sepekan terakhir.

Ia mulai menempati rumah tersebut pada Minggu (7/5/2023) lalu. Ia sengaja mengontrak di dekat rumah pribadinya karena memiliki niatan lain, yakni merenovasi tembok rumahnya.

Baca juga: Sopir Banting Setir Hindari Mobil, Truk Pengangkut Bahan Farmasi Terguling di Serpong

Ami membangun ulang tembok di belakang rumahnya karena Dinas Cipta Karya, Pertanahan, dan Tata Ruang (Citata) DKI Jakarta membuat keputusan yang merugikan.

"Saya awalnya percaya ke Dinas Citata DKI, tapi kepercayaan itu ternyata salah. Dinas Citata DKI tidak memfasilitasi permasalahan ini dengan baik," beber dia.

"Dinas Citata DKI hanya menginstruksikan membangun saluran air dan kawat berduri di belakang rumah saya. Untuk apa coba? Kan tidak relevan," imbuh Ami.

Sebagai informasi, tembok rumah Ami retak-retak dan nyaris roboh lantaran ada proyek pembangunan di belakang rumahnya.

Tembok rumah Ami retak-retak diduga karena tetangganya menguruk tanah tanpa membangun fondasi lebih dulu.

Baca juga: Pemilik Lahan di Tebet Bantah Tuduhan Tak Bangun Fondasi hingga Bikin Rusak Rumah Tetangga

Ami mengaku saat ini pihaknya hanya meminta keadilan. Ami ingin pemilik lahan membangun fondasi tepat di belakang rumahnya.

Tujuannya agar rumahnya tak semakin rapuh. Sebab, tembok belakang rumahnya berulang kali retak dalam beberapa bulan terakhir, meski sudah ditambal dan kini tambalan tersebut justru mengeluarkan retakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com