Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tergiur Gaji Besar, 10 Emak-emak Nyaris Berangkat Jadi Pekerja Migran Ilegal di Arab Saudi

Kompas.com - 17/05/2023, 12:25 WIB
Firda Janati,
Jessi Carina

Tim Redaksi


TANGERANG, KOMPAS.com - Sepuluh emak-emak nyaris berangkat ke Arab Saudi menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) non-prosedural alias ilegal gara-gara tergiur gaji besar.

Sekretaris Utama Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Rinardi mengatakan, para calon PMI ilegal direkrut oleh calo yang datang ke kampung halaman mereka.

"Mereka dijanjikan gaji besar dan diberi uang Rp 4,5 juta sampai Rp 5 juta sebelum berangkat," ujar Rinardi dalam konferensi pers di kawasan Benda, Kota Tangerang, Selasa (16/5/2023) sore.

Jika menyetujui itu, para calon PMI ilegal akan diarahkan menuju Jakarta untuk melakukan pengecekan kesehatan atau medical check-up serta pembuatan visa.

Baca juga: Lelahnya Naik Tangga di Stasiun Cakung, Anak Muda Saja Sampai Ngos-Ngosan...

"Visanya ini masih proses pendalaman. Jadi memang modusnya seperti itu, jadi mereka mengimingi memperkejakan warga di desa yang mungkin kurang literasi," kata Rinardi.

Lebih lanjut, para calon PMI ilegal yang kebanyakan lulusan SD dan SMP diberi visa kunjungan, bukan visa kerja.

"Mereka mau saja diberangkatkan, bahkan mereka berangkat sudah dipastikan dengan bisa kunjungan ziarah atau ibadah, tidak mungkin ada stampel visa kerja pasti itu melalui proses resmi," ujar dia.

Karena itu, Rinardi yakin bahwa para calo tidak bekerja sendiri melainkan membentuk komplotan untuk melancarkan aksi mereka.

Baca juga: Remaja Keterbelakangan Mental Main Api, Rumah Singgah Milik Dinsos Terbakar

"Jadi kesempatan buat kita semua bahwa mafia tidak bekerja sendiri, mereka suatu kompolotan. Ini yang akan kita cegah dan usut ke aparat penegak hukum," ujarnya.

Bersama penegak hukum, BP2MI akan gerak cepat melumpuhkan calo beserta komplotannya.

"Supaya mereka enggak cari lagi korban baru, ini masuk ranah tindak pidana perdagangan orang (TPPO)," ujar dia.

Sebagai informasi, 10 calon pekerja migran Indonesia (PMI) non-prosedural alias ilegal berhasil digagalkan berangkat ke Arab Saudi oleh Imigrasi dan Polresta Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (13/5/2023).

Identitas dari 10 calon pekerja migran ilegal tersebut merupakan perempuan yang berasal dari Provinsi Jawa Barat.

Baca juga: Penyedia Jastip Ini Pilih War Tiket Coldplay di Resto Cepat Saji

"Rata-rata usia 32 tahun di mana yang paling muda berusia 22 tahun dan yang paling tua berusia 41 tahun," tutur Rinardi.

Kesepuluh emak-emak tersebut berangkat dengan tujuan yang sama yakni ke Arab Saudi.

Rinardi menuturkan, modus calo memang menyasar emak-emak yang dianggap lebih mudah untuk diperdaya.

Setelah berhasil digagalkan keberangkatannya, mereka akan dikembalikan lagi ke kampung halaman oleh BP2MI dan Imigrasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com