Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/05/2023, 18:39 WIB
Zintan Prihatini,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jenggo (53), menyaksikan tergusurnya rumah warga yang dahulu menempati Kampung Kebon Melati, Jakarta Pusat karena adanya proyek pembangunan apartemen.

Kini, perkampungan itu berganti wajah menjadi gedung Apartemen Thamrin Excecutive Residence. Jenggo mengaku menjual rumahnya kepada pihak apartemen seharga lebih dari Rp 1 miliar.

"Ada kesadaran diri sendiri memang mau pindah. Memang ada program penggusuran," kata Jenggo saat ditemui Kompas.com tak jauh dari apartemen, Sabtu (20/5/2023).

Setidaknya ada tiga rumah milik keluarganya yang dijual. Dia juga memilih angkat kaki bersama warga lain karena memang ingin pindah dari kawasan tersebut.

Baca juga: Lies Pertahankan Rumah Reyot di Dalam Kompleks Apartemen Thamrin, Tetangga: Memang Enggak Mau Dipindah

"Kami kan jual sebenarnya alternatifnya banyak, termasuk menghindari pergaulan anak-anak. Dulu ini kan kampungnya rawan ini Batu Raja sama kampung ini tawuran sudah rutinitas," papar dia.

Para warga, lanjut Jenggo, langsung meninggalkan Kampung Kebon Melati setelah menerima uang hasil menjual rumahnya. Kebanyakan dari mereka memilih tinggal di kota penyangga yakni di Depok, Tangerang, dan Bogor.

Sementara Jenggo dan keluarganya kini menempati rumah di kawasan Srengseng, Jakarta Barat. Dia tetap mencari nafkah dengan menjadi juru parkir di sekitar kompleks apartemen tersebut.

Satu rumah bertahan di tengah kemegahan apartemen Thamrin

Di saat para warga menjual tanah dan rumahnya, Lies (68) memilih bertahan di tengah kemegahan Apartemen Thamrin Excecutive Residence.

Baca juga: Potret Rumah Reyot yang Bertahan di Tengah Megahnya Gedung Apartemen di Thamrin

 

Rumah reyot milik lansia itu berdiri tegar di sisi kanan apartemen. Jenggo menyebut, Lies tak mau pindah karena rumah itu adalah peninggalan milik orangtuanya.

"Katanya sih, katanya rumah peninggalan orangtua. Abang-abangnya sih udah pada pindah semua udah pada enak, adik-adiknya. Dia aja yang enggak mau (pindah)," imbuh dia.

Kata Jenggo, Lies hidup bersama suami dan satu anak bungsunya. Sedangkan anggota keluarga Lies yang dahulu menempati perkampungan itu menerima uang gusuran dan memilih untuk pindah.

Sepengetahuannya, Lies sudah sering ditawari pihak apartemen untuk menjual rumah dan tanah yang ditempatinya. Namun, tawaran itu ditolak olehnya. Lies juga memilih bertahan tinggal di rumah reyotnya di tengah kemegahan apartemen tersebut.

"Iya tanah dia (Lies). Itu kan awalnya perkampungan dulunya, akhirnya dibangun apartemen. Cuma kan posisi dia (Lies) memang bertahan, pernah ditawarin Rp 4 miliar enggak mau," papar Jenggo.

Baca juga: Idealisme Lies Pertahankan Rumahnya di Tengah Gempuran Pembangunan Apartemen, “Ini Tumpah Darah Saya”

Pantauan Kompas.com di lokasi, bangunan ini berkelir putih kusam dengan tembok yang mulai retak di sana-sini. Terlihat pula tanaman yang tumbuh di area depan rumah. Di pinggir rumah Lies, dipasang tembok pembatas berwarna abu-abu setinggi 50 sentimeter.

Posisi rumah Lies lebih rendah dibandingkan tanah yang sudah dibangun apartemen. Sebagian besar genting yang terpasang sudah menghitam, sementara di sisi lain sang pemilik berlindung dari hujan dan panas dengan memasang asbes.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Banjir di Pejaten Timur Tak Kunjung Surut, Lurah: Banyak Kiriman Air dari Bogor

Banjir di Pejaten Timur Tak Kunjung Surut, Lurah: Banyak Kiriman Air dari Bogor

Megapolitan
Ayah di Tangsel Ternyata Sudah Perkosa Anak Kandungnya sejak 2018

Ayah di Tangsel Ternyata Sudah Perkosa Anak Kandungnya sejak 2018

Megapolitan
Cegah Kenaikan Harga Jelang Natal-Tahun Baru, Masyarakat Diminta Tak Timbun Bahan Pangan

Cegah Kenaikan Harga Jelang Natal-Tahun Baru, Masyarakat Diminta Tak Timbun Bahan Pangan

Megapolitan
Tak Ada Palang Otomatis, Kecelakaan di Pelintasan Liar Kawasan Cengkareng Berulang Kali Terjadi

Tak Ada Palang Otomatis, Kecelakaan di Pelintasan Liar Kawasan Cengkareng Berulang Kali Terjadi

Megapolitan
Demo Tuntut Kenaikan UMK Bekasi 2024, Buruh: Kami Lumpuhkan Wilayah Kota dan Kabupaten

Demo Tuntut Kenaikan UMK Bekasi 2024, Buruh: Kami Lumpuhkan Wilayah Kota dan Kabupaten

Megapolitan
Banjir di Jakarta Mulai Surut, Tersisa 57 RT Masih Terendam

Banjir di Jakarta Mulai Surut, Tersisa 57 RT Masih Terendam

Megapolitan
Penyebab Kematian Hamka Masih Misteri, Polisi: Sabar, dalam Waktu Dekat Akan Kami Rilis

Penyebab Kematian Hamka Masih Misteri, Polisi: Sabar, dalam Waktu Dekat Akan Kami Rilis

Megapolitan
Dugaan Malapraktik Bayi HNM, Evayanti Pusing Biaya RS Membengkak tapi Anak Masih Kritis

Dugaan Malapraktik Bayi HNM, Evayanti Pusing Biaya RS Membengkak tapi Anak Masih Kritis

Megapolitan
Penjaga Pelintasan Kereta Sempat Halau Mobil Sebelum Ditabrak Nissan Xtrail di Cengkareng

Penjaga Pelintasan Kereta Sempat Halau Mobil Sebelum Ditabrak Nissan Xtrail di Cengkareng

Megapolitan
Satpol PP DKI Diminta Gencarkan Razia Miras Ilegal Jelang Natal dan Tahun Baru 2024

Satpol PP DKI Diminta Gencarkan Razia Miras Ilegal Jelang Natal dan Tahun Baru 2024

Megapolitan
Kementerian PPPA Minta Ayah yang Perkosa Anak Kandungnya hingga Hamil Dihukum Seumur Hidup

Kementerian PPPA Minta Ayah yang Perkosa Anak Kandungnya hingga Hamil Dihukum Seumur Hidup

Megapolitan
Buka Konsultasi Hukum Gratis, Ronny Talapessy: Paling Banyak Masalah Pinjol Ilegal

Buka Konsultasi Hukum Gratis, Ronny Talapessy: Paling Banyak Masalah Pinjol Ilegal

Megapolitan
Eskalator Turun Stasiun Bekasi Rusak, Pengguna KRL: Harusnya Lebih Cepat Diperbaiki

Eskalator Turun Stasiun Bekasi Rusak, Pengguna KRL: Harusnya Lebih Cepat Diperbaiki

Megapolitan
Eskalator Stasiun Bekasi Berbulan-bulan Mati, Penumpang: Capek Turun Tangga Manual

Eskalator Stasiun Bekasi Berbulan-bulan Mati, Penumpang: Capek Turun Tangga Manual

Megapolitan
Banjir Belum Surut, Warga Kebon Pala Waswas Genangan Makin Tinggi

Banjir Belum Surut, Warga Kebon Pala Waswas Genangan Makin Tinggi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com