Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelangsa Jemaah Haji Kloter Empat Asal Kabupaten Bogor: Pesawat "Delay" dan Tak Diberi Makan dari Siang sampai Malam

Kompas.com - 27/05/2023, 11:28 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

BEKASI, KOMPAS.com - Nasib malang menimpa jemaah haji 2023 kloter empat dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang berkumpul di Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi.

Sebab, sejumlah kejadian yang kurang mengenakkan sudah mereka alami sebelum tiba di Tanah Suci.

Hal tersebut lantas membuat sejumlah jemaah mengeluh dan merasa kecewa dengan perjalanan ibadah haji mereka.

Pesawat delay

Jemaah kloter empat ini dijadwalkan berangkat ke Arab Saudi menggunakan maskapai penerbangan Saudi Airlines pada Kamis (25/5/2023) pukul 14.00 WIB.

Baca juga: Jemaah Haji di Embarkasi Bekasi Mengeluh Kelaparan, Lansia Tak Dapat Makan dari Siang hingga Malam

Namun, jadwal penerbangan mereka menuju Arab Saudi delay atau mengalami penundaan sehingga mereka tertahan beberapa waktu di Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi.

Jadwal penerbangan pun pada akhirnya molor sampai lebih dari lima jam. Pesawat jemaah tersebut baru berangkat menuju Arab Saudi pada pukul 19.25 WIB.

Tidak mendapat makan

Selama penundaan penerbangan, para jemaah sama sekali tidak mendapat makan dari siang sampai malam.

Salah satu jemaah bernama Ratna Sari (31) mengaku, rombongannya terakhir kali mendapatkan makanan saat sarapan pada Kamis pagi.

Padahal, menurut Ratna, saat itu sebanyak 60 sampai 70 persen jemaah haji yang berkumpul adalah lansia.

Baca juga: Jemaah Haji Kelaparan Imbas Keterlambatan Pesawat, Kemenag: Kami Langsung Protes ke Saudia Airlines

"Karena kan banyak lansia, saya aja yang muda sudah berasa dan perut saya sakit gitu," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Kamis malam.

Ratna menjelaskan, kloter empat seharusnya sudah meninggalkan embarkasi pada pukul 09.00 WIB.

Namun, karena jadwal penerbangan yang delay, mereka masih harus melakukan pemeriksaan di aula embarkasi pada pukul 11.00 WIB.

"Jadi kami itu seharusnya berangkat pukul 09.00 WIB, tapi memang ada kendala, jadi masuk aula untuk pemeriksaan pukul 11.00 WIB," ujar dia.

"Nah, dari jam 11.00 itu, mulai proses jemaah sampai jam 13.00 WIB. Saya kira dapat makan siang kan, jadi kami enggak nyari karena memang di asrama enggak ada akses makan kan," sambungnya.

Setelah itu, kata Ratna, kloter empat langsung diberangkatkan ke Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 14.00 WIB tanpa makan siang.

Baca juga: Kemenag Pakai Aplikasi Haji Pintar Cegah Koper Baru Jemaah Tertukar

"Nah, terus setelah itu, jam 14.00 WIB berangkat ke Bandara yang harusnya itu sudah flight. Jadi berangkat ke bandara saya kira dapat makan di bus, tapi ternyata enggak dapat," jelas Ratna.

Saat sampai di bandara pada sore hari, petugas ataupun ketua kloternya tidak membagikan makanan kepada jemaah haji.

Ratna sempat komplain ke petugas saat perjalanan di bus pada siang hari, tetapi hasilnya sia-sia.

Bahkan, petugas itu mengaku bernasib sama seperti Ratna dan jemaah lain.

"Saya sempat komplain ke petugas, saya bilang, 'Pak ini gimana' terus petugasnya bilang, 'Saya juga enggak dapat makan, Bu'," kata Ratna.

"Menurut saya, itu enggak solutif. Jadi kata saya ini gimana sih," tambah dia.

Baca juga: 14.396 Jemaah Haji Terbang ke Arab Saudi, 11.255 Orang Sudah Tiba di Madinah

Menurut Ratna, keterlambatan keberangkatan seharusnya membuat petugas bisa menyiapkan makanan kepada para jemaah.

Ia mengatakan, petugas tidak harus menelantarkan jemaah haji dengan tidak menyediakan makan dari siang hari hingga menuju waktu penerbangan pada malam hari.

"Karena masih ada waktu untuk menyiapkan makan siang saya enggak tahu ya kendalanya di mana, maksud saya sampai jam segini (malam hari) kami belum dapat makan itu sudah keterlaluan," kata Ratna.

"Sebenarnya ada tagline 'ramah lansia' ya, menurut saya itu enggak cocok. Saya yang muda saja enggak dapat makan," kata dia.

Ratna berharap kejadian yang menimpa dirinya dan jemaah lain di kloter empat dijadikan bahan evaluasi pemerintah.

Hal itu dikarenakan kloternya terhitung masih baru atau keempat sehingga tidak mau kejadian serupa terulang di kloter berikutnya.

Baca juga: Menengok Kondisi Asrama Haji Cipondoh yang Bikin Wali Kota Tangerang Ngamuk...

"Saya sih berharap ke depannya lebih baik lagi. Kalau secara akomodasi alhamdulillah, fasilitas juga alhamdulillah bagus. Tapi, kami kecewanya karena makan saja sih enggak dapat," ujar Ratna

Kemenag protes ke Saudi Airlines

Terkait penerbangan jemaah kloter empat dari Bogor yang delay, pihak Kementerian Agama (Kemenag) RI melayangkan protes ke pihak Saudi Airlines.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat Ajam Mustajam mengatakan, maskapai itu membiarkan para jemaah haji kelaparan dengan tidak memberi makan dan minum.

"Kami menyayangkan hal ini terjadi. Bahkan, saat itu tidak ada pihak Saudia Airlines yang berkoordinasi dengan pihak embarkasi. Kami tahu belakangan dan langsung protes," kata Ajam, dikutip dari keterangannya, Jumat (26/5/2023).

Ajam sendiri mengaku permintaan maaf sudah disampaikan oleh maskapai Saudi Airlines. Namun, ia berharap hal itu tidak hanya sekadar permintaan maaf.

Baca juga: 108 Hotel di Mekkah Siap Sambut Jemaah Haji Indonesia, Ini Sebaran Wilayahnya

Kompensasi kepada jemaah calon haji sebagai pihak yang dirugikan seharusnya diberikan oleh mereka.

"Kami sudah menerima surat permohonan maaf, tapi kami berharap Saudi Airlines tidak sekadar meminta maaf. Kompensasi kepada jemaah, harus diberikan. Jangan sampai peristiwa semacam ini terjadi lagi," ucap Ajam.

"Termasuk penyediaan snack, makanan, bahkan kompensasi berupa ganti rugi sebesar Rp. 300.000 kalau keterlambatan lebih dari 240 menit," sambung dia.

Ajam menyampaikan, pergantian uang ganti rugi itu sudah sepatutnya dilakukan karena hal tersebut sudah diatur dalam Undang-Undang Penerbangan Pasal 146.

Hal itu disebutkan ketika jadwal terbang mengalami keterlambatan, pihak maskapai harus bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang, kecuali jika keterlambatan disebabkan oleh faktor cuaca dan teknis operasional.

(Penulis: Rizky Syahrial, Joy Andre | Editor: Jessi Carina).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com