JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang korban berinisial RBP (27) menceritakan kembali detik-detik peristiwa tenggelamnya Kapal Motor (KM) Ali Baba di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (3/6/2023).
Saat itu, RBP hendak berwisata bersama seorang temannya ke Pulau Pari. Mereka berkumpul di Dermaga Muara Kamal, Penjaringan, Jakarta Utara pada pukul 07.00 WIB.
Di sana, RBP dan temannya bertemu dengan seorang pemandu dari travel yang sudah mereka pesan sebelumnya. RBP tak memungkiri bahwa kondisi saat itu cukup ramai wisatawan.
"Aku dalam hati sudah merasa, 'Kok ini ramai banget ya? Apa semua bakal ke sana? Oh iya, ini kan long weekend, pantas ramai'. Ya sudah, aku ikut saja kata tour leader, suruh tunggu yang lain'," tutur RBP kepada Kompas.com, Senin (5/6/2023).
Baca juga: Kapal Tenggelam di Kepulauan Seribu, 55 Wisatawan dan ABK Berhasil Dievakuasi
Tak lama berselang RBP bersama rombongan naik ke kapal yang berlabuh di Dermaga Muara Kamal untuk selanjutnya berlayar ke Pulau Pari.
Berdasarkan data manifes, terdapat 55 orang berikut wisatawan dan anak buah kapal (ABK) yang berada di dalam kapal tersebut. RBP mengatakan, mereka yang berada di kapal tersebut berusia 6 bulan sampai 50 tahun ke atas.
"Senang banget pemandangannya bagus di sekitar PIK. Tapi masih kepikiran, 'Kok kapalnya jelek? Pelampungnya terbatas dan penumpang banyak banget'," ucap RBP mengungkap ucapan dalam hatinya kala itu.
Sesampainya di tengah laut, RBP melihat dua ABK mondar-mandir untuk mengecek mesin kapal. Dia sempat bertanya, tetapi ABK berusaha menenangkan.
Baca juga: Kapal Tenggelam di Kepulauan Seribu, Tidak Ada Korban Jiwa
"Pas aku tanya, 'Kenapa pak kapalnya?'. Beliau jawab, 'enggak apa-apa, Mas. Cuma airnya ada yang masuk mesin. Aman kok tapi'," kata RBP.
Dalam kondisi penumpang tengah mabuk laut karena terombang-ambing ombak, tiba-tiba mesin kapal mati. Tetapi, lagi-lagi ABK berupaya menenangkan.
"Kru kapal nenangin, 'Nyala kok nanti, tunggu ya'. Sambil mereka berusaha mengeluarkan air yang ada di dalam kapal. Semakin ombak kencang, makin parah kita mabuknya'," ungkap RBP.
Menyadari ada yang tidak beres, para penumpang pun berseru kepada pemandu agar segera menelepon pihak Dermaga Muara Kamal untuk mengirimkan kapal pengganti.
Upaya menghubungi pihak dermaga belum tuntas dilakukan, dari kejauhan sudah tampak sebuah kapal berlayar mendekat.
Para penumpang KM Ali Baba spontan melambaikan tangan sebagai tanda membutuhkan pertolongan awak kapal tersebut.
Baca juga: Detik-detik Penyelamatan Penumpang Kapal Karam di Kepulauan Seribu, Petugas Terjang Ganasnya Ombak
"Akhirnya ada satu kapal merapat ke kita, dan (kapal itu) bawa anak kecil sama beberapa orang yang sudah tua buat pindah kapal. Dari 55, sisa 38 orang di kapal (Ali Baba), lainnya sudah naik kapal bantuan dari nelayan lain buat menuju ke Pulau Pari itu," ungkap RBP.
"Kita yang masih di kapal mulai panik, kok semakin lama airnya enggak surut. Kita akhirnya inisiatif bantuin kru kapal buat buang air ke laut," ujar RBP.
Tak lama kemudian ABK dan pemandu tak lagi menutupi kenyataan bahwa KM Ali Baba akan teggelam bersama penumpang yang tersisa. RBP menyebut para penumpang sudah pasrah dan hanya bisa menangis sambil berteriak.
"Kita enggak expect, ternyata cepat banget. Jarak momen ini sampai tenggelamnya kapal enggak ada lima menit, kapal tenggelam," ucap RBP.
Mereka berusaha bertahan di tengah laut, menghadapi terjangan ombak sampil merapal doa.
"Alhamdulillah, selang 20 menit akhirnya ada kapal yang nolongin. Jadi kita naik ke kapal bantuan," tuturnya.
Berdasarkan informasi dari Kasektor Pemadam Kebakaran Kepulauan Seribu, penyebab karamnya kapal karena terjadi kebocoran pada bagian pakal kapal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.