Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Pejalan Kaki Sebut Negara Takut Selesaikan Persoalan Trotoar Kedubes AS

Kompas.com - 06/06/2023, 16:10 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus menilai pemerintah, baik di tingkat provinsi maupun pusat, takut menyelesaikan persoalan penutupan trotoar di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Sebagai informasi, penutupan trotoar sudah terjadi dalam waktu yang cukup lama, atau sejak kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

"Kami tidak bilang ini pembiaran, tapi negara takut. Kalau pembiaran kan otomatis mereka punya upaya. Kalau ini kan takut. Karena apa? Mereka tidak pernah mencoba komunikasi, masalahnya itu," kata Alfred saat dihubungi, Selasa (6/6/2023).

Baca juga: Koalisi Pejalan Kaki Protes Penutupan Trotoar Depan Kedubes AS, Sudah Terjadi sejak Era Jokowi

Alfred mengatakan, semestinya Pemprov DKI dapat berkirim surat resmi kepada Kedubes AS untuk membicarakan masalah penutupan trotoar.

Jika gagal, penanganan dapat dialihkan ke Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) atau sampai dengan tingkat Presiden.

"Komunikasi apa sulitnya tinggal bersurat resmi tinggal dijawab. Kalau level Pemprov DKI mentok ajukan ke level nasional, ke Menlu. Bahkan kalau Menlu mentok ke level presiden," kata Alfred.

"High level yang menentukan perkara perkara seperti ini. Jangan sampai ini nanti debat kemana kemana akhirnya lari ke politik, kami nggak mau seperti itu," ucap Alfred.

Baca juga: Melihat Trotoar di Depan Gedung Kedubes AS yang Ditutup sejak 2013, Dibentengi Kawat Berduri dan Beton

Alfred sebelumnya mengatakan, penutupan trotoar itu sudah terjadi pada 2023 tepat saat Kedubes AS sedang direnovasi.

Penutup trotoar di depan Kedubes AS saat itu tak jauh berbeda dengan saat ini yang menggunakan barier dan kawat berduri.

"Nah kalau dulu tidak sampai kawat duri. jadi terlihatlah paranoidnya. Maksud saya gini, saya tidak masuk ke dalam permasalah kedutaan Amerika. Tapi trotoar itu masih dalam kedaulatan Republik Indonesia, gitu," ucap Alfred.

Alfred pun membandingkan kondisi sekitar Kedubes AS ini dengan kedutaan negara lain yang berada di HR Rasuna Said, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Baca juga: Trotoar di Depan Kedubes AS Ditutup, Koalisi Pejalan Kali Minta Pemprov DKI Turun Tangan

Menurut Alfred banyak keberadaan kedubes negara lain di kawasan Setiabudi itu, namun tidak melakukan penutupan pedestrian.

"Perbedaannya dengan kedutaan-kedutaan lain apasih, Kedutaaan Jerman, Jepang, Prancis, Spanyol dan banyak kedutaan di sepanjang HR Rasuna Said itu tu fine aja trotoarnya tidak jadi masalah," ucap Alfred.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Megapolitan
Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan Bagi Jukir Liar

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan Bagi Jukir Liar

Megapolitan
Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com