Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Anak Alami Gejala Sesak Napas dan Harus Terapi, Ibunda Curigai akibat Buruknya Kualitas Udara Jakarta

Kompas.com - 07/06/2023, 17:45 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Buruknya kualitas udara di Jakarta diduga kembali menelan korban. Kini seorang anak berusia lima bulan harus menjalani sejumlah terapi di rumah sakit dicurigai akibat terpapar polutan.

Kisah itu diceritakan oleh ibu rumah tangga berinisial KS (26), ibu dari bayi bernama Hanan, yang diunggah melalui media sosial. Unggahan itu pun dipublikasikan ulang oleh akun Instagram @pandemictalks pada Selasa (6/6/2023).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Pandemic Talks (@pandemictalks)

KS atau yang akrab disapa Icha bercerita, awalnya anaknya itu mengalami gejala batuk pilek sejak Senin (29/5/2023). Sebelumnya, Icha memang baru pulang mudik dari Sumatera Barat.

Baca juga: Menagih Janji Pemprov DKI Usai Kalah Gugatan Polusi Udara Warga Jakarta 2 Tahun Lalu

"Sepulang dari mudik, Hanan masih sehat. Namun, Senin pagi mulai muncul gejala flu, bersin-bersin. Malamnya, hidung pilek dan mulai batuk-batuk," ucap Icha kepada Kompas.com, Rabu (7/6/2023).

Namun, gejala itu memburuk pada Selasa (30/5/2023). Saat itu Hanan mulai rewel dan tidak bisa tidur. Akhirnya, Icha yang tinggal di Jakarta Selatan memutuskan membawa Hanan ke rumah sakit di daerah Bintaro, Tangerang Selatan.

Awalnya, Icha mengaku tidak mendapatkan informasi soal memburuknya kualitas udara Jakarta beberapa waktu terakhir ini. Ia sempat bertanya-tanya penyebab sakit anaknya itu.

Namun, ia baru sadar saat banyak bayi dan balita yang mengalami gejala serupa di rumah sakit. Hal itu yang membuat Icha yakin bahwa anak-anak mulai terpapar udara Jakarta yang memburuk.

Baca juga: Buruknya Kualitas Udara Jakarta Sudah Makan Korban, Dinkes DKI Diminta Turun Tangan

"Ada yang gejalanya sama flu juga. Ada yang keluhannya diare dan muntah-muntah," ucap Icha.

Menurut dokter, ucap Icha, anaknya itu harus dirawat karena gejala sesak napas yang dialami Hanan. Icha pun tak kuasa menahan sedih lantaran anaknya menangis saat dipasang infus.

"Napas Hanan itu 60 per menit, yang wajarnya 40 kata DSA (dokter spesialis anak)," ucap Icha dalam unggahannya.

Ibunda Hanan mengatakan, anaknya itu juga harus menjalani terapi dengan nebulizer sebanyak tiga kali sehari untuk melancarkan pernapasannya.

Kendati sudah dirawat di rumah sakit selama tiga hari, Hanan masih mengalami gejala batuk dan pilek. Alhasil, Hanan harus menjalani fisioterapi, disinar, dan dipijat agar dahaknya bisa keluar.

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Buruk, Orangtua Keluhkan Anaknya Batuk Sesak Nafas

"Penyakit flu sepele untuk orang dewasa tapi sangat menderita untuk bayi yang belum bisa keluarkan lendir di hidung dan dahaknya," ucap Icha.

Saat ini, kondisi Hanan sudah mulai membaik. Namun, Icha masih harus memberikan perhatian lebih pada anaknya. Selain itu, Hanan masih harus menjalani rawat jalan dan mengonsumsi obat rutin.

Gejala yang sama

Sebelumnya, Wilsa Situmorang juga merasakan langsung dampak buruknya kualitas udara di Ibu Kota. Putrinya yang baru berusia 14 bulan terkena penyakit batuk dan pilek, bahkan mengalami gejala sesak napas.

"Sakitnya itu dari hari Senin pekan lalu," kata Wilsa saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/6/2023).

Baca juga: Kondisi Udara Jakarta Sedang Tak Baik-baik Saja: Anak-anak Jadi Korban, Risiko Kanker Mengintai

Yuni, seorang warga Kota Bekasi, mengeluhkan hal serupa. Kedua cucunya mengalami batuk pilek dan tak kunjung sembuh dalam sebulan terakhir.

Yuni meyakini bahwa kedua cucunya itu sakit karena kualitas udara yang buruk. Yuni yakin betul karena ia sudah berpengalaman sebagai orangtua.

"Makanya orangtuanya juga, termasuk saya, neneknya, menyarankan mereka banyak minum, tapi bukan minum es. Karena ketika banyak minum itu, lumayan berkurang sakitnya," kata Yuni.

"Berarti kan tenggorokannya itu kering. Karena kalau kering, ini mereka sensitif, akhirnya iritasi tenggorokannya," ucap dia lagi.

Baca juga: Pemprov DKI Luncurkan Alat Pemantau Kualitas Udara, ICEL: Masyarakat Harus Dilibatkan sebagai Pengawas Publik

Dampak polutan pada anak

Dokter Spesialis Anak, dr. Satrio Bhuwono Prakoso M.Ked (Ped) Sp.A memaparkan sejumlah dampak bila anak terus menerus terpapar polutan yang tinggi.

Menurut dia, saat kualitas udara buruk, anak rawan terkena infeksi saluran nafas atas, termasuk batuk pilek yang diikuti demam. Anak bisa pula mengalami pembesaran amandel, bronkopneumonia atau infeksi paru-paru, hingga asma.

"Anak usia di bawah dua tahun, bisa mengalami bronkiolitis, biasanya ada sesak nafas yang diikuti demam dan bunyi seperti asma," terang Dokter Satrio kepada Kompas.com, Jumat (2/6/2023).

Gangguan ini, kata dia terjadi akibat polutan udara yang terhirup masuk ke saluran pernapasan anak. Di antaranya polutan PM 2.5 atau polutan yang berukuran 2,5 mikrometer.

Baca juga: Jungkir Balik Tangani Buruknya Kualitas Udara di Jakarta

"Enggak hanya PM 2.5, polutan udara lain, termasuk PM 10, N02 dan S02 juga bisa meningkatkan mediator radang, menurunkan respons imun, sehingga virus dan bakteri lebih mudah menginfeksi saluran nafas serta menimbulkan peradangan," terang dia.

Untuk itu, Dokter Satrio mengimbau agar para orangtua ikut memantau aktivitas anak, terutama bila anak memiliki aktivitas padat di luar ruangan.

"Jauhkan dari paparan asap seperti asap masakan, bakar sampah, rokok, vape, kendaraan. Sebisa mungkin jangan keluar rumah. Kalaupun keluar rumah, pakaikan masker," Dokter Satrio berujar.

Selain itu, baiknya hindari anak terkena hujan karena banyak partikel polusi jatuh bersamaan dengan air hujan.

(Penulis : Wasti Samaria Simangunsong, Joy Andre | Editor : Nursita Sari, Ihsanuddin, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com