Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Lakukan Penipuan "Preorder" iPhone dan Bawa Kabur Mobil Rental, Si Kembar Juga Tak Bayar Gaji ART

Kompas.com - 09/06/2023, 17:57 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai tindak kejahatan yang dilakukan si kembar Rihana dan Rihani terus terbongkar satu per satu.

Selain terlibat kasus dugaan penipuan bermodus preorder iPhone dan penggelapan mobil rental, Rihana dan Rihani juga disebut-sebut tidak membayar gaji asisten rumah tangganya (ART) selama dua bulan.

Hal itu diungkapkan oleh orang yang pertama kali memviralkan Rihana dan Rihani di Twitter, yakni Saddam Husein atau pemilik akun Twitter @mazzini_gsp.

"Update. Emang biadab tukang tipu.
Rihana Rinahi buka loker sebagai admin distributor handphone, ada orang ngelamar lokernya, pas di-hire malah tugasnya jadi ART, menunggak pula 2 bulan gajinya gak dibayar. Alasan Rihana Rihani rekening pada Oktober 2022 dibekukan atas dugaan TPPU (entah kasus yg mana) cc: @PPATK. Dari pengakuan karyawnya ini Rihana Rihani memang jarang di rumah, lebih sering ke luar negeri dan ke luar kota.
@DivHumas_Polri @ListyoSigitP," tulis Saddam di akun Twitternya, Kamis (8/6/2023).

Baca juga: Misteri Keberadaan Si Kembar Penipu Preorder iPhone: Bawa Lari Mobil Rental dan Kabur dari Kontrakan Mewahnya

Dalam utasan itu, Saddam membagikan tangkapan layar pesan percakapan antara dirinya dengan seseorang yang mengaku pernah menjadi ART si kembar.

Dalam percakapan itu, sang ART mengaku bahwa dirinya tidak digaji selama dua bulan saat bekerja dengan si kembar pada tahun 2022.

 

"Saya dulu ART-nya mereka. Cuma dua bulan enggak digaji," keluh sang ART.

Korban bercerita bahwa ia ikut bersama Rihana Rihani di apartemen Taman Anggrek pada akhir Mei 2022.

Baca juga: Tipu Daya Si Kembar Rihana-Rihani Muncul Saat iPhone 13 Rilis, Pengiriman Macet padahal Sudah Dibayar Full

Dia ditugaskan di apartemen lantaran rumah di Greenwoods akan direnovasi.

Awalnya korban dijanjikan bekerja sebagai admin distributor HP, tetapi ia malah dijadikan ART.

"Juni, Juli, Agustus saya digaji tapi September, Oktober saya sudah tidak digaji. Dengan alasan ibu belum ada kes. Ibu belum bisa ambil uang," katanya.

Ketika tidak menggajinya lagi, si kembar berdalih bahwa rekening mereka dibekukan oleh orang pajak lantaran dituduh menerima pencucian uang dari seorang pejabat.

Baca juga: Tertipu Rp 2,5 Miliar, Korban Si Kembar Lapor ke Polda Metro sejak 2022

Namun ART tersebut tak terlalu mempermasalahkannya karena ia masih diperlakukan baik oleh si kembar.

"Karena saya rasa saya makan masih diberi stock, semua aman saya tidak protes untuk semua yang mereka lakukan asal mereka baik ke saya. Toh, mereka juga jarang di apartemen, lebih sering ke luar kota dan negeri," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com