JAKARTA, KOMPAS.com - PAM Jaya menyebut krisis air bersih yang dialami warga Rawa Badak Utara tak jauh beda dengan yang terjadi di Rumah Susun (Rusun) Marunda, Jakarta Utara.
Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengatakan, krisis air bersih di Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara juga disebakan lokasi pipa besar pengalir suplai air terlalu jauh dari permukiman.
"Iya karena memang mereka kampung terjauh dari pompa besar. Itu soalnya pompa kita dari Clincing, Koja, Jakarta Utara," ujar Arief usai rapat kerja bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Untuk mengatasi permasalahan itu, PAM Jaya juga akan membuat reservoir atau bak penampungan air komunal di sekitar permukiman warga Rawa Badak Utara.
"Rawa Badak kita sudah ke sana, ini memang kebutuhan airnya kurang. Saya berencana ada reservoir komunal lagi," ucap Arief.
Arief mengemukakan, air bersih yang nantinya disuplai ke warga Rawa Badak Utara akan disesuaikan volumenya dengan jumlah penduduk di sana.
"Menyesuaikan berapa banyak penduduk," kata Arief.
Sebelumnya, Warga RW 05 dan RW 02, Rawa Badak Utara mengalami krisis air bersih berkepanjangan akibat suplai air pipa dari PAM Jaya tersendat.
Baca juga: PAM Jaya Bakal Bangun Reservoir Komunal untuk Tangani Krisis Air Bersih di Rawa Badak
Ibu rumah tangga di RT 010/RW 02 Kelurahan Rawa Badak Utara, Fitri (41) mengungkapkan, krisis air bersih ini dialami warga setempat sejak hampir dua tahun terakhir.
"(Air bersih di sini) mati ya, kurang lebih dua tahun. Untuk air bersih, itu susah dapatnya," ungkap Fitri saat ditemui di lokasi pada Kamis (8/6/2023).
Dia mengungkapkan, terkadang air dari PAM Jaya mengalir. Namun, ada jam-jam tertentu air sama sekali tak mengalir.
"Iya, terkadang jam 03.00 WIB nyala. Tapi enggak menentu. Semalam saja saya nyalain, air enggak dapat. Sampai sekarang ini enggak dapat," ucap Fitri.
Meski terkadang mengalir, kondisi air PAM Jaya juga disebut tidak layak konsumsi.
"Ya kita dapat airnya bau, kayak air limbah, berbusa, licin, agak bau minyak, terkadang asin. Pokoknya kotor lah," tutur Fitri.
Untuk mendapatkan air bersih, warga RW 05 dan RW 02 Kelurahan Rawa Badak Utara memiliki cara tersendiri.
Salah satu caranya dengan meminta air PAM Jaya dari tetangga yang berbeda Kelurahan, yakni warga Lagoa.
Tetapi, mereka harus bayar senilai Rp 20.000 untuk satu jam air yang dikeluarkan.
"Kadang kita juga suka minta air ke warga yang mau kasih kita air. Per jam itu Rp 20.000. Itu tetangga. Kan kita kan di sini ada dua Kelurahan, Rawa Badak Utara sama Lagoa," ucap Fitri.
"Jaraknya enggak jauh, dekat. Jadi, kalau misalnya kita enggak dapat air (dari PAM Jaya), kita nyelang," imbuh Fitri melanjutkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.