Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luapan Kali Baru Bikin Jalan Raya Bogor Banjir, Muncul Rencana Normalisasi dan Relokasi

Kompas.com - 20/06/2023, 08:47 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kali Baru kembali meluap dan menyebabkan Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur, banjir pada Senin (19/6/2023) pagi.

Luapan imbas kiriman air dari Bogor dan Depok ini terjadi di sekitar halte Transjakarta dekat Pasar Induk Kramatjati dan Jalan Hek.

Kasudin SDA Jakarta Timur Wawan Kurniawan mengungkapkan, genangan disebabkan oleh luapan di dua titik.

"Kebetulan meluapnya di dua titik, yakni di Jalan Hek dan Pasar Induk Kramatjati," ujar dia di Kramatjati, Jakarta Timur, Senin.

Baca juga: Atasi Banjir di Jalan Jakarta-Bogor, Pemprov DKI Akan Normalisasi Kali Baru

Wawan mengatakan, luapan mulai terlihat sekitar pukul 08.00 WIB dan menggenangi Jalan Raya Bogor.

Ketinggian genangan air sekitar 20-50 sentimeter. Untuk ketinggian air di Kali Baru, kata Wawan, tingginya lebih dari normal.

Jika tidak ada kiriman air atau hujan, volume air di Kali Baru hanya setinggi 150-200 sentimeter.

Ketinggian air pada titik 250 sentimeter merupakan tanda warga di sekitar Kali Baru harus waspada. Sebab, air bisa meluap ke Jalan Raya Bogor.

"Tadi pagi, menurut operator pintu air di sini, tinggi airnya sampai 310 sentimeter. Padahal kalau 250 sentimeter, biasanya sudah harus waspada siaga 1 air meluap," jelas Wawan.

Baca juga: 2 Titik Luapan Air Kali Baru Bikin Jalan Raya Bogor Banjir

Petugas UPS Badan Air Kecamatan Kramatjati, Peri, mengatakan, genangan air di ruas Jalan Hek baru mulai surut setelah dua jam berlalu.

"Air mulai surut jam 10.00-11.00 WIB. Jam 11.00 WIB baru benar-benar surut. Tadi (Jalan Hek) mulai tergenang sekitar jam 08.00 WIB," ujar Peri di Kramatjati, Jakarta Timur, Senin.

Ia mengatakan, terlepas dari tingginya genangan air, biasanya langsung surut dalam waktu tidak sampai satu jam.

"Biasanya udah surut 30 menit walau misalnya ketinggian genangan sampai 20 sentimeter. Kali ini banjirnya lama surutnya enggak tahu kenapa, mungkin karena sempat ada tumpukan sampah tadi," terang dia.

Sebabkan kemacetan

Banjir pada Senin pagi menyebabkan Jalan Raya Bogor, khususnya Jalan Hek, mengalami kemacetan.

Kemacetan terjadi di tiga jalur menuju pertigaan Jalan Hek. Tiga jalur itu adalah jalur dari arah Mal PGC, Pasar Induk Kramatjati, dan dari arah Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Anggota Satlantas Satwil Jakarta Timur Iptu Agus Tri mengatakan, kemacetan yang cukup parah disebabkan oleh Jalan Hek yang sempat terendam banjir.

"Air mulai tinggi di Jalan Hek sekitar 08.30-an WIB. Sekitar jam 09.00-an WIB air mulai turun jadi 10 sentimeter. Ini mulai macet parah," ujar dia di lokasi, Senin.

Baca juga: BPBD DKI Pastikan Tak Ada Tanggul Jebol di Sekitar Jalan Jakarta-Bogor yang Banjir

Kemacetan pun terjadi di tiga jalur Jalan Hek. Kepadatan mengular sampai setidaknya 1,5 kilometer di masing-masing jalur.

Namun, kemacetan langsung diurai oleh para petugas dari Satlantas Satwil Jakarta Timur, Dishub, dan Satpol PP.

Pantauan di lokasi per pukul 11.00 WIB, genangan air perlahan surut.

Meski begitu, pengendara motor dan mobil melintas pelan-pelan agar tidak tergelincir. Sebab, genangan air masih mengalir cukup deras. Jalanan pun licin.

Setelah melewati Jalan Hek, kendaraan mulai tancap gas lantaran jalanan sudah tidak digenangi air.

Turap bocor

Turap Kali Baru yang berada di sisi Jalan Raya Bogor di kawasan Jalan Hek disebut memiliki banyak celah.

Akibatnya, air sering bocor dan menyebabkan ruas jalanan itu selalu dalam keadaan becek setiap volume air meningkat usai hujan atau mendapat kiriman dari Bogor.

Menanggapi hal tersebut, Wawan mengatakan bahwa perbaikan pada titik-titik yang bermasalah sudah dilakukan.

"Sekarang paling penambalan yang bocor, tapi baru bisa dilakukan kalau memang posisi kali surut, baru Satgas Dinas SDA DKI Jakarta (lakukan) proses penambalan," ujar dia.

Namun, Wawan mengungkapkan bahwa ada rencana Kali Baru akan dinormalisasi.

Dalam proses normalisasi, penggantian turap lama dengan yang baru akan dilakukan.

Dengan demikian, titik-titik yang selalu bocor usai diperbaiki tidak lagi akan mengalami kebocoran dalam jangka panjang.

Normalisasi Kali Baru

Sementara itu, Wali Kota Jakarta Timur M Anwar mengatakan hal yang sama.

Ia mengungkapkan, Pemprov DKI Jakarta berencana menormalisasi Kali Baru untuk mengatasi banjir yang merendam Jalan Raya Bogor.

"Ini akan dinormalisasi. Kami masih menunggu dari Dinas SDA. Informasinya untuk itu telah dianggarkan buat pembangunan sheet pile. Nanti sheet pile itu ditinggikan agar air tidak tumpah," kata Anwar di Balai Kota DKI Jakarta, Senin.

Baca juga: Banjir di Kebon Pala Jatinegara Berangsur Surut

Selain normalisasi, penanganan banjir di sana juga dilakukan dengan membangun crossing saluran air di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur.

Anwar mengatakan, upaya kedua itu dilakukan untuk memecah debit air Kali Baru sehingga tidak meluap ke jalan.

Namun demikian, Anwar tak bisa memastikan waktu pengerjaan normalisasi Kali Baru untuk mengatasi banjir berulang di kawasan itu.

"Saya nunggu dari Dinas SDA. Tugas kami kan hanya mengoordinasikan, buat pengerjaan ini, ini, kemudian memakan waktu sekian hari," kata Anwar.

"Lalu kira-kira seperti apa kalau berdampak, (warga) harap maklum karena mereka membangun di bantaran kali. Dan sudah lama, bukan baru, puluhan tahun," sambung dia.

Relokasi

Anwar menginginkan warga yang tinggal di bantaran Kali Baru direlokasi agar normalisasi kali tersebut dilakukan menyeluruh.

"(Untuk relokasi) lihat nanti pembangunan (sheet pile) seperti apa. Karena yang tahu teknisnya Dinas SDA (Sumber Daya Air), saya hanya menunggu," kata Anwar.

"Kalau saya si kepengin direlokasi semua. Dikosongkan aja semua. Itu keinginan saya loh ya," sambung dia.

Namun, Anwar mengembalikan kebijakan relokasi ke Pemprov DKI Jakarta. Sebab, proyek normalisasi sepanjang lebih dari 250 meter merupakan wewenang Dinas SDA.

"Ada volumenya. Mungkin kalau (panjang tanggul) lebih 250 meter itu kewenangan Dinas. Kalau kami sementara buat beronjong," ucap Anwar.

Baca juga: Wali Kota Jaktim Ingin Warga Bantaran Kali Baru Direlokasi demi Atasi Banjir

Saat ditanya mengenai anggaran normalisasi, Anwar tidak mengetahui secara pasti.

Ia mengaku hanya mengetahui bahwa dana itu sudah dianggarkan.

"Yang tahu itu Dinas SDA, bukan saya. Saya tidak tahu. Saya hanya mengoordinasi ketika ada kejadian seperti ini, apa yang harus kami lakukan sementara," kata Anwar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Pengemudi Ojol di Marunda Dibegal dan Motor Dibawa Kabur, Polisi Buru Pelaku

Pengemudi Ojol di Marunda Dibegal dan Motor Dibawa Kabur, Polisi Buru Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com