Jadi, saya sekaligus bayangkan, seberapa antusias Kapolres sudi menanggapi whatsapp dari warga biasa.
Hari berganti ke tanggal 25 Juli 2023. Pukul 00:25 WIB. Saya tengah berada di Stasiun Senen, menunggu kedatangan Senja Utama yang membawa putra saya dari Jogja.
Tak diduga, masuk pesan dari Kapolres,"baik kami koord dg kapolsek."
Singkat. Isinya klise. Dikirim sesaat selepas tengah malam. Alamat seketika bakal Kapolres lupakan. Sekadar menggugurkan kewajiban. Pastinya, banyak masalah yang Kapolres lebih prioritaskan.
Seklise itu pula tanggapan balik saya. Sekaligus penutup obrolan. "Terimakasih."
Kapolres sudah saya lupakan. Monyet malang, yang saya lihat siang sebelumnya, juga tinggal kenangan.
Jam 00:28, berarti tiga menit berselang setelah Kapolres mengirim pesan, masuk ke ponsel saya pesan whatsapp dari nama lain.
Bunyinya (typo error tidak saya perbaiki), "Assalamualaikum pak mohon ijin sya Fajar Bhabinkamtibmas Kel Cilendek Barat. Menindaklanjuti adanya laporan bapak tentang monyet dijadikan sebagai Topeng Monyet. ????"
Kapolres pasti memberikan instruksi secara berjenjang. Dari Kapolres mungkin langsung ke Kapolsek, lalu dari Kapolsek ke Bhabin. Biasa.
Namun bayangkan komunikasi berantai itu berlangsung tengah malam buta. Bukan tentang manusia pula. Pada titik itulah, respons jajaran Polres Bogor Kota--tak mungkin tidak--harus saya nilai memukau.
Tambah istimewa karena Pak Bhabin menyertakan dua foto saat ia sedang berbincang dengan warga di lokasi sekitar atraksi topeng monyet. Pak Bhabin tidak sendirian.
Beberapa jam kemudian saya ketahui siapa orang-orang berseragam polisi itu. Yaitu, Endang Supriatna dan Muhammad Fajar Abdullah.
Yang pertama, berpangkat Aiptu, Bhabinkamtibmas Kelurahan Cilendek Timur. Satu lagi, Muhammad Fajar Abdullah, Bripka, Bhabinkamtibmas Kelurahan Cilendek Barat.
Tak lama, masuk panggilan telepon Pak Bhabin. Dia kabarkan bahwa, sesuai penjelasan warga, topeng monyet tersebut memang kerap melintas jam 1 siang.
Pak Bhabin katakan, mereka akan pantau kembali atraksi itu di lokasi yang sama. Dari nada suaranya, saya percaya, Pak Bhabin serius dengan perkataannya.