JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan proyek intermediate treatment facility (ITF) Sunter pada akhirnya dihentikan.
Padahal, proyek pengolahan sampah menjadi tenaga listrik itu sudah dicanangkan sejak 2009 lalu.
Bahkan peletakkan batu pertama atau groundbreaking sudah dilakukan pada era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tahun 2018.
ITF pertama kali digagas oleh Gubernur ke-13 Jakarta, yaitu Fauzi Bowo alias Foke pada tahun 2009 dengan nilai pembangunan Rp 1,3 triliun.
Baca juga: Februari, Pemprov DKI Jakarta Groundbreaking ITF Sunter
Proyek tersebut sebetulnya telah dilelang, tetapi penentuan pemenang lelang tidak kunjung diputuskan sampai pergantian Gubernur dari Fauzi Bowo ke Joko Widodo alias Jokowi pada 2012.
Pada tahun 2012, Pemprov DKI Jakarta berencana melanjutkan proyek pembangunan ITF dan telah memiliki dua calon perusahaan pemenang lelang, yakni PT Phoenix Pembangunan Indonesia dan PT Wira Gulfindo Sarana.
Namun sampai tahun 2013, pemenang lelang masih belum ditentukan. Padahal, Jokowi pada saat itu sudah menerima dokumen tender proyek ITF dan akan mengumumkan pemenangnya.
Tak ada kejelasan, proyek ITF terhenti selama sekitar empat tahun, yaitu sepanjang 2012–2016.
Baca juga: Setelah 4 Tahun, Pembangunan ITF Sunter Dilanjutkan
Pada tahun 2015, Gubernur DKI saat itu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sempat mencurigai pihak-pihak yang 'bermain' dan membuat pembangunan ITF terus terhambat.
Saat itu Ahok berencana mulai membangun ITF Sunter pada tahun 2016. Pihaknya pun telah menganggarkan dana sekitar Rp 1,2 triliun.
Pada akhir 2016, rencana pembangunan ITF Sunter baru kembali dilanjutkan yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan sebuah perusahaan asal Finlandia, Fortum di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (16/12/2016).
Acara penandatangan nota kesepahaman antara Jakpro dan Forum turut disaksikan Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta saat itu, Isnawa Adji. Pada kesempatan itu, Isnawa menjanjikan proyek pembangunan ITF tidak akan lagi terhenti.
Karena, kata dia, kali ini pembangunan ITF Sunter masuk dalam program nasional yang melibatkan sejumah lembaga negara.
Baca juga: Sandiaga: Pembangunan ITF Sunter Sudah Koordinasi ke Kantor Pak Luhut
"Pak Presiden sudah keluarkan Perpresnya. Semua kementerian, seperti ESDM, Bappenas, dan lain-lainnya ikut mengawal project ini," kata Isnawa.
Dua tahun berlalu atau pada 20 Desember 2018, peletakan batu pertama atau groundbreaking ITF di Sunter dilakukan oleh Gubernur DKI pada saat itu, Anies Baswedan.
Kala itu Anies ingin pembangunan ITF Sunter dapat selesai dalam waktu tiga tahun setelah pembangunan dimulai.
"Menurut jadwal diperkirakan 3 tahun, tetapi saya berharap Jakpro dan Fortum bisa lebih cepat lagi, lebih cepat lebih baik ini selesai," kata Anies dalam groundbreaking ITF Sunter, Jakarta Utara, Kamis (20/12/2018).
Baca juga: Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah ITF Sunter Dimulai
Digadang-gadang Anies selesai pada dalam kurun waktu tiga tahun, pembangunan ITF Sunter justru sama sekali belum dilakukan sejak groundbreaking pada Desember 2018.
Pada Oktober 2021, rencana pembangunan ITF Sunter baru memasuki persiapan pra konstruksi.
Saat itu Direktur Proyek ITF dan Plt Direktur Utama PT JSL Aditya Bakti mengatakan, Jakpro optimistis pembangunan ITF terus berlangsung mengingat pembangunan ITF merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN).
Tapi, keoptimisan Aditya tak kunjung terbukti.
Pada 31 Januari 2023, PT Jakarta Solusi Lestari (JSL) mengungkapkan bahwa konstruksi ITF Sunter ditargetkan bakal dibangun sebelum akhir November 2023.
Baca juga: ITF Sunter Disebut Akan Dibangun Sebelum Akhir November 2023
"Kami harus melaksanakan konstruksi (ITF Sunter) sebelum akhir November (2023) karena ada target RUPTL nasional yang harus kami capai sebelum 2026," ujar Direktur PT JSL Nagwa Kamal di Gedung DPRD DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023).
Setelah terus-menerus ditunda, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi menyampaikan bahwa pembangunan ITF Sunter dihentikan lantaran nilai investasi dan biaya operasionalnya terlalu besar.
"Iya (ITF tidak dilanjutkan). Ya kami kan enggak sanggup ya," ujar Heru Budi kepada wartawan di TPTS Bantar Gebang, Bekasi, Selasa (27/6/2023).
Atas dasar itu, kata Heru, pihaknya memutuskan untuk menghentikan proyek ITF dan fokus mengembangkan sistem refuse derived fuel (RDF).
Baca juga: Heru Budi Setop Proyek ITF Sunter: Kami Enggak Sanggup...
Saat ini, RDF atau bahan bakar alternatif dari hasil pemilahan sampah perkotaan telah berhasil diproduksi di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi.
“Ya investasi bisa lebih dari Rp 5 triliun. Pemda DKI bukan tidak mau, bagus-bagus semua konsep-konsep itu," kata Heru.
"ITF atau RDF bagus-bagus, tapi sekali lagi Pemda DKI tidak mampu membayar tipping fee,” sambungnya.
Heru menambahkan, jajarannya akan membahas lebih lanjut Penyertaan Modal Daerah (PMD) yang sudah terlanjur dialokasikan untuk pembangunan ITF Sunter.
Adapun PMD yang dialokasikan Pemprov DKI Jakarta kepada PT Jakarta Propertindo untuk pembangunan ITF sebesar Rp 577 miliar.
"Ya nanti (terkait alokasi PMD) dibahas dibicarakan lebih lanjut oleh Pak Sekda. Itu gampang,” pungkas Heru.
(Penulis: Ardito Ramadhan, Anastasia Aulia, Alsadad Rudi, Singgih Wiryono, Tria Sutrisna | Editor: Ana Shofiana Syatiri, Sandro Gatra, Kurnia Sari Aziza, Jessi Carina, Ihsanuddin).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.