Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panitia Kurban Ungkap Duduk Perkara Perselisihan Dewi Perssik dan Ketua RT Terkait Sapi Kurban

Kompas.com - 01/07/2023, 08:00 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyebab perselisihan antara Dewi Perssik dan Malkan, ketua RT di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, mulai menemui titik terang.

Suharto (50), warga sekaligus panitia kurban setempat mengungkapkan akar masalah perselisihan disebabkan karena sopir pribadi Dewi Perssik memiliki gangguan pendengaran.

Akibatnya, perkataan yang diucapkan Malkan tidak bisa disampaikan secara utuh kepada pedangdut berusia 37 tahun itu.

"Itu kan sopir Dewi Perssik indera pendengarannya kurang ya, disampaikan di sini begini, sampai rumah Dewi Perssik jawabannya lain," ujar Suharto kepada wartawan, Jumat (30/6/2023).

Baca juga: Usai Marah-marah di Medsos, Dewi Perssik Akui Ada Miskomunikasi dengan Ketua RT soal Nitip Sapi Kurban

Salah satu pernyataan yang tidak benar adalah permintaan uang Rp 100 juta dari ketua RT.

Suharto mengatakan, ketua RT tidak pernah meminta uang sebanyak itu. Pernyataan itu keluar begitu saja layaknya sebuah celetukan.

Sebab, pihak Dewi tiba-tiba mengambil sapi kurbannya meski telah dilakukan ijab kabul penerimaan hewan kurban.

"Sudah ijab kabul penerimaan sapi, tetapi pihak sana tiba-tiba datang lagi untuk mengambil sapinya, ya pihak Pak RT malu," ujar Suharto.

Baca juga: Bantah Tolak Sapi Kurban Dewi Perssik, Ketua RT: Mau Kurban, Bukan Mau Menitipkan

Menurut Suharto, Malkan tidak marah saat Dewi Perssik ingin mengambil sapinya lagi. Tetapi, pihaknya tidak bisa membantu untuk memindahkan sapi tersebut. Mengingat, bobot sapi sampai satu ton.

"Pak RT bilang gini pas pihak sana minta bantuin angkut sapi ke truk, 'Jangankan Rp 1 juta, Rp 2 juta, Rp 100 juta pun enggak mau. Kalau mau ambil (sapi), ambil sendiri'. Pak RT enggak mau ambil risiko, kalau ada apa-apa (dengan) anak buahnya, siapa yang mau tanggung jawab," kata Suharto.

Oleh karenanya, Suharto meluruskan bahwa perkataan Rp 100 juta itu tak memiliki maksud memeras. Hanya ungkapan penolakan karena pihak RT tidak kompeten untuk memindahkan sapi Dewi Perssik.

"Wah itu (pemerasan) salah besar, sopirnya saja yang budek," ujar Suharto.

Baca juga: Duduk Perkara Perselisihan Dewi Perssik dan Ketua RT, akibat Miskomunikasi soal Menitipkan Sapi Kurban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MRT Jakarta Minta Maaf Usai Insiden Jatuhnya Besi Ribar Kejagung ke Lintasan Rel

MRT Jakarta Minta Maaf Usai Insiden Jatuhnya Besi Ribar Kejagung ke Lintasan Rel

Megapolitan
Terbongkarnya Penjualan Video Porno Anak di Telegram, Pelaku Edarkan Ribuan Video dan Raup Ratusan Juta Rupiah

Terbongkarnya Penjualan Video Porno Anak di Telegram, Pelaku Edarkan Ribuan Video dan Raup Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
PT MRT Jakarta: Terlalu Dini Menyatakan Besi Ribar Jatuh karena Induksi Elektromagnetik

PT MRT Jakarta: Terlalu Dini Menyatakan Besi Ribar Jatuh karena Induksi Elektromagnetik

Megapolitan
Petugas Kebersihan Diduga Rekam Perempuan yang Sedang Mandi di Toilet GBK

Petugas Kebersihan Diduga Rekam Perempuan yang Sedang Mandi di Toilet GBK

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 dari 6 Pelaku Pembacokan dalam Tawuran di Pademangan

Polisi Tangkap 2 dari 6 Pelaku Pembacokan dalam Tawuran di Pademangan

Megapolitan
Massa Aksi Tulis Tuntutan dengan Bahasa Arab agar Solidaritas untuk Palestina Didengar Timur Tengah

Massa Aksi Tulis Tuntutan dengan Bahasa Arab agar Solidaritas untuk Palestina Didengar Timur Tengah

Megapolitan
Warga Jaktim Butuh Lebih Banyak Ruang Terbuka dan Tempat Bermain Anak

Warga Jaktim Butuh Lebih Banyak Ruang Terbuka dan Tempat Bermain Anak

Megapolitan
“Gubernur Ideal adalah Orang yang Mengerti Persoalan Jakarta Setelah Tidak Lagi Jadi Ibu Kota”

“Gubernur Ideal adalah Orang yang Mengerti Persoalan Jakarta Setelah Tidak Lagi Jadi Ibu Kota”

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Motif Deky Jual Konten Video Porno Anak di Telegram

Faktor Ekonomi Jadi Motif Deky Jual Konten Video Porno Anak di Telegram

Megapolitan
Massa Unjuk Rasa di Depan Kedubes Amerika Serikat, Suarakan Solidaritas untuk Palestina

Massa Unjuk Rasa di Depan Kedubes Amerika Serikat, Suarakan Solidaritas untuk Palestina

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakarta Utara

Polisi Tangkap 3 Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakarta Utara

Megapolitan
Polisi Buru 398 Pelanggan Konten Video Porno Anak yang Diedarkan Deky lewat Telegram

Polisi Buru 398 Pelanggan Konten Video Porno Anak yang Diedarkan Deky lewat Telegram

Megapolitan
Menjelang Idul Adha, Masyarakat Diminta Tak Jual Hewan Kurban di Fasilitas Umum

Menjelang Idul Adha, Masyarakat Diminta Tak Jual Hewan Kurban di Fasilitas Umum

Megapolitan
Viral Video Tarif Parkir Liar Motor Rp 25.000 di JIS, Dishub DKI Kirim Anggota Tertibkan

Viral Video Tarif Parkir Liar Motor Rp 25.000 di JIS, Dishub DKI Kirim Anggota Tertibkan

Megapolitan
Soal Wacana Kaesang Duet dengan Budi Djiwandono pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Apa Iya Cuma Jadi Cawagub?

Soal Wacana Kaesang Duet dengan Budi Djiwandono pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Apa Iya Cuma Jadi Cawagub?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com