JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah klinik aborsi berkedok unit kontrakan digeruduk polisi, Rabu (28/6/2023).
Kontrakan itu berlokasi di Jalan Merah Delima Nomor 14, Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan, penggerebekan berawal dari adanya laporan dari masyarakat atas aktivitas mencurigakan seorang warga.
“Ada aktivitas yang sangat mencurigakan dari seorang warga yang baru sekitar satu atau satu bulan setengah mengontrak di tempat ini dan aktivitasnya sangat tertutup,” kata Komarudin kepada awak media di lokasi, Rabu.
Baca juga: Fakta Kasus Praktik Aborsi di Kemayoran: Pelaku Tak Berlatar Belakang Medis, Janin Dibuang ke Kloset
Saat melangsungkan olah tempat kejadian perkara (TKP), sebanyak tujuh orang telah diamankan, termasuk eksekutor aborsi.
Hingga saat ini, ada sembilan orang yang diamankan Polres Metro Jakarta Pusat.
Tersangka utama, yakni SN (51) sebagai eksekutor dan NA (33) selaku orang yang mensosialisasikan dan mencari pasien, sekaligus pengantar jemput.
Kemudian, ada SM selaku pengemudi antar-jemput dan SW selaku pembantu rumah tangga di klinik.
Sisanya, ada empat pasien berinisial J, AS, R, dan IT. Tiga di antaranya baru saja melakukan aksi aborsi dan tengah beristirahat karena masih mengalami pendarahan. Sedangkan yang satu orang baru hendak melakukan aborsi. Serta seorang laki-laki berinisial MK, kekasih salah satu pasien.
Baca juga: Soroti Praktik Aborsi Ilegal di Kemayoran, IDI Ingatkan soal Kompetensi dan Wewenang
Komarudin mengatakan, modus praktik aborsi ilegal di Kemayoran ini diatur secara rapi. Lantaran, pasien tidak datang langsung ke klinik, tetapi dijemput oleh pelaku.
“Kalau dari pemeriksaan ya, ini termasuk kategori rapi karena biar tidak vulgar, tidak terbuka, pasien tidak datang ke rumah tersebut. Pasien dijemput,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (30/6/2023) malam.
“Jadi yang memang terlihat oleh masyarakat, warga, termasuk Pak RT, hanya satu mobil itu saja,” kata Komarudin melanjutkan.
Warga setempat bahkan awalnya mengira mobil yang keluar masuk ke rumah kontrakan itu merupakan mobil pribadi.
Baca juga: Modus Rapi Klinik Aborsi di Kemayoran, Pasien Diantar Jemput Pelaku
Sebab, sejak beroperasi pada 15 Mei 2023, mobil yang dipakai tidak pernah berganti.
“Dikira mobil pemilik rumah, atau yang datang itu adalah para keluarga dari NA, tiap hari yang datang wanita. Mobilnya tidak pernah ganti, itu-itu terus sehingga masyarakat tidak curiga,” ujar Komarudin.