Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Suami Bakar Anak dan Istri di Cakung, Mulanya Tersulut Persoalan Beli Lauk

Kompas.com - 03/07/2023, 10:55 WIB
Rizky Syahrial,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang suami berinisial US (48) membakar anak dan istrinya sendiri. Peristiwa ini disulut persoalan sang istri yang keluar membeli lauk untuk makan malam di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Rabu (28/6/2023).

Akibat perbuatannya, W membuat sang istri W (37) dan dua anaknya K (14) dan N (15) menderita luka bakar serius. Bahkan, W dan N kini dirawat di RSUD Tarakan, sedangkan K dirawat di RSU Koja.

Siti, bibi W, selalu merawat korban dan anak-anaknya semenjak masuk ke rumah sakit.

Dia pula yang mengurus W dan anak-anaknya ketika pindah rumah sakit.

Baca juga: Suami Gelap Mata Saat Cekcok Berujung Bakar Istri, 2 Anak, dan Dirinya Sendiri

Sebelumnya, W dan dua anaknya ditolong warga untuk dibawa ke rumah sakit.

W dan N dibawa ke RS Islam Jakarta Sukapura. Sedangkan K di RSU Pekerja, yang tak jauh dari RS Sukapura.

Siti menceritakan kronologi peristiwa US membakar anak dan istrinya. Berdasarkan keterangan W kepada Siti, diketahui bahwa pasangan suami istri itu mulanya cekcok karena W membeli lauk terlalu lama.

"Saya tanya kronologi gimana? W jawab, 'Saya habis beli lauk untuk makan sekeluarga, Le'. Kata W, 'Mungkin kelamaan ya saya belinya'" ujar Siti menirukan percakapannya dengan W, saat ditemui di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, Minggu (2/7/2023).

Baca juga: Suami Bakar Istri dan Anak di Cakung, Polisi Pastikan Seluruh Korban Selamat

Siti mengatakan, N saat itu juga disuruh ayahnya untuk ikut mencari W. Namun, saat sedang mencari W, N justru ditampar ayahnya karena sang istri tak kunjung pulang ke rumah.

"Jadi si N juga disuruh nyari sama bapaknya terus enggak ketemu. N itu sempat ditampar sama ayahnya di jalanan," kata Siti.

Tak lama kemudian, W pulang ke rumah dengan membawa beberapa lauk untuk makan bersama.

Kemudian, mereka berkumpul dan bersiap untuk makan. Saat itu, anak N mengadu kepada W karena ditampar ayahnya.

W hanya menyuruh N untuk bersabar. Anaknya K juga saat itu ikut makan bersama.

Baca juga: Cerita Keluarga Istri yang Dibakar Suami di Cakung: Disiram Bensin saat Hendak Makan Malam

"Tiba-tiba si ayah siram bensin ke mereka bertiga diguyur saja. Setelah itu langsung menyalakan api. Jadi semuanya terbakar," jelas Siti.

Suami Siti, Ngadianto juga menceritakan lebih lanjut peristiwa ini. Menurut dia, saat itu US juga sempat terkena percikan bensin.

"Semua disiram bahkan si pelaku kena juga sedikit bensin itu. Setelah terbakar semuanya teriak-teriak saat itu," jelas Ngadianto.

Ngadianto menambahkan, K langsung lari keluar rumah dan melompat ke selokan untuk memadamkan api di tubuhnya.

Sedangkan W dan N di dalam saling memadamkan api.

"K itu lari ke luar rumah, dia lompat masuk ke selokan. Setelah itu dibantu warga dibawa duluan ke Rumah Sakit Pekerja," kata Ngadianto.

"Di dalam kan masih tiga orang, menyusul warga masuk membantu," imbuh dia.

Ngadianto mengatakan, setelah warga membantu W, suami serta anak-anaknya, tak lama kemudian polisi dan petugas pemadam kebakaran datang ke lokasi.

"Setelah itu polisi dan pemadam kebakaran datang," ucap Ngadianto.

Keluarga sempat komplain

Siti mengatakan, W dan dua anaknya sempat tidak mendapat pertolongan pertama di rumah sakit.

Siti harus bolak-balik ke RSU Pekerja untuk mengurus kebutuhan dan dokumen K.

"Sampai saya komplain kepada pihak RS, 'Saya dikenakan biaya di sini, kenapa keponakan saya tidak diberikan makan loh, harus saya yang kasih, sedangkan saya harus urus anaknya di rumah sakit lain'" ujar Siti.

"Masa sudah tergeletak di RS (W dan N), tapi enggak dibersihin atau ditindaklanjuti. Masih seperti itu saja," lanjut dia.

Setelah itu, Siti disarankan oleh kerabat lain agar W dan N dirujuk pindah perawatan ke RSUD Tarakan. Pihak RS sempat menanyakan surat rujukan lain, tetapi kata Siti, dokumen pribadi milik W yang tersisa hanya satu lembar fotokopi kartu keluarga (KK).

Hal itu dikarenakan semua dokumen milik W ikut dibakar oleh US.

"Saya bilang, 'Semua terbakar, pak'. Jadi pakai NIK dari KK," kata Siti.

Akhirnya, W dan N dipindahkan ke RSUD Tarakan. W terlebih dulu dipindahkan pada Jumat dini hari karena sudah dapat rujukan.

Pinjam uang untuk pengobatan

Siti mengatakan, dirinya sampai meminjam uang untuk menebus biaya perawatan di RS Sukapura dan RSU Pekerja.

Hal itu dikarenakan Siti tak mempunyai uang banyak. Sehari-harinya, Siti membuka warung kecil-kecilan di rumahnya.

Mau tidak mau, Siti harus meminjam kepada saudara di kampung.

"Sebelumnya saya bayar semua perawatan waktu di sana (sebelum di rujuk ke RSUD Tarakan dan RSU Koja," ujar Siti.

Baca juga: Penggalang Dana untuk Istri yang Dibakar Suami di Cakung Mengaku Buka Donasi atas Izin Keluarga

"Namanya saya orang enggak ada uang, akhirnya pinjam sana sini," tambah dia.

Bahkan, ia dan kerabat lainnya sempat menaruh STNK sepeda motor sebagai penjamin. "Sampai STNK saya dan keponakan saya juga digadai di rumah sakit," jelas Siti.

"Jadi STNK motor suruh ditinggal di situ, karena saya baru pembayaran Rp 1 juta. Karena seharusnya 1 pasien membayar Rp 3 juta lebih, jadi biaya dikenakan Rp 6 juta lebih," ujar dia.

Namun, Siti tiba-tiba mendapat bantuan dari donasi yang terkumpul.

Donasi itu datang usai beredar viral video kondisi terakhir W dan N yang penuh luka bakar.

"Iya setelah kakak saya unggah video W, itu baru viral. Ada yang berikan bantuan donasi," jelas Siti.

Kemudian, setelah kasus ini ditangani polisi, biaya perawatan W, K, dan N ditanggung sepenuhnya alias gratis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Megapolitan
RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Megapolitan
Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Megapolitan
Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Megapolitan
Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com